Industri pelayaran menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia - WisataHits
Jawa Timur

Industri pelayaran menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia

Rabu 5 Oktober 2022 | 20:54 WIB

| penulis:

Buku Catatan: beruntung s

Jakarta, InfoPublik – Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berpotensi menjadi negara laut yang kuat. Dengan sekitar 17.500 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer, pemerintah Republik Indonesia memandang industri perkapalan sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

Presiden Joko Widodo sendiri menetapkan politik Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, yang diwujudkan dalam lima pilar utama. Salah satu pilarnya adalah komitmen membangun infrastruktur dan konektivitas maritim melalui pembangunan tol laut, pelabuhan laut, industri logistik dan perkapalan, serta pariwisata bahari.

“Tugas kita adalah menjadikan Indonesia negara pelaut yang tangguh dan mandiri. Untuk itu, diperlukan sinergi untuk merumuskan pedoman dan langkah konkrit bagi pengembangan sektor transportasi dan infrastruktur kelautan yang memadai,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat pelantikan Ketua Umum dan Direksi Pusat. Badan Pelaksana (DPP) Pelayaran dan Fasilitas Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) periode 2022-2026 di Jakarta, Rabu (10/5/2022).

Menperin mengatakan, industri perkapalan memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional selama ini. Hal ini dikarenakan industri tersebut memiliki karakteristik sebagai sektor padat karya, padat modal, dan padat teknologi.

“Selain itu, industri perkapalan tautan balik dan tautan ke depan lama,” ujarnya.

Berdasarkan perhitungan input-output pada tahun 2021, transaksi barang dan jasa di sektor galangan kapal dan jasa perbaikan mencapai Rp27,65 triliun, dengan tiga sektor utama adalah konsumsi antara untuk sektor jasa pembuatan dan perbaikan kapal (29 persen), perdagangan tidak termasuk mobil dan sepeda motor ( 19 persen) dan barang logam lainnya (6 persen).

“Selama Distribusi” KELUAR Tiga sektor terbesar adalah kapal dan jasa perbaikannya (56 persen), jasa angkutan laut (16 persen), serta jasa angkutan sungai dan laut dan penyeberangan (11 persen),” kata Agus.

Saat ini Indonesia memiliki lebih dari 250 galangan kapal dari Sabang sampai Merauke dan 127 industri pendukung yang memproduksi bahan baku dan komponen sesuai standar. penggunaan laut. “Galangan kapal Indonesia sudah berpengalaman membangun berbagai jenis kapal, mulai dari kapal penumpang, kapal kargo hingga kapal khusus dengan fasilitasnya. dermaga kuburan terbesar adalah 300.000 tonase bobot mati (DWT)”, kata Menperin.

Pada 2019-2021 terdapat 473 kapal produksi dalam negeri, dengan proporsi terbesar adalah kapal tongkang (274 unit) dan kapal tunda (100 unit). Selain itu, untuk periode Januari-Agustus 2022, terdapat 363 permohonan pembangunan kapal baru di galangan kapal dalam negeri.

“Angka ini menunjukkan pemilik kapal dan pemilik kapal baik kementerian maupun lembaga, BUMN dan swasta semakin mengandalkan galangan kapal dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan armada kapalnya,” kata Agus.

Namun, untuk mengembangkan industri pelayaran domestik yang berdaya saing global, diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi impor bahan baku dan komponen, mendukung pembiayaan yang kompetitif serta proses dan tahapan pembangunan kapal yang efisien.

Dalam rangka meningkatkan daya saing galangan kapal baru di dalam negeri, telah diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penggunaan Rezim Khusus Penyediaan Barang dan Bahan kepada Perusahaan Industri Perkapalan, yang didalamnya perusahaan industri perkapalan yang membangun kapal baru dapat mengajukan keringanan bea masuk dalam klaim. 0% untuk bahan baku dan komponen kapal yang tercantum dalam Bab 98 Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI),” imbuhnya.

Selain itu, Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan IPERINDO untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi industri perkapalan Indonesia melalui “Proyek modernisasi industri perkapalan Indonesia

“Program ini akan dimulai pada tahun 2022 dan akan selesai pada tahun 2024, yang akan mencakup lima fase program pelatihan di Jakarta dan Surabaya dan program pelatihan di Jepang, kemudian akan ada program tindak lanjut untuk mengukur keberhasilan program. ‘ kata menteri perindustrian.

Pada peresmian kepengurusan IPERINDO, Menperin berharap IPERINDO dapat bekerjasama dengan pemerintah dan semua pihak orang yang tertarik industri maritim lainnya untuk mencapai terobosan baru yang akan mempercepat produktivitas, daya saing dan keberlanjutan industri maritim nasional sehingga visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dapat terwujud.

Ketua IPERINDO 2022-2026, Anita Puji Utami, mengucapkan terima kasih atas dukungan dari pemerintah khususnya dari Kementerian Perindustrian. Ia juga berharap pemerintah dapat memberlakukan kebijakan yang berpihak pada industri galangan kapal nasional.

“Kami menyambut baik komitmen dan sinergi Kemenperin sebagai pembina asosiasi untuk memastikan kelautan di Indonesia semakin mandiri dan berkembang,” kata Anita.

Di sisi internal, IPERINDO juga akan memperkuat sinergi antar anggota dan mendorong anggota yang berpotensi untuk mengoperasikan B2B (dari toko ke toko). Selain itu peningkatan kualitas sumber daya manusia antara lain melalui sertifikasi dan pelatihan.

“IPERINDO tentunya juga mendorong anggota untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan oleh industri maritim yang efisien, efektif dan ramah lingkungan,” pungkasnya.

Anda dapat mengirim ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini asalkan Anda mencantumkan sumbernya InfoPublik.id

Source: infopublik.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button