Pedagang cuanki sengsara, efek produk tahu makin langka
PIKIRAN ORANG – Pengrajin tahu dan tempe sepakat untuk menghentikan produksi pada 28-31 Oktober 2022. Selain itu, mereka juga menyepakati kenaikan harga jual Tahu dan Takus sebesar 10 hingga 15 persen.
Pemberitahuan itu berdasarkan surat pemberitahuan dari Asosiasi Tahu-Tempe Jawa Barat. Para perajin tahu dan tempe mengharapkan pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan bahan baku tahu dan tempe.
Sementara itu, pemogokan pengrajin tahu dan tempe membuat para pedagang kesulitan mengolah tahu dan tempe. Misalnya dealer kas di Lembang. Mereka terpaksa tidak bisa berjualan sampai para pengrajin tahu dan tempe berproduksi.
“Untuk bahan baku cuanki, saya mengandalkan tahu cibuntu. Soalnya, teksturnya agak mengembang saat digoreng. Beda dengan jenis lain yang cenderung basah, jadi susah keringnya,” kata Amin, 50, seorang kasir di Lapangan Lembang, Kamis 27 Oktober 2022.
Baca Juga: Son Ye Jin dan Hyun Bin Akhirnya Umumkan Jenis Kelamin dan Bulan Kelahiran Anak Pertama
Amin mengatakan, dia menggunakan uang tunai untuk membeli 1.000 potong tahu setiap minggu sebagai bahan baku. Nantinya, tahu akan menghasilkan sekitar 2.000 cuanki.
Namun, Amin tidak sempat berbelanja lagi. Tahu hanya memberikan 500 potong. Biasanya jumlah ini hanya cukup untuk satu hari di akhir pekan, karena Amin juga memasok tahu ke destinasi wisata.
“Sepertinya para pengrajin tahu sedang mogok kerja, saya ingin kembali ke kampung halaman saya di Singapura dulu. Karena saya tidak punya stok, tidak mungkin dijual,” katanya.
Tiga kali lipat
Source: news.google.com