Curug Sibiting, Keindahan di Balik Kebun Teh Batang
Curug Sibiting merupakan wisata Blado Batang yang menyuguhkan pesona air terjun yang masih asri alias tak ada bekas kreasi tangan manusia.
Curug Sibiting terletak di balik hamparan Kebun Teh Kalitengah yang indah dan dekat dengan tempat wisata populer dan populer lainnya di Batang yaitu Taman Kembanglangit.
air terjun yang indah. Google Maps. Sumber: Moon Gem Octaria
Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki banyak objek wisata air terjun. Faktanya, Batang adalah rumah bagi salah satu air terjun tertinggi di Jawa Tengah.
Yang menjadi ciri daerah dengan banyak air terjun biasanya adalah letak geografisnya, dikelilingi pegunungan yang masih ditumbuhi pepohonan besar, atau asupan airnya besar.
Maka tak heran jika pembahasan tempat wisata di Batang banyak membahas tentang air terjun, riam atau coban. Seperti ulasan yang akan kami sajikan hari ini yaitu Curug Sibiting Blado Batang.
Lihat juga: Curug Lojahan
Lokasi Air Terjun Sibiting
- Situs Curug Sibiting berada di belakang dan area di bawah Perkebunan Teh Kalitengah.
- Alamat Curug Sibiting terletak di Desa Kalitengah, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.
Lihat juga: Wisata Alam Sikembang
Rute melalui perkebunan teh. Google Maps. Sumber: Kholiq Faizin
Sangat direkomendasikan jika Anda ingin mengunjungi Curug Sibiting ditemani oleh orang-orang yang pernah mengunjungi objek wisata tersebut.
Sekilas, pintu masuk objek wisata Air Terjun Sibiting mungkin sedikit membingungkan karena tidak ada papan nama atau landmark untuk air terjun tersebut.
Skalanya adalah dengan objek wisata Taman Kembanglangit dan oleh jembatan. Tak lama kemudian para pengunjung sampai di area perkebunan teh.
Jarak dari Alun-Alun Kabupaten Batang ke Curug Sibiting kurang lebih 32 kilometer, dengan waktu tempuh hanya 1 jam perjalanan menuju tempat parkir mobil.
Lihat juga: Curug Gombong
Trekking ke Air Terjun Sibiting. Google Maps. Sumber: Putrabatangcity Ahmad
Trekking ke kota utama Curug Sibiting Batang memakan waktu setidaknya 15-20 menit berjalan kaki. Trekking pertama mengarah melalui area perkebunan teh.
Kondisi jalur trekking masih berupa tanah dan bebatuan. Setelah melewati area kebun teh, masuki jalur berumput.
Sebagian besar kondisi jalan setapak adalah lereng menurun yang dinaungi oleh pohon-pohon besar yang memberikan keteduhan. Lokasi Curug Sibiting terasa semakin dekat saat semakin dekat dengan gemericik sungai yang mengalir.
Lihat juga: Penandatanganan Curug
Tiket Masuk Air Terjun Sibiting
- Tiket masuk ke Curug Sibiting gratis.
Jam Buka Air Terjun Sibiting
- Tidak ada penundaan resmi terkait jam buka atau jam operasional Curug Sibiting Kalitengah Blado Batang.
Tanaman Air Terjun Sibiting
Fasilitas di Curug Sibiting hanya tersedia di area parkir. Oleh karena itu, pengunjung perlu mempersiapkan perbekalan serta alat-alat yang diperlukan terlebih dahulu.
Lihat juga: Curug Putri
Objek Wisata Air Terjun Sibiting
1. Indahnya air terjun yang masih asri
Situs utama Air Terjun Sibiting. Google Maps. Sumber: Nur Hasyim
Curug Sibiting menawarkan pemandangan air terjun yang sedikit berundak dengan kondisi air yang masih terjaga kebersihannya. Aliran air sangat dipengaruhi oleh musim.
Oleh karena itu, pertimbangkan juga faktor cuaca saat Anda ke sana. Selain itu, aliran air dari cekungan utama diarahkan langsung ke sungai.
Meski tidak terlalu tinggi, Curug Sibiting bisa menghadirkan background foto yang keren. Bahkan pengunjung bisa lebih dekat dengan lokasi kolam utama.
Area di sekitar air terjun didominasi oleh bebatuan dan hutan yang masih asri. Banyak tempat (batu karang) yang bisa dijadikan tempat untuk menikmati hidangan atau secangkir kopi panas.
2. Kebun Teh
Pemandangan kebun teh. Google Maps. Sumber: Ogidugal 003
Buat kamu yang suka hunting foto, area perkebunan teh di depan air terjun bisa dijadikan background. Udara di kawasan ini sangat sejuk dan dikelilingi pemandangan pegunungan.
Menyimpulkan
Karena minimnya fasilitas di Curug Sibiting, pengunjung dilarang keras meninggalkan sampah!!!.
Source: www.nativeindonesia.com
