Cetak Biru Damalung, Ungkap Naskah Kuno Gunung Merbabu Melalui Eksperimen Suara - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Cetak Biru Damalung, Ungkap Naskah Kuno Gunung Merbabu Melalui Eksperimen Suara – Solopos.com

Cetak Biru Damalung, Ungkap Naskah Kuno Gunung Merbabu Melalui Eksperimen Suara – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Penulis terkenal Agus Noor (kedua dari kanan) saat diskusi budaya di puncak proyek Tridhatu Cetak Biru Damalung, Sabtu (14/1/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA–Kelompok eksperimen suara asal Semarang, Tridhatu, memaparkan kajian menarik yang mengungkap teks kuno Gunung Merbabu.

Proyek yang diberi nama Damalung Blueprint ini merupakan ruang kreatif untuk menafsirkan kembali data arkeologi, filologi, antropologi, dan seni pertunjukan di Gunung Merbabu.

Jangan lewatkan promo menariknya, Mercedes-Benz punya promo akhir tahun yang menarik

Pada Sabtu (14/01/2023) di Arts Koffie Huis 1915, Salatiga, dipamerkan hasil penelitian dan kerjasama antara seniman dan peneliti serta diadakan diskusi budaya.

Data penelitian disalin ke dalam album musik dengan nama yang sama dan dilakukan di 8 lokasi di 8 arah dengan beberapa artis.

Beriklan dengan kami

Project Manager Damalung Blueprint Tries Supardi mengatakan Damalung Blueprint merupakan proyek kreatif-inovatif berbasis pengetahuan yang telah ada selama ini di Gunung Merbabu Jawa Tengah.

Proyek ini didukung oleh dana abadi budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek bersama Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam program Indonesiana Fund 2022.

“Saat ini telah menghasilkan karya berupa album musik, alat musik eksperimental, 8 lukisan, 2 stel baju, buku program penelitian, film dokumenter, yang akan dipamerkan pada puncak acara hari ini,” kata Tries. Solopos.comSabtu (14/1/2023).

Tridhatu dikabarkan memiliki staf utama Andy Sueb dan Aristyakuver. Selama proses penerjemahan, keduanya dikarantina selama lima hari mulai 6 hingga 10 November 2022 di Toko Pertanian Boloselo, Selopajang Timur, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang.

Dari karantina tersebut tercipta 9 komposisi suara yang dikumpulkan dalam sebuah album musik.

Beriklan dengan kami

Keduanya, kata Tries, dapat ditemukan seperti sebuah skriptorium untuk menyalin teks-teks kuno Merbabu dan menafsirkannya kembali menjadi suara. Inilah yang sedang dikerjakan oleh tim Damalung Blueprint.

“Membuat komposisi suara berdasarkan penelitian ejecta purba Gunung Merbabu. Imajinasi kita tampaknya ditarik kembali ke masa lalu, sangat jauh. Menelusuri kembali jejak nenek moyang kita, menyusun kembali teka-teki, menenggelamkan kembali nilai-nilai luhur yang nyaris hilang,” ujarnya.

Tries menjelaskan bahwa mencari pekerjaan adalah proses yang panjang. Seperti lima hari lokakarya, karantina mandiri, berproses, belajar bersama, berdiskusi, menyelaraskan, memperluas kesadaran, menemukan kemungkinan, membuat lompatan.

“Tentu saja tidak mudah. Kami menikmati prosesnya. Hasilnya, akan menjadi bagian dari album kedua Tridhatu yang berjudul Damalung BluePrint, bekerja sama dengan berbagai disiplin seni,” katanya.

Humas Damalung Blueprint Sinta Pramucitra mengakui bahwa proyek ini bertujuan untuk mendorong kembalinya budaya kuno yang hilang dan masih ada secara tertulis untuk digunakan sebagai referensi untuk masa depan.

Beriklan dengan kami

“Karya seni ini juga bermanfaat bagi masyarakat di kawasan Gunung Merbabu karena masih mempertahankan kearifan lokal dalam mengolah padi dan palawija,” ujarnya.

Selain itu, karya dan kegiatan tersebut dapat mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar dengan melibatkan seniman dan komunitas budayawan dalam upaya pemajuan budaya. Serta menciptakan ruang seni baru berdasarkan kesadaran sejarah dan warisan.

Sementara itu, penulis Agus Noor melihat aktivitas Tridhatu dengan proyek Cetak Biru Damalung sebagai pengingat masa lalu bangsa Indonesia.

Menurutnya, bangsa Indonesia memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Di atas segalanya, pengenalan kembali kesadaran ke masa lalu. Cara memberi nama desa dengan nama pohon.

“Alam tahu apa yang dilakukan orang Indonesia saat itu,” katanya.

Hal-hal seperti itu perlu penelitian lebih lanjut. Sehingga warisan tidak hanya berhenti di perpustakaan atau museum saja. Namun diciptakan kembali dan memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan Indonesia.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button