Nama Pelabuhan Internasional Tanjungpura benar - WisataHits
Jawa Tengah

Nama Pelabuhan Internasional Tanjungpura benar

PONTIANAK – Syafaruddin Usman yang tertarik dengan kajian sejarah dan budaya Kalbar menilai penamaan Pelabuhan Internasional Tanjungpura sudah tepat. Alasan pertama, penyebutan tanjungpura lebih enak didengar. Karena mengingatkan pada pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia yang sudah ada sebelumnya, seperti Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Tanjung Balai, Tanjung Uban dan lain sebagainya.

“Sekarang kita pikir Semarang itu namanya Tanjung Emas misalnya, kenapa tidak disebut Mataram misalnya? Atau Surabaya kenapa tidak disebut misalnya Pelabuhan Laut Surabaya atau Pelabuhan Morokrembangan atau Pelabuhan Kembang Jepun kenapa disebut Tanjung Perak? Lalu pelabuhan di Jakarta, kenapa tidak Batavia, Betawi, kenapa namanya Tanjung Priok, kenapa tidak Kijing, kenapa tidak Mempawah atau nama-nama beberapa tokoh,” jelasnya.

Sejak saat itu ia merasa pemilihan nama Tanjungpura tidak salah. Tanjungpura, lanjutnya, tidak boleh dianggap hanya sebagai salah satu kerajaan yang pernah ada di Kalbar, tepatnya di Kabupaten Ketapang. Sehingga ada konotasi bahwa nama ketapang berlabuh di tempat yang jauh dari ketapang.

“Bukan seperti itu. Tanjungpura, coba kita buka di kitab Nagarakretagama bahwa tidak ada negara atau daratan atau pulau lain di luar Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa adalah Jawa Dwipa, Sumatera adalah Swarnadwipa tetapi untuk Kalimantan” Namanya awal wajah nagari, wajah cincin tanjungpura. pulau terkemuka di luar jawa dan sumatera, awalnya wajah cincin tanjungpura wajah tanjungpura, atau jubah negara, “jelasnya.

Juga, Syafaruddin menjelaskan, disebut Tanjungpura karena Tanjungpura adalah nama lain dari Kalimantan di masa lalu. Dan dominan Kalimantan atau Tanjungpura adalah Kalimantan Barat, maka memilih Tanjungpura untuk penamaan pelabuhan di Kalimantan Barat dianggap sebagai pilihan yang tepat.

“Misalnya kalau nama ini berlabuh untuk pelabuhan atau Kodam, universitas, itu menggambarkan kehebatan Kalbar di masa lalu dan kehebatan Kalbar di masa depan,” jelasnya.

Namun, dia tidak ingin mengecilkan nama-nama lainnya. Kalau harus dipaksakan dengan nama Kijing, menurut Syafaruddin, dulu tidak ada nama Kijing. Kawasan ini sudah dikenal sebagai Tanjung Sanggau pada zaman penjajahan Belanda.

“Nantinya hanya disebut Pantai Kijing karena dijadikan sebagai objek wisata di Kabupaten Pontianak sebelum disebut Kabupaten Mempawah. Padahal, sebaliknya adalah Pulau Kijing. Pulaunya jadi besar karena dijadikan objek wisata, tapi kalau dibandingkan dengan Kalimantan yang dulu disebut Tanjungpura, berapa perbandingannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bang Din begitu akrab disapa memutuskan penamaan Tanjungpura memang tepat. Menurutnya, jika ada pihak yang ingin berdiskusi, mereka harus belajar dari masa lalu. Karena kemegahan nama Tanjungpura berasal dari sejarah, budaya dan arkeologi masa lalu.

“Bukan berarti tanjungpura itu matan, simpang itu, ketapang itu sukadana, kan. Tanjungpura yang dimaksud memiliki hubungan erat dengan Kalimantan di barat, Kalimantan Barat seperti sekarang ini,” jelasnya.

Tapi kalaupun Tanjungpura seharusnya menjadi wilayah kerajaan yang menjadi Sukadana, Simpang ke Matan tetap ada hubungannya dengan Mempawah. Salah satu sultan yang bertahta adalah Sultan Muhammad Zainuddin, menantu Raja Mempawah Opu Daeng Manambon.

“(Opu Daeng Manambon) Yang merintis di negeri Mempawah, sudah ada pendahulunya kan. Artinya ekspansi kekuasaan, hegemoni kekuasaan dari segi budaya, sejarah, pembangunan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat sudah ada sejak lama,” imbuhnya.

Selain itu, menurut dia, nama Tanjungpura diabadikan untuk mengenang kejayaan masa lalu. Posisinya disamakan dengan Tanjung Priok karena konon juga menggambarkan kemegahan Batavia. Begitu pula dengan Tanjung Emas yang konon menggambarkan betapa hebatnya Semarang.

“Ada Ngayogyakarta Hadiningrat, ada Mangkunagaran, apa lagi di sana, juga Tanjung Perak. Belum lagi jubah lainnya. Tanjung ini identik dengan pelabuhan, dengan navigasi, dengan laut,” pungkasnya. (Batang)

Source: pontianakpost.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button