Sukabumi perkuat ekosistem ketahanan pangan terpadu - WisataHits
Jawa Barat

Sukabumi perkuat ekosistem ketahanan pangan terpadu

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG – Berdasarkan rilis BPS Juli 2022, Provinsi Jawa Barat mengalami inflasi sebesar 4,94% (yoy), terutama didorong oleh kenaikan harga volatile food.

Berbagai upaya menjaga ketahanan pangan di daerah sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mencegah potensi tekanan inflasi.

Menyikapi tantangan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi menggelar Pertemuan Tingkat Tinggi (HLM) Ekosistem Ketahanan Pangan Terpadu – Pangsi bertajuk “Sukabumi Project” pada Kamis (4/8/2022).

Proyek HLM Ekosistem Pangsi – Sukabumi yang berlokasi di Pendopo Kabupaten Sukabumi merupakan langkah awal dari sinergi kerjasama hexa-helix antara Kota Sukabumi, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Bank Indonesia Jawa Barat, lembaga pendidikan perbankan dan asosiasi dengan kelompok masyarakat inklusif termasuk pondok pesantren , kelompok masyarakat subsisten, kelompok tani hingga desa wisata di Kota/Kabupaten Sukabumi.

Dalam jangka panjang, penerapan ekosistem Pangsi menjadi kunci untuk mengantisipasi potensi tekanan inflasi. Sementara itu, upaya pengendalian inflasi jangka pendek di wilayah Sukabumi ditandai dengan penyerahan demplot cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah dari Koperasi Tani Mandiri Sejahtera kepada Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat. , Wakil Bupati Sukabumi dan Wakil Walikota Sukabumi.

Serah terima tersebut merupakan komitmen untuk membantu pengendalian inflasi dan mendorong pengembangan sektor pertanian, perikanan, kelautan dan pariwisata untuk menjaga ketahanan pangan.

Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami menyatakan, seluruh jajaran Pemkot dan Pemkab Sukabumi serta seluruh pemangku kepentingan terkait di wilayah Sukabumi bersedia bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mengimplementasikan ekosistem Pangsi melalui berbagai program pengembangan secara konsisten dan dukungan terhadap pondok pesantren, kelompok masyarakat. dan kelompok tani untuk mendorong pengembangan sektor pertanian, perikanan, transportasi laut dan pariwisata.

Efisiensi dan efektivitas proses bisnis antar kelompok masyarakat yang tergabung dalam ekosistem Pangsi merupakan langkah yang sangat strategis dalam upaya menciptakan ekosistem yang terintegrasi untuk menciptakan daya saing unggul yang dapat berkontribusi pada ketahanan pangan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto menjelaskan melalui ekosistem Pangsi, kelompok masyarakat seperti pesantren, kelompok tani dan kelompok masyarakat fokus pada sisi hulu hasil pertanian, budidaya perikanan, perikanan tangkap, pembenihan dan pembibitan, didorong untuk memiliki produk kemasan atau produk olahan turunan yang bernilai tambah melalui dukungan dan kemitraan dari pemerintah daerah, kementerian/lembaga, Bank Indonesia, lembaga pendidikan perbankan.

Selain itu, untuk mendorong efisiensi dan efektivitas proses bisnis sekaligus meningkatkan daya saing, semua pihak yang terlibat dalam ekosistem Pangsi didorong untuk mempercepat implementasi digitalisasi end-to-end dari produksi hingga pasca produksi hingga pemasaran – Sisi pembiayaan pembayaran melalui implementasi : smart farming, smart fishery, packhouse, cold logistics untuk mengoptimalkan penggunaan layanan perbankan digital.

Selain itu, ekosistem Pangsi diintegrasikan ke dalam sektor pariwisata Sukabumi melalui desa wisata dengan konsep agrowisata, sehingga tidak hanya menghadirkan keindahan alam pariwisata sebagai daya tarik wisata utama, tetapi juga berkontribusi dalam penguatan ketahanan pangan melalui daya tarik wisata lainnya. dan memberikan pengalaman pengguna bagi wisatawan terkait proses hulu dan hilir dari produk makanan hingga produk makanan olahan dalam kerangka konsep agritourism.

Source: jabarprov.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button