7 Peninggalan Kerajaan Majapahit Yang Masih Ada Hingga Saat Ini - WisataHits
Jawa Timur

7 Peninggalan Kerajaan Majapahit Yang Masih Ada Hingga Saat Ini

TEMPO.CO, jakarta – Pusat kota Majapahit terletak di dekat desa Trowulan, 12 km barat daya kota Mojokerto di provinsi Jawa Timur. Berpusat di Jawa Timur, kerajaan ini memiliki banyak peninggalan sejarah di wilayah Jawa Timur, berikut adalah beberapa situs warisan budaya Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

1. Candi Jabung

Candi Jabung yang dilansir dari laman Kecamatan Paiton adalah sebuah candi yang berada di Desa Jabung, Paiton Probolinggo. Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, bangunan suci ini menghadap ke barat dengan tangga di bagian depan. Candi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaki, badan dan atap.

Candi Jabung dulunya dikelilingi pagar bata merah, namun sekarang hanya ada satu sudut pagar di sisi barat daya candi dengan menara di tengahnya.

2. Situs Trowulan

Membaca : Museum Situs Kerajaan Majapahit dibangun kembali

Dikutip dari situs culture.kemdikbud.go.id, Situs Trowulan adalah satu-satunya situs perkotaan pada periode Klasik di Indonesia. Halaman ini meliputi wilayah Kecamatan Trowulan dan Soko di Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang.

Situs Trowulan merupakan bekas kota Kerajaan Majapahit yang dibangun di atas dataran yang membentuk ujung tiga barisan pegunungan yaitu Gunung Penanggungan, Welirang dan Anjasmara.

3. Candi Bajangratu

Candi Bajangratu mengawali halaman Pustaka Candi dan terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini masih menyimpan banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik tahun pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, maupun fungsinya.

Mengenai fungsi candi, diperkirakan Candi Bajangratu dibangun untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah adanya relief Sri Tanjung di dasar gapura yang menggambarkan kisah kesembuhan. Relief dengan cerita penyembuhan juga ditemukan di Candi Surawana, antara lain.

Bagian dalam candi membentuk koridor yang membentang dari barat ke timur. Tangga dan lantai aula terbuat dari batu. Bagian dalam atap candi juga terbuat dari balok-balok batu, disusun dengan arah utara-selatan, membentuk ruang sempit di bagian atas.

4. Candi Wringin Lawang

Candi Wringin Lawang adalah sebuah candi yang berada di Dusun Wringin Lawang, Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini memiliki fungsi sebagai gerbang luar sebuah kompleks bangunan.

Di sisi kiri dan kanan anak tangga Candi Wringin-Lawang terdapat celah hingga 2 meter di antara kedua belahan gapura. Tidak ada ukiran atau relief di dinding candi. Pada bagian atapnya, Candi Wringin Lawang berbentuk seperti piramida bertumpuk dengan bagian atas berbentuk bujur sangkar.

5. Kuil Tikus

Membaca : Situs purbakala Kumitir berlanjut, daftar candi Majapahit diperluas

Candi yang melansir laman candi.perpusnas.go.id ini terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi Tikus yang semula terkubur dalam tanah, ditemukan kembali pada tahun 1914. Nama “Tikus” dari candi ini hanyalah nama yang digunakan oleh masyarakat setempat. Konon tempat candi itu berada merupakan sarang tikus ketika ditemukan.

Bentuk candi ini telah memicu perdebatan di kalangan sejarawan dan arkeolog, sebagian ahli berpendapat bahwa candi ini merupakan tempat pemandian kilat bagi keluarga kerajaan, sebagian lainnya berpendapat bahwa bangunan ini merupakan tempat berlindung dan penyaluran air bagi masyarakat Trowulan.

6. Kitab Sutasoma

Tidak hanya peninggalan berupa bangunan, kerajaan Majapahit juga meninggalkan peninggalan lainnya. Dikutip dari situs Museum Nasional, Kitab Sutasoma ditulis dalam bahasa Jawa Kuno oleh Mpu Tantular pada akhir abad ke-14 pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Buku ini menggambarkan toleransi beragama yang telah lama ada di Kerajaan Majapahit.

7. Candi Panataran

Candi Panataran merupakan gugusan bangunan kuno yang membujur dari barat laut ke timur. Pura ini terletak di Desa Panataran, Kecamatan Ngkeggok, Kabupaten Blitar. Dalam kitab Negarakertagama, Candi Penataran disebut dengan Candi Palah.

Berdasarkan prasasti di atas batu di sisi selatan bangunan utama, Candi Palah diyakini dibangun pada awal abad ke-12 M atas perintah Raja Srengga dari Kediri. Namun Candi Panataran terus mengalami perkembangan dan perbaikan bahkan setelah pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

MUHAMMAD SAIFULLOH

Membaca : Puluhan artefak peninggalan Majapahit di balai desa

Selalu update informasi terbaru. Tonton berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di saluran Telegram “http://tempo.co/”. klik bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button