Kemenparekraf sedang mengkaji potensi desa wisata di kawasan BYP
Para peserta diminta untuk menyusun proposal pengembangan desa wisata.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) menggelar pelatihan tahap kedua bagi pemangku kepentingan pariwisata di kawasan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP). Dalam pelatihan ini, para pemangku kepentingan desa wisata didorong untuk mencari dan menggali potensi pembangunan desa dan kemudian membuat proposal untuk proyek desa wisata mandiri.
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Departemen Pariwisata dan Industri Kreatif Florida Pardosi mengatakan, upaya sinergi desa-wisata dapat dilakukan dengan pendekatan 3C, yaitu Kewajiban, kompetensidan juara. menurut dia tuan lokal atau warga yang memimpin pembangunan desa wisata berperan besar dalam menjadikan desanya menjadi desa wisata mandiri.
“Jangan berhenti pada tingkat perolehan pengetahuan, tuan lokal Ini juga diharapkan dapat membantu mengembangkan saran untuk meningkatkan pariwisata di desa masing-masing,” kata Florida dalam siaran pers Senin (24/10/2022).
Florida mengatakan para tuan lokal Mereka diharapkan mengembangkan proposal tentang bagaimana mengidentifikasi dan mengidentifikasi kebutuhan setiap desa liburan. Dengan langkah ini mereka nantinya bisa memiliki “keranjang belanja” untuk desa mereka menjadi desa wisata mandiri.
ada satu orang tuan lokal dipilih dari setiap desa wisata yang mengikuti pelatihan. juara lokal Ini adalah ketua dari 15 peserta atau perwakilan dari masing-masing desa liburan.
Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata dilaksanakan dalam dua tahap yaitu 22-27 Oktober dan 23-28 Oktober 2022 untuk 20 desa/desa wisata dan berlangsung di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pelatihan kewirausahaan merupakan kegiatan yang termasuk dalam rangkaian Tourism Awareness Campaign 5.0, yang bertujuan untuk mendukung peningkatan dan penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan profesional di bidang pariwisata dan industri kreatif.
Perwakilan Biro Pariwisata Kota Yogyakarta Husni Eko Prabowo menyampaikan apresiasinya atas terpilihnya kawasan BYP sebagai lokasi pelatihan. Selain itu, Husni mengatakan pilihan tersebut sangat tepat karena para pemangku kepentingan pariwisata merupakan aset penting bagi Kota Yogyakarta.
“Stakeholder pariwisata di Yogyakarta menyadari bahwa hidup kita lebih dari sekedar pariwisata. 70 persen PAD (Pendapatan Asli Daerah) kita berasal dari sektor pariwisata,” ujarnya
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein, mengajak para peserta pelatihan untuk belajar tentang filosofi lebah yang selalu berusaha memberikan manfaat bagi masyarakat luas, meski tidak berkorelasi langsung dengannya.
“Harapan kami adalah kami dapat mengadopsi filosofi lebah ini. Dan di dunia atau di bidang pariwisata dan industri kreatif, semua orang di sini bisa menjadi ‘lebah’ untuk memperkuat sektor pariwisata pasca pandemi,” katanya.
Pelatihan kewirausahaan di lokasi pertama ini diikuti oleh perwakilan dari desa wisata yang ada di kota Yogyakarta antara lain Desa Wisata Kadipaten, Taman Sari, Kauman, Sosromenduran, Purbayan, Warungboto, Rejowinangun, Sayidan, Cokrodiningratan dan Pakualaman. Lokasi kedua melibatkan perwakilan desa wisata di Magelang, Sleman, Klaten dan sekitarnya, antara lain Desa Wisata Prenggan, Candirejo, Tanjungsari, Ngargogondo, Wanurejo, Mendut, Bugisan, Kebondalem Kidul, Pereng dan Bokoharjo.
Setelah menyelesaikan pelatihan, para peserta mendapat dukungan dari para master trainer untuk menyusun proposal pengembangan desa liburan masing-masing. Pada tahap akhir, akan diakui kader-kader dengan proyek pengembangan desa wisata terbaik disertai dengan bentuk dukungan agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Source: news.google.com