Warga Bojong Koneng terisolir akibat pergerakan tanah - WisataHits
Jawa Barat

Warga Bojong Koneng terisolir akibat pergerakan tanah

Sejumlah fasilitas umum, termasuk akses bagi warga, rusak akibat gerakan tanah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Desa Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor terkena dampak penggusuran lahan sejak Rabu (14/9/2022). Akibatnya, sejumlah fasilitas umum, termasuk akses warga, rusak dan warga terisolasi.

Ketua RW 015 Kampung Curug Ade Supriyanto mengatakan, pergeseran lahan di wilayahnya dimulai dengan retakan kecil. Kemudian menyebar ke gerakan tanah yang besar dan berlanjut hingga Kamis sore (15 September).

Rumah warga, jalan utama dan tiang listrik yang putus juga rusak. Akibat pemadaman listrik, warga juga menggunakan air langsung dari gunung.

Ade mengatakan, pergerakan tanah sudah menyebar cukup jauh. Bahkan ada yang mencapai kedalaman hampir 1 meter. Sebab, aktivitas warga sekitar yang harus melewati jalur utama akan terisolasi dan lumpuh.

“Aktivitas juga lumpuh. Pekerjaan juga lumpuh. Pariwisata, rumah makan, warga sekitar semua tutup. Kalau masih ada sekolah yang bisa jalan kaki. Tapi banyak juga yang tidak sekolah,” katanya, Kamis. 15/9/2022).

Ade juga menghimbau kepada pihak terkait untuk segera mengambil tindakan di jalan saat situasi aman. Di wilayah itu sendiri, diperkirakan 200 orang sekarang terkena dampaknya.

“Dua puluh rumah rusak parah. Belum dicek semua karena masih dalam proses. Yang di pinggir sudah tidak layak huni. Beberapa juga melarikan diri ke kerabat mereka, ”katanya.

Ade mengatakan bahwa kepala desa dan pemerintah desa mengunjungi tempat yang terkena dampak. Dia mengatakan warga yang terkena dampak sedang dievakuasi ke lapangan tempat tenda pengungsi didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.

Secara terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari mengatakan, pada hari kejadian, catatan hujan di pihaknya dari pos pantau di sekitar lokasi kejadian menunjukkan hujan dengan intensitas rendah hingga sedang (5 -50mm/hari). Intensitas hujan rendah di selatan dan sedang di utara.

Meski, kata dia, hujan secara umum berintensitas ringan hingga sedang, namun hujan turun setiap hari sejak 9 September. Dengan intensitas tertinggi pada tanggal 11 September 2022 dengan intensitas sedang hingga berat (20-100 mm/hari).

“Jadi kami melihat akumulasi hujan beberapa hari sebelum kejadian sebagai salah satu pemicu longsor di Babakan Madang. Selain faktor lain seperti kontur (kemiringan) lahan dan tutupan lahan,” ujarnya.

Source: republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button