Atasi Sampah, YNA dan CCEP Indonesia dan YHUA dukung pengolahan sampah di pulau-pulau kecil terpencil di Aceh - Sumut24 - WisataHits
Jawa Tengah

Atasi Sampah, YNA dan CCEP Indonesia dan YHUA dukung pengolahan sampah di pulau-pulau kecil terpencil di Aceh – Sumut24

Aceh saya Sumut24.CO

Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) bersama dengan New Normal Waste Bank (BSINN) – Yayasan Nuansa Alam Indonesia (YNA Indonesia) melaksanakan program pengelolaan sampah dengan berbagai kegiatan seperti pendirian bank sampah serta pelatihan dan pendampingan. Program tersebut telah dilaksanakan dari beberapa kota dan daerah di Aceh hingga pelosok pulau-pulau kecil.

CCEP Indonesia dan BSINN-YNA Indonesia juga telah bekerjasama dengan Forest Foundation for Children (YHUA) untuk melakukan kegiatan bersih-bersih di Pulau Sikandang (Pulau Banyak) dengan melibatkan masyarakat lokal, anak-anak kelompok belajar, turis asing, eco-visitor dan YHUA invite donor. dari Republik Ceko untuk mengumpulkan semua sampah yang tergeletak di pantai. Para peserta bersih pantai mampu mengumpulkan 70 karung sampah atau sekitar 200 kg, terdiri dari sampah plastik dan sampah non organik lainnya.

CCEP Indonesia, YNA Indonesia dan YHUA juga mengundang Kelompok Belajar Ujung Sialit (KUSB) untuk membentuk unit bank sampah sebagai pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kelompok yang sudah berdiri selama 2 tahun ini memiliki 80 anak asal Pulau Ujung Sialit, khususnya dari Desa Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak, membaca dan belajar bahasa Inggris secara gratis. Guru kelompok juga menjadi sukarelawan dan menggunakan uang mereka sendiri untuk memastikan bahwa anak-anak di desa menerima pendidikan yang layak.

Dengan mendanai program bank sampah KUSB, akan dirancang sebuah perusahaan belajar mengajar dengan sistem pembayaran dari sampah. Dengan demikian, masalah sampah pulau/desa tidak hanya dapat menjadi alternatif biaya pendidikan, tetapi juga masalah sampah pulau/desa dapat diselesaikan mengingat sarana pengangkutan sampah dan tempat pembuangan sampah terbatas, sehingga sampah di selokan, tanah tertimbun. tempat tinggal dan dibawa ke sana oleh laut.

Yasra Al-Fariza, *Direktur Bank Sampah New Normal (Yayasan Nuansa Alam Indonesia) dan Ketua Yayasan Hutan Anak, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah pesisir membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga ekosistem laut.

“Jika ekosistem laut dapat terjaga dengan baik, maka akan membantu masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan karena ketersediaan ikan di seluruh pulau akan terpenuhi. Orang juga tidak perlu mengemudi terlalu jauh ke tengah untuk menangkap ikan. Selain itu, keindahan pantai-pantai di Pulau Banyak akan tetap terjaga sehingga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara serta menunjang perekonomian masyarakat sekitar dan bidang ekowisata,” jelasnya.

“Kegigihan dan kesatuan Kelompok Belajar Ujung Sialit harus diapresiasi dengan segala keterbatasan fasilitas, para peserta tetap melakukan kegiatan seperti mengajar anak-anak membaca dan belajar bahasa Inggris, serta bersih-bersih pantai secara rutin. Kelompok ini dibentuk dengan tujuan untuk mendukung pendidikan anak usia dini, mengajarkan etika dan melestarikan terumbu karang di laut,” tambah Yasra.

Rius yang sebagai ketua kelompok belajar Ujung Sialit mengatakan bahwa kondisi pendidikan di desanya belum optimal dan banyak yang belum bisa membaca dengan baik, banyak yang mengikuti program pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan khususnya membaca dan berbicara bahasa Inggris.

“Karena pendidikan saya yang tinggi, saya tidak bisa berbahasa Inggris. Saya bahkan tidak bisa kuliah karena keterbatasan keluarga, tetapi saya bertekad untuk belajar sehingga saya bisa berbicara bahasa Inggris sekarang. Sedikit ilmu yang saya miliki harus saya wariskan kepada anak-anak di pulau ini, meski harus mengorbankan waktu dan uang. Kami berharap dengan dukungan yang kami terima dari BSINN-YNA Indonesia dan CCEP Indonesia, kami dapat mengatasi kendala operasional yang kami hadapi, terutama terkait pengelolaan sampah,” kata Rius.

CCEP Indonesia dan BSINN – YNA Indonesia melanjutkan Tur Pendampingan Pengelolaan Sampah ke Gampoeng Pasi Lembang, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan. Kepala Gampoeng (kepala desa), Kelompok Peduli Uteun Gampoeng dan masyarakat sekitar berpartisipasi langsung dalam pelatihan pengelolaan sampah.

Kelompok Peduli Uteun Gampoeng adalah kelompok yang akan melakukan pengelolaan sampah di desa. Agar nantinya bisa berjalan maksimal, mereka membutuhkan pelatihan dari para ahli pengelolaan sampah. Berdasarkan penjelasan yang diberikan, reaksi kelompok sangat antusias dan berharap ada kelanjutan dari program pendampingan.

Angga Harahap, Corporate Affairs Manager Northern Sumatera Operation CCEP Indonesia, menyampaikan apresiasinya kepada kelompok masyarakat yang berkomitmen untuk membangun generasi penerus yang lebih progresif dan lingkungan yang lebih baik.

“Kami berharap kegiatan pendampingan seperti ini dapat terus dilakukan meskipun banyak pembatasan. Sehingga perbuatan kecil juga bisa membuat perbedaan besar di masa depan. Kami juga berharap dan mendukung agar keterbatasan operasional yang dihadapi oleh kelompok masyarakat yang kami temui dapat diatasi melalui alternatif pengelolaan sampah dan program pembayaran SPP sampah,” ungkapnya.

Kunjungan tersebut merupakan wujud nyata dari _This is Forward’_, rencana aksi keberlanjutan kelompok Coca-Cola Europacific Partners perusahaan, yang berfokus pada enam bidang sosial dan lingkungan utama dengan dampak signifikan, yaitu: iklim, pengemasan, minuman, manusia, air dan rantai pasokan. Di Indonesia, salah satu bentuk komitmen keberlanjutan diimplementasikan melalui pengelolaan kemasan pasca konsumen yang berkelanjutan, seperti B.: program Bali Beach Clean U, program pembersihan pantai yang dilakukan setiap hari sejak tahun 2007 di 5 pantai Bali yaitu: Kuta, Legian, Seminyak, Jimbaran dan Kedonganan; CCEP Indonesia juga mendukung program kebersihan kota dan donasi rutin tong sampah dari tahun 2012 hingga 2021. CCEP Indonesia telah menyediakan lebih dari 5.000 tong sampah untuk masyarakat; Melalui Coca-Cola Forest Fun Learning yang dilaksanakan di Lampung, Sumedang dan Semarang, serta program Green School di SDN 05 Sukadanau dan SDN 01 Kapuk Muara, CCEP Indonesia mendukung pendidikan masyarakat terkait kewirausahaan dan pengolahan sampah sebagai bahan baku; CCEP Indonesia juga memberikan dukungan administrasi Bank Sampa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. (merah-1)

Source: www.sumut24.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button