Cobain songgo buwono, makanan khas jogja yang sarat makna filosofis
Songgo Buwono. ©setneg.go.id
Merdeka.com – Sebagai destinasi wisata unggulan, Yogyakarta menawarkan berbagai jenis kuliner yang nikmat. Mulai dari street food hingga kuliner khas bangsawan, semuanya bisa dicicipi wisatawan.
Beberapa kuliner yang nikmat tidak hanya memuaskan lapar dan dahaga, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai filosofis. Di antara kuliner khas Jogja yang kaya akan makna filosofis adalah sajian Songgo Buwono.
Bahan dasar songgo buwono adalah soes, namun makanan ini bisa dipadukan dengan berbagai macam isian dan rasa.
Di balik rasanya, makanan ini memiliki makna filosofis yang tinggi. seperti apa Berikut ulasan lengkapnya:
2 dari 4 halaman
Berawal dari keprihatinan Sultan
©2023 liputan6.com
Salah satu pembuat menunya adalah Joko Taruno. Memiliki dapur di belakang kampus ISI Yogyakarta.
Joko mengatakan Songgo Buwono mencetuskan ide dari Sultan HB VII yang khawatir masyarakat di Jogja kurang mengonsumsi makanan sehat. Saat itu ada makanan sejenis burger yang memiliki umur simpan tetapi tidak memiliki nutrisi.
“Burger adalah roti yang tahan lama. Jika songgo buwono dibuat hari ini, besok tidak boleh dimakan. Jadi mirip burger, tapi sehat dan bergizi,” kata Joko dikutip Liputan6.com.
3 dari 4 halaman
Makanan kelas priyayi
©2020 liputan6.com
Joko mengaku mendapat resep Songgo Buwono dari kerabat keraton. Bagi masyarakat awam, makanan ini bisa dibeli di pasar malam saat bulan Ramadan. Makanan ini jarang ditemukan karena biasanya dikonsumsi oleh kalangan atas, terutama yang memiliki kerabat kerajaan.
“Ini adalah makanan para bangsawan. Ada resepsi kastil atau acara kastil resmi. Tapi kalau tidak, ya di pasar Ramadan,” kata Joko.
4 dari 4 halaman
Memiliki makna filosofis
©setneg.go.id
Songgo Buwono terdiri dari rujak, ayam atau sapi, kue sus, telur dan kuah. Tak hanya untuk dimakan, makanan ini memiliki makna filosofis yang dalam.
Misalnya selada yang diletakkan di bawah yang dimaknai sebagai lambang tumbuh-tumbuhan yang menopang bumi, lalu puff pastry yang melambangkan bumi.
“Lalu ada rogut ayam. Sapi asli. Tapi karena harga sapi tinggi, diganti dengan ayam. Daging ayam ini melambangkan penghuni bumi. Sedangkan telur merupakan simbol dari Mt. Ada saos sebagai lambang langit dan asinan sebagai lambang bintang,” kata Joko.
[shr]
Source: news.google.com