ditiru! Pengelolaan sampah di Bugisan Klaten menghasilkan uang – Solopos.com
SOLOPOS.COM – Ilustrasi Anak Buang Sampah (Freepik)
Solopos.com, Klaten — Pengelolaan sampah di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten memadukan konsep bank sampah dengan Pabrik Pengolahan Sampah Reduce, Reuse and Recycle (TPS3R). Selama ini hasil pengolahan sampah di Desa Bugisan sudah mendatangkan uang tunai.
Awalnya, sampah di Bugisan dikelola melalui bank sampah yang dibangun pada tahun 2015. Bank sampah ini dinilai terbaik oleh DLH.
Promosi UMi Youthpreneur 2022 Bentuk Dukungan PIP Bagi Pengusaha Muda
Pada awal tahun 2021, Desa Bugisan mendapat dukungan untuk membangun satu unit TPS3R di atas lahan seluas 500 meter persegi. TPS3R dilengkapi dengan saringan dan chopper. Selain itu, administrasi bank sampah dan TPS3R telah digabungkan di Bugisan.
TPS3R menjual sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Sampah organik kini diolah menjadi kompos.
Pengelolaan bank sampah dan TPS3R di bawah BUM desa menghasilkan uang. Dalam sebulan, hasil pengelolaan sampah di TPS3R bisa menyumbang pendapatan BUM desa sebesar Rp 1 juta.
Baca Juga: PENGELOLAAN SAMPAH KLATEN: Warga Protes, Proyek TPA Troketon Tetap Jalan
Tidak hanya menjadi sumber pendapatan BUM desa, sebagian pendapatan dari pembuangan sampah bisa digunakan untuk membayar 10 orang pekerja TPS3R yang kini bernilai Rp 1,5 juta per bulan. Selain itu, penerimaan asuransi kesehatan dapat disisihkan untuk pemulihan manajer.
Sampah di Bugisan dipilah dari rumah tangga. Pemdes menggandeng beberapa pihak untuk memberikan bantuan tong sampah secara bertahap. Ada dua tempat sampah yaitu untuk tempat sampah kering dan tempat sampah basah.
Di Bugisan, 500 rumah dipasok oleh TPS3R. Sedangkan total warga mencapai 1.300 orang di 24 RT yang tersebar di delapan RW.
“Ada perubahan drastis dari masalah sampah di Bugisan. Sampah rumah tangga yang dibuang ke alur sungai berkurang,” kata Heru Nugroho, Kepala Desa Bugisan, saat berbicara di Paseban Candi Kembar, Desa Bugisan, Sabtu (25/6/2022).
Baca Juga: Tekad Ganjar Kurangi Sampah di Jawa Tengah, Ini 5 Kata-Kata Kongres Sampah Kedua
Desa Bugisan merupakan desa yang dinilai mandiri dalam pengelolaan sampah. Bugisan menerima Penghargaan Apresiasi Desa Mandiri Sampah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diserahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Sabtu (25/6/2022).
Desa ini semakin percaya diri menjadi desa wisata. Bukan hanya untuk mengatasi masalah sampah. Pengelolaan sampah di Bugisan belakangan ini berkembang menjadi potensi wisata.
Tidak sedikit wisatawan yang datang ke Bugisan untuk wisata edukasi pengelolaan sampah. Alhasil, desa wisata bisa hidup berdampingan dengan pengelolaan sampah.
“Banyak tamu datang ke sini untuk belajar tentang sampah. Seperti halnya wisatawan yang berkunjung ke Ponggok, ada juga yang ingin berkunjung ke Bugisan untuk pengelolaan sampah. Termasuk para tamu pura, sudah termasuk paket wisata pendidikan murtad. Paketnya bisa ke pura, kampung budaya, rumah kakek nenek, bakpia mutiara, dan ada klarifikasi sampah paket wisatanya,” jelasnya.
Baca juga: Kongres Sampah Kedua Berkomitmen Selesaikan Masalah Sampah di Desa
Salah satu warga, Ny Slamet Priyanti, 40, mengatakan, dulu sampah berserakan di mana-mana. Mulai dari pinggir jalan hingga alur sungai.
Sejak sanksi bagi pelanggar sampah diberlakukan, kondisi desa menjadi lebih bersih. Selain itu, sudah ada pengelolaan sampah oleh TPS3R.
“Dulu banyak sampah berserakan. Sekarang sudah dipilah-pilah dan nanti juga ada pembuangan sampah di desa ini,” kata perempuan yang juga anggota Satgas Sampah Desa Bugisan itu.
Source: www.solopos.com