Jawa Timur

Pembangunan Taman Sejarah Majapahit di Trowulan Mojokerto membutuhkan biaya Rp 50 miliar

DAERAH, Jawa Pos Radar Mojokerto – Disbudporapar akan membangun sejarah Majapahit di kabupaten Trowulan. Bekas Tanah Kas Desa (TKD) Trowulan akan menelan biaya hingga Rp 50 miliar untuk dibangun.

Kadisbudporapar Mojokerto Norman Handhito mengatakan perkembangan sejarah Majapahit menjadi semangat baru pemerintah dalam mengembangkan kawasan wisata sejarah di Trowulan. Selain sebagai ikon baru, tentunya akan mendongkrak industri kreatif masyarakat. “Selain itu, berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan juga dikenal hingga mancanegara. Tentunya perkembangan sejarah Majapahit akan menambah daya tarik wisata tersendiri,” ujarnya.

Para wisatawan akan disuguhi berbagai miniatur situs yang merupakan benda cagar budaya nasional di taman yang sedang dibangun di Tanah Kas Desa (TKD) Desa/Kecamatan Trowulan. Tidak hanya di Mojokerto tetapi juga fakta sejarah di sejumlah daerah.

Menurut rencana induk, mahkota atap khas Majapahit yang akan dikerjakan tahun depan didasarkan pada mahkota atap Masjid Demak. Selain itu, konsep Joglo pada bangunannya juga merupakan perpaduan dari bangunan khas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Konsep singgasana Raja Majapahit juga terinspirasi dari Masjid Agung Demak yang konon merupakan singgasana peninggalan kerajaan Majapahit. “Monumen utamanya adalah Surya Majapahit, sebuah simbol yang mewakili kebesaran kerajaan Majapahit. Tugu ini berhiaskan relief Sri Tanjung,” ujarnya.

Selain gapura depan dengan konsep Pura Wringin Lawang, di depan taman juga terdapat patung Gajah Mada berukuran jumbo dengan tinggi sekitar 14 meter. Selain itu, di area amfiteater dilengkapi dengan replika kapal Jong Jawa. “Sehingga sejarah Majapahit kaya akan ilmu pengetahuan, sangat cocok sebagai tempat wisata edukasi, termasuk nantinya sebagai referensi wisata sejarah bagi pelajar dan mahasiswa,” jelasnya.

Dengan konsep ini, kata Norman, wisatawan disuguhkan penampakan kerajaan kuno yang pernah berjaya di Mojokerto. Bukan hanya ikon baru, tetapi juga upaya pemerintah untuk melestarikan warisan sejarah.
Keberadaan sejarah Majapahit menjadi pelengkap kawasan wisata Segitiga Emas, yang sering disahkan oleh pemerintah setempat. Dengan cara ini, masyarakat diajak untuk lebih melestarikan budaya dan warisan nenek moyang mereka.

– Iklan –

Tujuannya untuk melindungi kawasan bersejarah dan menjadi media promosi objek wisata sejarah yang tersebar di 18 kecamatan. “Mengoptimalkan segitiga emas pariwisata tidak lebih dari mendongkrak perekonomian masyarakat. Termasuk pendapatan asli daerah di sektor pariwisata,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Mojokerto memastikan pengembangan destinasi wisata bersejarah di Trowulan akan terus berlanjut pada tahun depan dengan proyeksi biaya hingga Rp 50 miliar. Selain sebagai proyek strategis nasional, masterplan yang menjadi acuan pembangunan juga telah rampung.

Kepastian ini tentunya menjadi angin segar dan dukungan bagi pemerintah daerah untuk mencerminkan city branding Mojokerto Penuh Keagungan Majapahit, yang berarti “Keagungan Penuh Majapahit”. Artinya, Majapahit bukan sekedar slogan, tetapi diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur yang berprinsip memberi manfaat bagi sektor industri kreatif di masyarakat. ”Dengan pembangunan ini, percepatan pembangunan ekonomi daerah harus diwujudkan. Anggarannya akan sepenuhnya dibiayai oleh APBN,” katanya.

Di sisi lain, pemerintah daerah diminta hanya menyediakan anggaran perencanaan dan pemantauan. Dari dua kegiatan tersebut, Disbudporapar menyelesaikan masterplan tahun lalu dengan anggaran Rp 954 juta. Sedangkan pengawasan dalam APBD 2023 diperkirakan hanya bernilai Rp 1 miliar. (ori/ron)

Source: radarmojokerto.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button