Jateng siapkan diversifikasi pangan untuk antisipasi krisis - WisataHits
Jawa Tengah

Jateng siapkan diversifikasi pangan untuk antisipasi krisis

Jateng siapkan diversifikasi pangan untuk antisipasi krisis

Strategi diversifikasi pangan dilakukan dengan mengembangkan pangan lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan diversifikasi pangan untuk menghadapi potensi krisis pangan akibat resesi global 2023.

“Upaya diversifikasi pangan dengan menyiapkan pangan lokal sebagai cadangan pangan daerah. Pangan lokal yang dimaksud antara lain mie mokaf (tepung singkong), nasi jagung dan lingkaran singkong,” kata Dyah Lukisari, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Jumat (1/6/2023).

Selain itu, Pemprov Jateng di Kabupaten Grobogan juga mengembangkan varietas kedelai, menanamnya di pekarangan rumah dan menggunakan pupuk organik. Menurutnya, langkah diversifikasi pangan di Jawa Tengah sudah dimulai sejak lama, namun diperlukan langkah kreatif untuk menjadikan pangan lokal sebagai raja di daerah.

Ia menjelaskan, strategi diversifikasi pangan dilakukan dengan menumbuhkan pangan lokal di masyarakat, sehingga pola pikir masyarakat tidak terpaku pada komoditas seperti beras. Menyimpang dari pola pikir tersebut, sejak tahun 2022, Dishanpan Jateng telah menganggarkan Rp 100 juta untuk pembelian makanan alternatif sebagai cadangan makanan disamping cadangan makanan utama yaitu beras.

“Mi mocaf, nasi jagung, dan nasi singkong akan kita tambahkan sebagai cadangan pangan kita di APBN 2022. Anggarannya masih kecil dibanding beras yang mencapai Rp 1,5 miliar, makanan alternatif sekitar Rp 100 juta,” ujarnya.

Dyah mengumumkan, saat ini tersedia sekitar 250 ton beras atau setara dengan 180 ton beras di Gudang Pangan Pemprov Jateng. Sedangkan cadangan pangan alternatif seperti mi mokaf masih relatif sedikit.

“Di tengah kelaparan di laut saat ini, Plt Bupati Jepara dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan meminta agar cadangan pangan kita dibagikan kepada para nelayan. Selain nasi juga ditambahkan mie mokaf,” ujarnya.

Pihaknya juga merancang agar konsumen mengenal dan memahami ragam makanan, bertujuan untuk mengenalkan bahan makanan lokal kepada siswa sekolah dan tampil di tempat wisata dan stasiun kereta api. Selain dikenal sebagai penghasil beras yang memenuhi kebutuhan nasional, Jawa Tengah juga kaya akan potensi pangan alternatif.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Tengah, produksi pangan alternatif cukup banyak di Jawa Tengah seperti ubi kayu yang produksinya mencapai 2.288.971 ton pada September 2022, ubi jalar 114.415 ton, kacang tanah 58.423 ton dan kacang hijau 24.590 ton. Kemudian produksi jagung mencapai 3.047.712 ton pada September 2022, dan produksi kedelai hanya 47.246 ton pada bulan yang sama.

Ada pula sorgum yang ditanam tahun ini di lahan seluas 120 hektare di Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, dan Cilacap dengan produktivitas yang juga tinggi, mencapai sekitar 1.000 ton.

Sumber: Antara

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button