Seru! Turis Lokal dan Mancanegara Antusias Hadiri Pekan Budaya Jalin Merapi di Klaten - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Seru! Turis Lokal dan Mancanegara Antusias Hadiri Pekan Budaya Jalin Merapi di Klaten – Solopos.com

SOLOPOS.COM — Anak-anak menampilkan tarian Gedruk pada acara pekan budaya Jalin Merapi di kawasan Deles, Desa Sidorejo, Kabupaten Kemalang, Sabtu (12/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, Klaten – Suasana di Deles Indah, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, semakin khidmat karena diselimuti kabut tebal pada Sabtu sore (12/3/2022). Di ujung Desa Dukuh Mbangan, masyarakat sudah berdatangan untuk mendekati panggung Pekan Budaya Jalin Merapi.

Tak hanya warga lokal, tamu dari berbagai kota hingga turis mancanegara yang sebelumnya sudah mendaftar datang ke kawasan Deles Indah. Suasana dingin siang itu dihangatkan dengan penampilan panggung Gedruk untuk anak-anak di lereng Gunung Merapi.

Promosi Angkringan Omah Semar Solo: Tempat nongkrong unik punya menu Wedang Jokowi

Pekan Budaya Jalin Merapi menjadi acara besar bagi warga Deles Indah di awal Desember. Aktivitas Berjudul Deles Isih Ono Hal itu sekaligus menyampaikan pesan bahwa kawasan Deles masih asri, dikenal sejak dahulu kala dengan wisata alam pegunungan di lereng Merapi.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan warga bersama Kelompok Tani Hutan, Pokdarwis dan Pemerintah Desa Sidorejo ini antara lain pentas seni Gedruk, tari Gambyong dan Jatilan pada Sabtu sore. Ada juga pertunjukan mulai dari musik akustik hingga jazz.

Panitia menyediakan minuman selamat datang serta makanan. Hidangan yang disajikan tentunya berupa makanan ringan dan masakan tradisional. Mulai dari kopi yang ditanam warga setempat, singkong goreng, kacang rebus, pisang rebus, hingga makanan seperti sayur jipan dan sayur otok owok.

Baca juga: Tampil Deles Klaten Masih Asyik, Warga Sidorejo Kemalang Gelar Pekan Budaya

Sabtu malam, penuh dengan kegiatan acara bercakap-cakap Penanggulangan bencana menghadirkan perwakilan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Geologi Yogyakarta (BPPTKG) dan BPBD Klaten. Puncak acara adalah penampilan Wayang Ki Mardi Kenci bersama Den Baguse Ngarso.

“Pekan Budaya menjalin Merapi atau Gunung Kopi #3 dengan Slogan Deles Isih Ono Hal ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa wisata Deles masih eksis dan masih asri. Masih bisa dibudidayakan dan berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui wisata dengan keindahan alam, budaya dan pertanian. Kami juga memperkenalkan BPPTKG dan BPBD yang akan menjelaskan Merapi. Meski status Merapi saat ini awas, kawasan Deles tetap layak untuk dikunjungi,” kata Koordinator Pekan Budaya Jalin Merapi Sukiman Mochtar Pratomo saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Berjarak sekitar 4,3 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi, potensi alam kawasan ini masih terjaga, ditambah dengan keramahan penduduk setempat. Selain itu, tradisi budaya dan seni masih dipertahankan oleh penduduk setempat.

Pada masanya, Deles menjadi tempat wisata alam Merapi yang terkenal pada masa pemerintahan Bersinar. Seiring berjalannya waktu, objek wisata tersebut mulai terbengkalai dan kondisi jalan menuju kawasan tersebut rusak.

Baca juga: Hari Pariwisata Dunia, Disbudporapar Klaten tanam 2.000 pohon di lereng Merapi

Belakangan, Pemkab mengucurkan anggaran untuk mulai memperbaiki jalan di daerah tersebut, meski perbaikan belum menjangkau seluruh jalan yang rusak.

Di sisi lain, pagelaran budaya ini juga menunjukkan kepada penonton bahwa lereng Gunung Merapi tidak hanya memiliki potensi tambang. Masih ada lagi potensi ekonomi dari wisata alam, budaya hingga pertanian yang bisa menjadi andalan warga tanpa harus beralih ke pengerukan bumi.

Sekdes Sidorejo (Sekdes) Achmad Sulistyo mengatakan tamu yang datang berasal dari berbagai daerah seperti Jogja, Solo, Sragen, dan Jakarta. Selain itu, ada turis mancanegara yang ingin menghadiri acara tersebut.

Sebelumnya, para peserta atau tamu mendaftar secara online on line melalui jalan pintas yang dibagikan panitia di media sosial.

Baca Juga: Inilah Deles Indah Klaten, Tempat Terbaik Melihat Puncak Gunung Merapi dari Jarak Dekat

“Ada sekitar 40 orang di dalam tenda. Lalu ada juga yang menginap Keluarga tamu, di rumah orang. Ada 17 rumah yang digunakan untuk menginap. Pada acara ini menginap semalam tidak dipungut biaya alias gratis. Dari sisi konsumsi akan datang dari warga dan peserta,” kata Achmad.

Salah satu kelompok yang mengikuti kegiatan tersebut adalah kelompok pecinta lingkungan dari UIN Jakarta. Ada sekitar tujuh orang dari rombongan yang mendaftar dan memilih tinggal di tenda yang telah disiapkan panitia.

Salah satu siswa, Ridho, 20 tahun, mengatakan kegiatan ini mereka ikuti bersamaan dengan kegiatan mereka di lereng Merapi kawasan Sleman. Ia menilai kegiatan tersebut layak dikunjungi karena warga tetap menjaga kelestarian tradisi dan budaya sejalan dengan perlindungan kondisi alam sekitar.

“Alam di sini masih asri. Dibandingkan dengan tempat kita tentu saja sangat berbeda. Di sini benar-benar bisa merasakan suasana alam yang asri dan lingkungan yang masih terjaga,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button