Lihatlah keindahan tie-dye. Khas Kabupaten Serang, memiliki 12 motif
Merdeka.com – Indonesia dikenal di seluruh dunia sebagai surga batik. Setiap daerah memiliki motif yang khas, salah satunya di Kabupaten Serang, Banten. Ke-12 motif asli daerah itu dipamerkan ke publik pada Kamis (11 Oktober).
Ke-12 motif tie-dye mengangkat isu-isu budaya dan pariwisata lokal, termasuk keanekaragaman hayati. Motifnya konon mewakili kekayaan Kabupaten Serang.
“Alhamdulillah, kita sudah mulai pewarna dasi Biasanya untuk Kabupaten Serang ada 12 motif. Dan kita mulai dikenalkan ke masyarakat,” kata Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, dikutip ANTARA.
2 dari 5 halaman
Dari pola buah hingga pencak silat
©2020 YouTube Dapoer Mama Dayan/Merdeka.com
Ke-12 motif tersebut adalah Pamarayan dan Padi Bandung, Gandaria, Tembikar Bumijaya, Karang Bolong, Mercusuar Cikoneng serta Burung Pancawarna dan Jamblang.
Kemudian Pencak Silat dan Golok, Pulau Sangiang, Danau Rawa dan Elang Jawa, Buah Jamblang, Wisata Bahari Pulau Tunda dan Pencak Silat dan Ornamen Tembikar.
Motif tersebut merupakan hasil penelitian pengembangan bekerjasama dengan Rumah Batik Komar.
3 dari 5 halaman
Punya berbagai warna
©2020 YouTube Dapoer Mama Dayan/Merdeka.com
Untuk warna, tie dye khas Kabupaten Serang memiliki warna yang tidak mencolok dan memberikan kesan kalem, seperti merah marun, kuning kecokelatan, biru hingga ungu.
momen mulaibatik terlihat cantik dikenakan oleh anak muda Kang Nong Ikon Pariwisata Kabupaten Serang.
Model tersebut sebelumnya dirancang oleh desainer Mulya Citra Bordir, Tedjo Batik dan Rhamala.
“Kami melihat Batik Kabupaten Serang bersama-sama, setelah diadakan dan dipadupadankan oleh desainer, terlihat indah,” katanya.
4 dari 5 halaman
Siap dipromosikan secara luas
©2020 YouTube Dapoer Mama Dayan/Merdeka.com
Tatu menambahkan setelah pengenalan tie-dye, akan terus dipromosikan dalam skala yang lebih luas. Semoga motifnya terus berkembang.
“Masih banyak yang harus dilakukan pemerintah daerah dengan tie-dye. Dan para pembatik ini masih dibawah arahan Rumah Batik Komar. Ini tahap awal, mudah-mudahan terus berkembang dan motifnya meningkat,” kata Tatu.
Para perajin batik juga terus didorong untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya, juga dari segi sumber daya manusia, permodalan dan pemasaran. ASN di pemerintah daerah juga diwajibkan memakai batik lokal sebagai seragam khas.
“Kami memakai tie-dye setiap hari Kamis dan saya mewajibkan setiap departemen memiliki seragam dengan motif tie-dye Kabupaten Serang. Karena pemasaran di luar daerah tidak mungkin bagi kami tanpa menggunakan terlebih dahulu. Tujuan akhirnya tentunya UMKM kita yang menjadi tie dye di Kabupaten Serang bisa sejahtera secara ekonomi,” kata Tatu.
5 dari 5 halaman
Batik diabadikan dalam sebuah buku
Batik ini sendiri kemudian diabadikan dalam sebuah buku dengan hak cipta paten.
Pemilik Rumah Batik Komar Komarudin Kudiya mengatakan sebagai salah satu pengusaha tie-dye, ia bersedia membantu mempromosikan tie-dye lokal khas Serang.
“Kami memiliki program pertukaran batik Indonesia. Dan setiap dua minggu sekali kami meminta perajin tie-dye Kabupaten Serang untuk mengirimkan foto hasil karya tie-dye mereka. Dan akan kita promosikan ke seluruh Indonesia,” kata pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI).
Ia juga mengatakan akan membuat pola seperti yang ada di buku tersebut agar menjadi tren nasional sehingga bisa melengkapi khazanah batik di seluruh Indonesia.
“Langkah selanjutnya membuat pola dari buku dan mengikuti tren nasional. Semoga Batik Kabupaten Serang bisa melengkapi mozaik batik nasional ke depannya,” ujarnya.
(mdk/nrd)
TOPIK TERKAIT
Source: news.google.com