Keterlambatan Pengiriman Bisa Bikin Gudang Sega Beracun, Kata DKK Sragen - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Keterlambatan Pengiriman Bisa Bikin Gudang Sega Beracun, Kata DKK Sragen – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi Keracunan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN — Sebagai menu dengan lauk yang banyak mengandung sayuran, nasi sega atau gudangan harusnya menyehatkan. Namun, keterlambatan penyajian menu ini bisa menyebabkan semua gudang terkena racun.

Sebanyak 11 warga Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mengalami keracunan massal saat makan bancakan. Surat Wetonan kembali ke rumah masing-masing pada Sabtu (27/822).

AksiJos! Petani dan peternak Klaten bisa menjadi pendukung kedaulatan pangan

Sebelumnya, puluhan warga sempat dirawat di Klinik Naura Medika Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen mengambil tiga sampel dan mengirimkannya ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Tengah di Semarang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto menjelaskan, penanganan darurat penting dilakukan saat menangani kasus keracunan, karena muncul gejala diare, muntah, dan demam. Ia menjelaskan, penanganan darurat dilakukan dengan membawa 11 orang tersebut ke puskesmas.

Baca Juga: Kasus keracunan warga Sega Gudangan juga pernah terjadi di Karangmalang Sragen

Usai penanganan darurat, DKK melakukan surveilans untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut. “Dalam pengawasan ini, kami datang ke lokasi di Dukuh Ngrombo dan mengambil sampel air dan makanan. Sampel tersebut diuji di laboratorium Semarang. Pasien yang dirawat pulang pada hari Sabtu karena jika mengalami muntah dan diare biasanya sembuh dalam 2-3 hari,” jelasnya.

Dia menduga penyebab keracunan adalah kesalahan dalam menyiapkan dan menyajikan menu. Bahan yang digunakan dalam pengolahan bancakan mungkin tidak tahan lama. Biasanya, lanjutnya, warga memasak makanan di pagi hari namun tidak disajikan hingga malam hari. Penayangan yang tertunda dapat berakibat fatal, seperti B. Keracunan massal setelah makan makanan ini.

Ia mencontohkan acara hajatan dan halalbihalal. Ada kalanya makanan disajikan pada malam hari, meskipun memasak dimulai pada pagi hari hingga siang hari. Setelah diketahui penyebabnya, kata dia, DKK Sragen akan melanjutkan pendidikan kesehatan di tingkat RT. Saran tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara memperoleh makanan yang baik dan higienis.

Baca juga: Keracunan Massal di Celep Sragen: DKK Ambil Sampel Penyimpanan dan Rempah-rempah

“Semua pasien keracunan massal telah kembali ke rumah masing-masing. Dan sampel yang diambil dikirim ke laboratorium di Semarang. Itu bukan peristiwa yang luar biasa. Untuk pencegahan harus diperhatikan dalam menyajikan makanan,” kata Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat dihubungi. Solopos.com melalui WhatsApp, Sabtu sore.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat malam (26/8/2022) tim DKK Sragen mengambil sampel bumbu lager dari parutan kelapa, tanah yang digunakan untuk mengolah daun pepaya agar tidak pahit dan air untuk memasak gudangan.

Sekretaris DKK Sragen Fanni Fandani mengatakan sampel air akan diuji di Labkesda DKK Sragen, namun pada akhirnya semua sampel dibawa ke Labkesda di Provinsi Jawa Tengah. Ia menjelaskan, alat di Labkesda DKK Sragen tidak bisa menegakkan jenis bakteri.

Baca juga: Wah! 11 warga Celep Sragen keracunan massal setelah makan nasi bancakan

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button