Nasib pengrajin cinderamata kerang di pasar wisata pangandaran yang masih berjuang untuk tidak bangkrut - WisataHits
Jawa Timur

Nasib pengrajin cinderamata kerang di pasar wisata pangandaran yang masih berjuang untuk tidak bangkrut

Nasib pengrajin cinderamata kerang di pasar wisata pangandaran yang masih berjuang untuk tidak bangkrut

Reporter:
Deni Nurdiansah|

Editor:
Tiko Heryanto|

Minggu 29/01/2023, 22:42 WIB

Nasib pengrajin cinderamata kerang di pasar wisata pangandaran yang masih berjuang untuk tidak bangkrut

Usaha pembuatan souvenir kerang di pasar wisata pangandaran masih lesu akibat sepinya wisatawan yang berbelanja. -Deni Nurdiansah/Radar Tasikmalaya-

PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Usaha pembuatan souvenir kerang di pasar wisata PANGANDARAN nampaknya masih lesu. Bagi para perajin dan pedagang, dampak pandemi Covid-19 sangat mengurangi kelangsungan usaha kerajinan souvenir kerang karena sepi pembeli.

Pengrajin dan penjaja cinderamata kerang di pasar wisata pangandaran hanya bisa bertahan. Bahan dan produk kerajinan yang dijual tidak lagi bergantung pada pihak luar, sehingga mereka menjual souvenir kerang untuk bertahan hidup.

Sebelum pandemi, perajin souvenir kerang setidaknya berpenghasilan Rp 1-2 juta per minggu.

“Tapi sekarang untung juga dapat Rp 300.000 per minggu,” kata Susilawati, salah seorang pedagang kepada Radar, Minggu, 29 Januari 2023.

BACA JUGA: Alhamdulillah Tarif Bantuan Rutilahu ke Kota Banjar Meningkat, Lihat Persyaratan Penerima Manfaat Disini

“Sekarang jika Anda memiliki cukup waktu berjalan hanya untuk bertahan hidup, Anda tidak akan bangkrut,” jelasnya.

Susi biasanya membawa bahan kerajinannya dari Jawa Timur dan Pangandaran setempat.

“Sekarang saya pikir-pikir dulu, salah satu alasannya ongkos kirim (ongkos kirim, red) cukup mahal,” ujarnya.

Normalnya ongkos kirim yang harus dikeluarkan untuk mengimpor bahan kerajinan dari Jawa Timur adalah Rp 5 juta. “Makanya saya kadang harus berdagang dengan barang sebagian agar tidak terlalu berat,” ujarnya.

BACA JUGA: Mahasiswa STISIP Bina Putera Banjar yang berhalangan hadir akan dapat merekam materi kuliah alhasil

Minimnya pembeli cinderamata kerang juga dipengaruhi oleh sedikitnya bus yang membawa wisatawan ke kawasan pasar wisata Pangandaran.

“Kebanyakan wisatawan diantar langsung ke hotel. Bus pariwisata di sini (Pasar Wisata, Red.) hanya untuk parkir. Makanya sedikit sekali orang yang mau beli oleh-oleh,” keluhnya.

Bergumul dengan situasi di tengah daya beli wisatawan menjadi tantangan tersendiri bagi Susi. Namun, tidak demikian halnya dengan pedagang lainnya.

Dia mengatakan beberapa rekan pedagang lainnya lebih memilih untuk tidak menjual lagi. Pendapatan yang dihasilkan tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan. “Sekarang ini sangat sedikit[dealer yang menjual]kami bertahan saja,” jelasnya.

Sumber:

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button