Konser keras, festival, dan tur musik - WisataHits
Jawa Tengah

Konser keras, festival, dan tur musik

Konser keras, festival, dan tur musik

SETELAH INI Setelah lebih dari dua tahun terhentinya animasi akibat pandemi, industri musik tanah air bisa bernafas lega bahkan mulai beroperasi pada 2022. Panggung konser dan festival telah dihidupkan kembali dengan kejayaannya dan disambut dengan meriah oleh para pecinta musik.

Joyland Festival di Nusa Dua, Bali, Maret lalu menjadi pertunjukan musik besar pertama sejak pandemi. Dilanjutkan dengan konser Rossa, Isyana, Raisa, rangkaian tur keliling 30 Dewa 19 kota dan acara tahunan Java Jazz Festival yang absen di tahun sebelumnya. Semester kedua hingga akhir tahun 2022 akan semakin padat. Diantaranya adalah Dream Theater Concert in Solo, Pestapora Music Festival, Synchronize Fest, Soundrenaline, Djakarta Warehouse Project (DWP) dan Head in The Clouds Jakarta.

Musisi dunia berbondong-bondong tampil di Indonesia. Dari Westlife, Michael Belajar Rock ke The Script. Belum lagi sejumlah idol K-pop yang menggelar konser atau fan gathering di Indonesia, pasar mereka yang besar. Ada NCT 127, TXT, Stray Kids, Seventeen dan masih banyak lagi.

Memfasilitasi mobilitas memberikan ruang bagi promotor proyek untuk merampingkan implementasi. Konser dan festival musik dapat diselenggarakan dengan kapasitas hingga 100 persen dari tempat tersebut. Setiap pertunjukan di atas dipadati penonton yang membayar rindu di masa pandemi.

Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid melihat pasar festival musik selain konser tunggal saat ini semakin berkembang. Penonton membutuhkan ruang perayaan dan pengalaman musik yang lebih beragam. Ditambah lagi dengan “kelahiran” generasi baru penonton, yang 2-3 tahun lalu tidak boleh menonton sendiri karena masih di bawah umur, kini bisa merasakan pergi ke konser atau festival musik. Dan setelah mereka, tetapi juga kota-kota lain, Surabaya, Solo, Jogjakarta, Magelang, Semarang, Medan, Makassar dan banyak lainnya.

Jika masih ada beberapa konser dan festival musik di tahun 2022 yang berakhir ricuh atau bahkan dibatalkan, tentu ada harapan hal tersebut tidak akan terulang lagi di tahun ini. Masalah keselamatan dan kelebihan kapasitas seharusnya sudah diramalkan sejak awal. Antara lain dengan manajemen crowd control yang tepat, teknik produksi pertunjukan yang profesional dan mengutamakan aspek keselamatan untuk menghasilkan pertunjukan yang memukau dan nyaman bagi semua orang.

Sejumlah jadwal pertunjukan musik di tahun 2023 menanti. Mulai dari konser Sheila on the 7th, Raisa, BLACKPINK, Blue, Arctic Monkeys, Hammersonic Festival, Prambanan Jazz Festival, Synchronize Fest hingga Pestapora 2023 mulai persiapan.

Festival musik adalah cara untuk menyatukan banyak orang dari berbagai daerah atau negara. Dari sinilah lahir konsep wisata musik. Bagaimana pendiri dan CEO Rajawali Indonesia Anas Alimi mencoba membawa musisi dunia ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Di antaranya Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan De Tjolomadoe, bekas pabrik gula di Karanganyar, Jawa Tengah.

Meski tidak berlangsung di ibu kota, antusiasme penonton sangat besar. Sehingga masyarakat tidak hanya menikmati festival musik tetapi juga berwisata ke destinasi terdekat. Sudah ada yang dirancang sebagai wisata musik, namun peran pemerintah masih dibutuhkan. Ketika ada desain yang hebat, itu memiliki potensi yang luar biasa. Kerjasama dengan musik dan pariwisata, dua hal yang menghibur dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

*) NORA SAMPURNA editor

Minggu Jawa Pos

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button