Jawa Barat

Bogor Botanical Gardens Glow Tour Dibatalkan Bima Arya, Kepala BRIN; Sudah melalui studi dan penerimaan

TEMPO.CO, jakarta – Direktur Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memastikan semua program di Kebun Raya Bogor, termasuk program Glow, telah dikaji, diteliti dan disetujui oleh BRIN.

Handoko mengatakan program wisata pijar hanya menempati 3 persen dari total luas Kebun Raya Bogor yang mencapai 87 hektar. Lokasi program wisata malam ini juga jauh dari kawasan cagar budaya dan sejumlah tempat di kebun raya yang tidak boleh digunakan untuk kegiatan umum.

Program Glow berlokasi di area taman non-koleksi, sehingga tanaman koleksi terlindungi. Koleksi tumbuhan di kebun raya ini sering menjadi referensi untuk penelitian dan konservasi.

Kepala BRIN mengatakan memiliki komitmen yang sama dengan masyarakat bahwa Kebun Raya Bogor adalah aset nasional yang harus selalu dibina dan dioptimalkan untuk kemajuan masyarakat. “Oleh karena itu, terobosan dan inovasi harus terus dilakukan tanpa meninggalkan akar budaya yang ada,” kata Handoko dalam siaran persnya, Kamis 25 Agustus 2022.

Glow, wisata baru di Kebun Raya Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat 5 November 2021. Glow adalah wisata edukasi sejarah dan berbagai jenis tumbuhan. Tempo / Dika Yanuar

Program Glow merupakan terobosan BRIN dan mitranya PT Mitra Natura Raya untuk menampilkan fasilitas pendidikan dan pariwisata pertama di Asia Tenggara. Handoko mengatakan, konsep wisata malam dengan lampu sorot warna berbeda sudah diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara. Kebun raya Kew Garden di Inggris, Desert Botanical Gardens di Arizona dan Fairchild Tropical Botanic Gardens di Miami, AS telah menggunakan konsep ini.

Program Glow di beberapa kebun Kebun Raya Bogor

Ada beberapa taman yang masuk dalam program Glow yaitu Pandan Park, Mexico Park, Aquatic Park, Time Alley, Astrid Park dan Ecodome. Di Taman Astrid, pengunjung dapat mempelajari lebih jauh tentang asal-usul Kebun Raya Bogor yang berkembang menjadi suaka alam dan pusat penelitian alam seperti sekarang ini. Tanaman koleksi kebun raya ini memiliki manfaat bagi perkembangan botani dan farmasi.

“Sesuai regulasi, fungsi kebun raya antara lain konservasi, penelitian, pendidikan, pariwisata, dan jasa lingkungan,” kata Handoko.

Program Glow dikatakan telah menyelesaikan fungsi edukasi dan edukasi di Kebun Raya Bogor. “Dan terus dukung BRIN dalam memenuhi tiga fungsi lainnya untuk menegakkan amanah yang telah ditetapkan pemerintah pusat,” ujarnya.

Dalam menjalankan fungsi konservasinya, Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Kebun Raya BRIN menjadi pengelolanya. Laboratorium penelitian dipimpin oleh deputi bidang infrastruktur di Direktorat Laboratorium dan Bidang Iptek BRIN. Sementara itu, perawatan koleksi dilakukan oleh perwakilan infrastruktur dalam pengelolaan koleksi.

Kebun Raya Bogor Glow. Dermaga. Kebun Raya

Handoko mengatakan BRIN terus memiliki kendali penuh atas semua program di Kebun Raya Bogor. “Kerjasama BRIN dan PT MNR ini bertujuan untuk meningkatkan tata kelola agar lebih transparan, akuntabel dan berkontribusi lebih efektif terhadap pendapatan negara dan daerah,” ujarnya.

Hasil penelitian BRIN tentang cahaya buatan

Penelitian pendahuluan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa lampu hias pijar di Kebun Raya Bogor tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penggunaan lampu di area pendidikan Glow di Botanic Gardens telah menimbulkan kekhawatiran tentang efek Artificial Light at Night (ALAN) pada koleksi tanaman di sana.

BRIN melakukan penelitian tahap pertama T0 dan T1 mulai Januari hingga Juni 2022. Direktur BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas pancaran sangat rendah sehingga memiliki efek negatif pada tanaman.

“Tidak ditemukan pemicu aktivitas fotosintesis pada malam hari,” kata Handoko.

Wali Kota Bogor minta hentikan

Wali Kota Bogor Bima Arya pernah meminta agar wisata malam di Kebun Raya Bogor yang menggunakan lampu pijar dihentikan. Bima meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IPB University melakukan penelitian tentang dampak wisata lampu malam terhadap ekosistem di kawasan lindung.

Bima Arya berbicara dengan manajer PT Mitra Natura Raya (MNR) Kebun Raya Bogor. Dalam dialog di balai kota Bogor, Bima membawa surat dari ahli botani dan mantan direktur kebun raya, yang menentang wisata malam di sana.

“Wisata malam di Kebun Raya Bogor dihentikan dulu,” kata Bima, Selasa, 28 September 2021 di Balai Kota Bogor.

BRIN dan IPB University diminta melakukan kajian ilmiah apakah wisata malam dengan lampu sorot di kawasan fitosanitasi dapat mengganggu tanaman dan ekosistem di Kebun Raya Bogor.

Baca juga: Hasil Riset BRIN: Wisata Cahaya Buatan di Kebun Raya Bogor Tidak Mempengaruhi Tanaman

Source: metro.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button