Geowisata, sumber devisa dan investasi kesehatan 1 - WisataHits
Jawa Timur

Geowisata, sumber devisa dan investasi kesehatan 1

JATIMTIMES – PAD suatu daerah harus selalu ditingkatkan dengan suatu inovasi. Selain itu, inovasi ini merupakan inovasi green economy, yaitu devisa yang sangat peduli terhadap keberlangsungan sumber devisa. Pariwisata merupakan sumber devisa yang sangat menjanjikan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pariwisata berarti berbagai jenis kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh pemerintah kota, pelaku usaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata ini juga menempati urutan kelima dalam perolehan sumber devisa setelah sumber daya alam lainnya.

Data yang diberikan Menparekraf, Bapak Sandiaga Uno menyebutkan, jumlah wisman di seluruh Indonesia pada 2019 sebanyak 16.106.954 orang, sedangkan pada 2020 sebanyak 4.052.923 orang. Angkanya turun sangat tajam, yakni sebesar 74,8 persen. Sehubungan dengan itu, penurunan devisa yang dihasilkan sektor pariwisata juga berbanding lurus, yakni pada 2019 sebesar 16,9 miliar dolar AS, sedangkan pada 2020 hanya 3,2 miliar dolar AS.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Belum Berlalu, BPBD Banyuwangi Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Penurunannya cukup drastis, yakni sebesar 81 persen. Dari sisi wisatawan domestik, jumlah perjalanan wisatawan domestik sebanyak 282 juta pada tahun 2019 (masih dalam masa awal pandemi). Di awal pandemi, yakni di tahun 2020, jumlah ini menyusut hingga 29,7 persen yakni hanya 198.246.000 orang.

Pengurangan ini tidak hanya terkait dengan mobilitas orang yang bepergian, tetapi juga karena tenaga kerja yang terkait dengan pariwisata ini. Staf yang bekerja di bidang pariwisata juga akan dikurangi. Pada 2019, total tenaga kerja sebanyak 14,96 juta orang. Berkurang 6,67 persen atau menjadi 13,97 juta orang pada 2020. Hal yang sama ternyata juga terjadi pada pekerja di industri kreatif lainnya. Sedangkan target wisatawan mancanegara pada tahun 2022 (pasca pandemi) antara 1,8 hingga 3,6 juta kunjungan. Target tersebut ternyata tercapai Oktober lalu, yakni 2,5 juta kunjungan.

Sambungan kolom6799f2c97b93832e.jpgsambungan kolom

Seperti wisata lainnya, geowisata merupakan salah satu cabang dari pariwisata. Geowisata adalah wisata pedesaan dan pegunungan yang dikaitkan dengan karakter geologis suatu tempat atau kawasan yang memiliki prinsip kelestarian dengan tiga aspek yang saling terkait yaitu lingkungan (geoconservation), variasi geologis (geodiversity), sosiokultural (geoculture). Geowisata juga dapat dijadikan sebagai wisata edukasi yaitu wisata edukasi untuk geosains.

Mengapa geowisata dapat dianggap sebagai sumber devisa baru? Hal ini karena Indonesia khususnya daerah Malang (selatan) memiliki karakter geologi yang bervariasi. Suatu kawasan dapat dijadikan sebagai geowisata, salah satu syaratnya adalah adanya variasi geologi batuan (beku, sedimen dan metamorf) serta adanya variasi mineral dan proses geologi/tektonik yang ada di kawasan tersebut. Lingkungan dan budaya yang berbeda juga sangat mendukung, namun yang utama adalah variasi geologis.

Daerah dengan variasi geologi biasanya juga menawarkan jarak pandang yang baik. Jadi geowisata ini bisa menarik dari dua sisi, pertama untuk masyarakat umum, kemudian konsep ekowisata bisa diterapkan untuk menarik pengunjung, tapi untuk pelajar, mahasiswa dan profesional yang bekerja di bidang geologi, itu adalah kondisi geologis. menarik tentunya, sekaligus bisa menikmati pemandangan dan atraksi lainnya.

Mengapa geowisata dapat dianggap sebagai investasi kesehatan? Hal ini karena kawasan geowisata ini tidak mungkin ada di kawasan perkotaan. Kawasan geowisata yang terletak di daerah pesisir, pegunungan atau pedesaan lainnya. Untuk mencapai titik proses (variasi) geologis, biasanya hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan dibutuhkan perlengkapan lain selain jalan kaki (tali, tangga, serta perlengkapan persewaan lainnya).

Fosil-Hewan Laut6cfac806af865e0c.jpgFosil hewan laut

Geowisata juga dapat digambarkan sebagai “wisata petualangan”. Untuk menikmati geowisata di suatu daerah, biasanya tidak cukup hanya dalam waktu satu hari. Nah itulah penginapan-penginapan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar yang biasanya masuk akal dan bagus untuk para wisatawan petualang. Karena masyarakat diharapkan mampu melestarikan lingkungan geologi di sekitarnya.

Oleh karena itu merupakan kawasan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai geowisata (tentunya akan dimasukkan juga wisata alam lainnya) dan sangat dianjurkan untuk dijadikan sebagai “wisata petualangan”, dimana selain kemungkinan untuk memperoleh devisa, kesehatan wisatawan dapat ditingkatkan. Pada akhirnya, investasi di bidang kesehatan akan menuai manfaat kesehatan bagi wisatawan, pemandu wisata, dan masyarakat umum. Jika hal seperti itu bisa dilaksanakan, maka geoconservation dan geoculture juga akan dilaksanakan. Lingkungan yang terpelihara dan kesenian serta hasil kreativitas masyarakat juga bisa menjadi sumber devisa lainnya.

Di mana geowisata (khususnya di wilayah Malang) dapat dilaksanakan? Pada artikel selanjutnya, penulis akan membahas satu per satu daerah-daerah yang bisa dikembangkan untuk geowisata.

Prof.Ir. Adi Susilo, PhD.

Kepala Pusat Studi Kebumian dan Mitigasi Universitas Brawijaya

Kepala Laboratorium Geofisika Universitas Brawijaya

Manajemen Pusat ASASI (Akademisi dan Peneliti Indonesia)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button