Penghargaan Pusat Kebudayaan PWI 2023: Penghargaan Bupati/Walikota untuk Inovator Pangan, Pakaian dan Papan - WisataHits
Jawa Barat

Penghargaan Pusat Kebudayaan PWI 2023: Penghargaan Bupati/Walikota untuk Inovator Pangan, Pakaian dan Papan

Koranmemo.com – Indonesia menghadapi tantangan akhir-akhir ini, antara lain swasembada pangan, sandang berkepribadian, dan papan yang sesuai dengan alam dan kearifan lokal.

Untuk turut menjawab tantangan mendasar tersebut, Pusat Anugerah Kebudayaan PWI 2023 dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) di Medan Februari 2023 menitikberatkan pada bupati dan walikota yang inovatif di bidang pangan, sandang, dan tubuh berbasis informasi dan budaya ( kearifan lokal). ).

“Sejak pertama kali penghargaan budaya diberikan pada HPN 2016 di Lombok. Kemudian, pada HPN 2020 Banjarmasin, HPN 2021 Jakarta dan HPN 2022 Kendari, kami mengangkat isu riil tantangan bangsa. Kali ini kami mengangkat topik ‘inovasi’ pangan, sandang dan pangan berbasis informasi dan budaya (kearifan lokal)’”, ujar Presiden Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Atal.S. Depari, penanggung jawab HPN 2023 yang akan berlangsung di Medan, Sumatera Utara.

Baca Juga: Ini Pernyataan Kapolres Kota Malang dalam Penilaian Posko Polda Jatim

Pers sebagai pilar keempat demokrasi, kata Atal, bertanggung jawab untuk berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan intelektual bangsa. Tidak terbatas pada aspek ekonomi dan politik, tetapi pada semua aspek berbangsa dan bernegara, termasuk budaya. Dengan latar belakang ini, Penghargaan Budaya PWI Pusat dipersembahkan.

Atal mengajak para bupati/walikota dari seluruh tanah air yang telah berhasil menerapkan berbagai inovasi di bidang pangan, sandang dan papan untuk mengikuti program budaya ini. Untuk menginspirasi semua orang, kami mewujudkan swasembada pangan, pakaian dengan kepribadian dan papan (bangunan/rumah) yang selaras dengan alam dan kearifan lokal.

Tidak berurusan dengan KPK

Direktur Eksekutif PWI Cultural Awards Yusuf Susilo Hartono menambahkan, syarat utama seorang Bupati/Walikota untuk mengikuti program ini adalah Bupati/Walikota yang aktif. Saat ini belum ada kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Masa jabatannya belum berakhir ketika Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 berlangsung hingga puncaknya pada 9 Februari 2023.

Baca juga: Wisata Bouwplan, Dua Ikon Keindahan Kota Malang Ini Masih Tetap Ada

Persyaratan lainnya adalah mendaftar dengan mengirimkan proposal dan video pada salah satu dari tiga sub-tema. Yaitu 1) Inovasi pangan berbasis kearifan lokal dan informasi global untuk swasembada. 2) Inovasi busana yang berkepribadian, berbasis kearifan lokal dan informasi global. 3) Inovasi papan berdasarkan kearifan lokal, keselarasan dengan alam dan informasi global.

“Inovasi adalah desain atau inovasi baru yang dapat didefinisikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan penggunaan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk menciptakan atau meningkatkan produk, proses, dan/atau sistem baru, yang menawarkan signifikan atau nilai yang signifikan. kata Yusuf.

Mengenai subtema makanan, ia menjelaskan bahwa makanan lokal Indonesia sangat banyak. Namun, kami fokus pada beras dan karena itu bergantung pada impor. Di sisi lain, jika kita ingin mengakui bahwa setiap daerah memiliki kearifan lokal dalam hal keragaman pangan dan mau berinovasi dengan teknologi dan informasi, maka keragaman produk industri pangan lokal berpotensi untuk mewujudkan kemandirian pangan suatu bangsa. wilayah atau suatu negara. Dengan sendirinya akan mempercepat terwujudnya ketahanan dan swasembada pangan nasional.

Adapun subtema sandang adalah tentang sandang, bukan hanya sandang yang menutup aurat, melainkan sandang sebagai nilai dan identitas individu, daerah dan nasional. Dalam perwujudan busana sebagai ekspresi dari nilai dan identitas tersebut, banyak daerah yang mengembangkan desain motif, penanaman kembali berbagai pohon untuk pewarnaan alam, dan penghijauan lingkungan untuk melakukan berbagai inovasi terkait industri sandang: dari produksi hingga pemasaran, pemasaran, penjualan, individu, offline atau online. Dan pemerintah juga berkomitmen mewujudkan kedaulatan garmen melalui Gerakan Nasional Bangga Buat Indonesia (GBBI).

Baca juga: Lowongan PT TEMAS Tbk, Butuh Karyawan di 5 Posisi Strategis, Ini Syaratnya

Subtema dewan ini menekankan pada landasan kearifan lokal, keselarasan dengan alam, dan informasi global. Sehingga di zaman yang terus berubah, pro(rumah), pro(kantor), pro(hotel), pro(sekolah), tempat ibadah, pasar dan lain-lain tidak hanya fungsional dan “modis”, tetapi tetap menjadi jiwa bagi penduduk, daerah dan bangsa. Inovasi arsitektur modern yang bersifat “arsitektural” dan kebijakan yang mengutamakan identitas dan kearifan lokal yang selaras dengan lingkungan alam menjadi jalan keluar.

Saran, video, dan penjangkauan

Usulan setebal 25 halaman di atas belum termasuk lampiran Perda terkait dan Pokok-pokok Pemikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). Didukung visualisasi video dengan durasi 7-10 menit. Berkas akan dikirim melalui email ke Panitia Anugerah Budaya PWI Pusat: [email protected]. Paling lambat 1 November 2022.

Sistem saran dan video akan dijelaskan pada Sosialisasi melalui Zoom meeting pada hari Jumat, 19 Agustus 2022 pukul 14.00 – 16.00 WIB. Dari nara sumber, Ketua Umum PWI Pusat dan Ketua Pelaksana Anugerah Budaya PWI Pusat. “Pertanyaan terbuka untuk pengurus PWI provinsi, kabupaten dan kota, serta kepala dinas kabupaten/kota yang mewakili kepala daerah masing-masing,” kata Yusuf seraya menambahkan, pengurus PWI daerah diharapkan mulai dari proses pendaftaran hingga menerima hadiah PWI (terpilih). oleh juri).

Baca Juga: Menghadap Taman Nasional Komodo, Ini 11 Tempat Wisata Di Sekitar Pulau Komodo Nan Asri

Tim Juri Anugerah PWI Pusat 2023 yang terdiri dari wartawan senior, akademisi, budayawan, pemerhati seni dan budaya, Pengurus Pusat PWI yang menjadi juri tetap dan mengawal penganugerahan.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2016, 36 kepala daerah telah menerima Penghargaan Budaya PWI Pusat hingga saat ini, di antaranya Ridwan Kamil (sebagai Walikota Bandung), Abdullah Azwar Anaz (sebagai Bupati Banyuwangi), Umar Ahmad (sebagai Bupati Tubaba). ) . ), Airin Rachmi Diany (saat menjadi Walikota Tangerang Selatan), Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari, Bupati Magetan Suprawoto, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi dan Bupati Indramayu Nina Agustina.

Penerbit Ahmed Saichu

Source: www.koranmemo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button