Guru Kejar Siswa Swasta di SMP Klaten, DPRD & Dewan Pendidikan angkat bicara - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Guru Kejar Siswa Swasta di SMP Klaten, DPRD & Dewan Pendidikan angkat bicara – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi (google image.com)

Solopos.com, Klaten — Tingkah laku seorang guru ditengarai telah melecehkan belasan siswa karena mencoret-coret di dinding SMP swasta di Klaten, yang menyayangkan berbagai pihak. Sebenarnya, tindakan itu tidak harus terjadi.

Ketua Fraksi PAN DPRD Darmadi mengatakan, meski tendangan sang guru tidak menimbulkan luka serius, perilaku tersebut tidak patut ditiru.

Promo Dukung BUMN Binaan UMKM Go Online, Tokopedia Registrasi 2.000 NIB

“Meskipun tidak ada cedera serius, perilaku itu tidak patut dicontoh. Ini harus diklarifikasi secara internal. Jangan sampai hal itu terjadi lagi di sekolah manapun. Hal seperti itu tidak diperbolehkan,” kata Darmadi dalam rapat di DPRD Klaten, Jumat (9 Februari 2022).

Darmadi juga prihatin dengan kejadian tersebut. Kejadian tersebut menjadi penilaian bersama agar tidak terulang kembali.

“Ini review bersama agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Itu termasuk kekerasan di sekolah,” katanya.

Baca juga: Coretan di Dinding, Puluhan Siswa SMP Swasta di Klaten Diduga Diikuti 1 Guru

Ketua Dewan Pendidikan Klaten Budi Sasongko mengatakan telah menyurati Dinas Pendidikan (Diskdik) Klaten dan SMP swasta terkait insiden seorang guru yang diduga menendang siswa.

“Ini tentang menyelesaikannya secara damai. Guru harus meminta maaf. Soal sanksi, ini kewenangan yayasan yang menaungi sekolah,” kata Budi.

Namun, Budi menyarankan agar guru yang diduga melakukan kekerasan dipindahkan ke sekolah lain.

“Saya kira lebih baik gurunya dimutasi dulu. Sehingga 16 siswa tersebut tidak mengalami trauma. Saya pikir itu memudahkan orang tua. Jika tindakan ini tidak dilakukan, orang tua akan marah,” katanya.

Baca juga: Guru Diduga Menganiaya Siswa Swasta di Realschule Klaten, Ditendang dan Dilumuri Sampah

Seperti diberitakan sebelumnya, belasan siswa sekolah menengah swasta di Klaten diduga menjadi korban kekerasan fisik salah satu gurunya. Peristiwa tersebut terjadi setelah ke-16 mahasiswa tersebut melakukan tindak pidana dengan mencoret-coret tembok atau melakukan tindakan vandalisme.

Pertama, setelah melakukan pelanggaran, siswa tersebut dipanggil oleh guru BK sekitar dua minggu lalu. Mereka diminta untuk membersihkan dan mengecat ulang tembok sekolah yang sudah dicoret-coret.

Setelah itu ada kesepakatan ketika puluhan anak menyumbang Rp 10.000 per orang dan pengecatan dilakukan oleh staf sekolah setempat. Selain itu, pembelajaran di rumah telah ditangguhkan selama dua hari.

Usai menjalani sanksi tersebut, puluhan siswa kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, Selasa (30/8/2022) puluhan siswa tersebut dipanggil kembali ke ruang BK. Mereka diterima oleh seorang guru spesialis berinisial M.

Baca juga: Pemuda Klaten Diduga Korban Kejar-Kejaran 4 Sepeda Motor Misterius

Para siswa yang berkumpul di ruang BK tersebut dikabarkan ditendang di bagian kepala oleh M. Selain itu, kepala mereka diakuisisi oleh M.

Orang tua siswa yang diduga menjadi korban pencabulan kemudian diundang ke sekolah pada Kamis (1/9/2022). Mereka bertemu dengan M dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan.

Kepala salah satu SMP swasta tersebut, H, membenarkan telah mengundang orang tua siswa yang diduga dianiaya salah satu gurunya.

“Kami mengundang orang tua dan hadir di sekolah. Intinya guru mengakui kesalahan dan membuat pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi,” kata H saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon Kamis sore.

Baca juga: Overdosis Obat Bius, Pria Magelang Meninggal di Terminal Klaten

H menjelaskan, belasan siswa tersebut saat ini masih mengikuti kegiatan belajar seperti biasa. Dia menekankan kekerasan dan intimidasi tidak boleh terjadi di lingkungan sekolah.

Juga, sekolah yang dia kelola adalah salah satu sekolah mengemudi. Usai kejadian tersebut, akan ada pembinaan khusus untuk M.

“Sebagai kepala sekolah, saya jamin hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di sekolah,” kata H.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button