Kabupaten Terkecil di Sragen: Terpadat Dibandingkan Yang Lain - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Kabupaten Terkecil di Sragen: Terpadat Dibandingkan Yang Lain – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Penyemprot drone melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan Sasana Langen Putra Square, Sragen pada Sabtu (28 Maret 2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Dengan luas wilayah 27,27 km², Sragen Kota merupakan kecamatan terkecil di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Selain itu, kecamatan yang menjadi pusat pemerintahan Pemerintah Kabupaten Sragen hanya menyumbang 2,9 persen dari total luas Bumi Sukowati.

Meski terkecil, namun laju pertumbuhan penduduk periode 2010-2020 di wilayah Kota Sragen paling rendah yakni 0,41%.

Kampanye Hari Keluarga Federal: Harus Benar, Orang Tua Jangan Pelit Gadget untuk Anak!

Namun kepadatan penduduk sebenarnya paling tinggi di Kabupaten Sragen yaitu 2.551 per km persegi dengan jumlah penduduk 69.558 jiwa atau 7,12% dari total penduduk hasil sensus BPS Sragen 2020 sebanyak 976.951 jiwa.

Kecamatan Sragen Kota hanya memiliki dua desa yaitu desa Tangkil dan desa Kedungupit serta enam kecamatan yaitu desa Nglorog, Sragen Wetan, Sragen Tengah, Sragen Kulon, Sine dan Karangtengah.

Baca Juga: Desa Tertinggi di Jawa Tengah Klaim Memiliki Sunrise Terindah di Asia

Jumlah Rukun Tetangga (RT) di kecamatan ini sebanyak 368 RT, atau hampir menyamai jumlah RT di Kecamatan Karangmalang yang mencapai 361 RT.

Kepala Dinas Kependudukan dan Kedudukan Sipil (Dispendukcapil) Sragen, Adi Siswanto, saat dihubungi Solopos.comSelasa (7/5/2022) mengungkapkan bahwa jumlah penduduk tidak berbanding lurus dengan luas wilayah.

Baca Juga: Apa Kota Gotham Sama dengan Babarsari Yogyakarta?

Ia menjelaskan, jumlah penduduk Kota Sragen tinggi karena memiliki daya tarik yang tidak dimiliki kecamatan lain.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa kecamatan terkecil di Sragen adalah pusat pemerintahan, pusat ekonomi, pusat perkantoran seperti di Solo, Semarang, Jakarta dan kota-kota lainnya.

Baca Juga: Harga Tanah di Solo Capai Rp 65 Juta/m2, Di Mana Lokasinya?

“Dengan atraksi ini, Kota Sragen menjadi episentrum penduduk. Masyarakat kemudian memilih untuk tinggal di kawasan Kota Sragen karena kedekatannya dengan objek wisata tersebut. Di sisi lain, mobilitas di perkotaan biasanya juga tinggi karena orang mencari pekerjaan, pegawai, toko, dan sebagainya,” katanya, seperti diberitakan Solopos.com sejauh ini.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button