Situs Candi Sari yang Indah, Peninggalan Abad ke-9 di lereng Merapi Boyolali - WisataHits
Jawa Tengah

Situs Candi Sari yang Indah, Peninggalan Abad ke-9 di lereng Merapi Boyolali

Boyolali

Terdapat banyak kompleks candi di lereng Gunung Merapi, sisi timur Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Salah satunya adalah situs Candi Sari yang diyakini merupakan peninggalan zaman Mataram Hindu Kuno. Berikut ceritanya.

“Situs Candi Sari merupakan peninggalan abad ke-9, zaman Mataram Hindu Kuno,” kata juru kunci Candi Sari di Sutrisno, Sabtu (27/822).

Situs Candi Sari terletak di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Cagar budaya ini terletak di sebuah bukit kecil tidak jauh dari pemukiman penduduk.

Situs ini tampaknya terpelihara dengan baik. Kompleks candi terlihat bersih dan asri. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah juga telah menunjuk seorang penjaga untuk merawat benda cagar budaya tersebut agar tidak rusak.

Di sekitar lokasi, ke kiri dan ke belakang, warga sekitar memanfaatkannya sebagai lahan pertanian. Meskipun berada di atas bukit, tempat ini mudah dijangkau karena bukitnya juga tidak terlalu tinggi.

Di pojok kanan belakang website terdapat papan informasi yang menjelaskan tentang Candi Sari. Papan informasi menyebutkan bahwa Candi Sari hanya memiliki pondasi dan beberapa peninggalan dari masa Hindu-Budha.

Pada pondasi terdapat empat batu andesit berbentuk mutiara di setiap sudutnya. Selain itu, terdapat lingga semu di bagian atas, seperti tumpuan patung, diletakkan di tengah pondasi.

Candi Sari Cepogo dikatakan bernafaskan agama Hindu karena peninggalan purbakala dari zaman Hindu-Budha. Benda tersebut berupa yoni dan arca Nandi tanpa kepala yang merupakan kendaraan atau kendaraan Dewa Siwa.

Sutrisno menjelaskan, situs Candi Sari ditemukan sejak zaman pemerintahan Belanda atau sekitar tahun 1915. Saat ditemukan, kondisi batu candi sudah berserakan.

“Patung-patung yang masih bagus masih disimpan di Muskala Semarang, sebagian di kantor BPCB Prambanan. Soalnya ini tempat terbuka, penjaganya tidak dijaga 24/7 untuk menghindari resiko kerugian, jadi jangan sampai tersesat, ada baiknya diamankan,” jelasnya.

Menurut Sutrisno, BPCB Jawa Tengah telah menempatkan penjaga di situs Candi Sari sejak sekitar tahun 1976. Jadi situs kuno ini terpelihara dengan baik. Selama letusan Gunung Merapi, batu situs ditutupi dengan plastik atau terpal untuk menghindari kerusakan akibat abu vulkanik.

Pemeliharaan dilakukan agar situs dapat digunakan oleh masyarakat dan pengunjung untuk tujuan pendidikan sejarah serta untuk kegiatan pariwisata dan tempat ibadah umat Hindu.

“Sering (berkunjung), sebelum pandemi COVID-19 bisa lebih dari 2.000 (pengunjung). Pasca COVID turun, tapi setelah relaksasi (kegiatan masyarakat) ini naik lagi. Bulan ini 600 -1.000 pengunjung, tambah Sutrisno.

Sutrisno menambahkan, sering ada pengunjung dari umat Hindu yang bertujuan untuk melakukan ibadah.

Lokasi Candi Sari yang berada di sisi timur Gunung Merapi menawarkan pemandangan yang indah. Dari tempat ini, jika cuaca cerah, kita bisa melihat kemegahan Gunung Merapi dan Merbabu.

“Pengunjung di sini tidak dipungut biaya, tidak ada biaya pengajuan,” pungkas Sutrisno.

Tonton Video Respon Wisatawan Lokal dan Asing Terkait Tarif Masuk Candi Borobudur
[Gambas:Video 20detik]
(dil/saya)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button