Wisata kesehatan dan kebugaran adalah rekomendasi di Face - WisataHits
Jawa Tengah

Wisata kesehatan dan kebugaran adalah rekomendasi di Face

Wisata kesehatan dan kebugaran adalah rekomendasi di Face

Semarang, IDN Times – Pariwisata adalah salah satu industri yang paling rentan. Setelah pandemi COVID-19 melanda dan mulai bangkit, kini resesi global yang akan melanda pada 2023 kembali mengancam industri.

1. Hal-hal penting untuk mengembangkan pariwisata

Wisata kesehatan dan kebugaran menjadi rekomendasi untuk menghadapi resesi 2023Candi Borobudur (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Lalu, apa strategi yang harus diambil oleh para penggiat pariwisata untuk menghadapi resesi yang mengancam?

Pengamat pariwisata Trenggono mengatakan, nafas industri pariwisata sangat bergantung pada jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Untuk mengembangkan pariwisata daerah tentunya harus memperkuat dan mempromosikan sesuatu.

“Ada empat hal yang perlu dipromosikan dalam pengembangan pariwisata yaitu destinasi, industri, pemasaran, kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM). Semua ini tidak bisa dipisahkan dan harus menyatu,” ujarnya, Jumat (22 Oktober 2022).

Baca Juga: Bawa 200 Pembeli, Turis Tawarkan Potensi Kuliner di Jawa Tengah

2. Rekomendasi wisata kesehatan dan kebugaran

Wisata kesehatan dan kebugaran menjadi rekomendasi untuk menghadapi resesi 2023Instagram.com/rumahatsirilab

Lebih lanjut, lanjutnya, kunci pariwisata tidak lepas dari sinergi pentahelix sains, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.

Sementara itu, health and wellness tourism merupakan rekomendasi yang bisa dikembangkan pascapandemi COVID-19, atau mungkin untuk menghadapi resesi di kemudian hari. Wisata kesehatan dan kebugaran ini dapat menyasar segmen keluarga.

Lanjutkan membaca artikel berikut

Favorit Editor

“Pasar wisata kesehatan dan kebugaran ini perlu dikembangkan karena saat ini kita tidak lepas dari pandemi COVID-19. Juga, akan ada resesi tahun depan. Masyarakat jelas membutuhkan pariwisata untuk menjaga dan memulihkan kesehatan fisik dan mentalnya,” ujar dosen Sekolah Ekonomi Pariwisata (Stiepari) Semarang ini.

3. Yoga untuk perjalanan perawatan medis

Wisata kesehatan dan kebugaran menjadi rekomendasi untuk menghadapi resesi 2023Ilustrasi yoga (pixabay.com/Shahariar Lenin)

Wisata kebugaran ini meliputi meditasi, yoga, retret spa, dan berbagai aktivitas fisik yang menyatu dengan alam, termasuk arung jeram, hiking, dan bersepeda. Pariwisata kesehatan, di sisi lain, adalah perjalanan yang berfokus pada perawatan medis dan penggunaan layanan kesehatan.

Trenggono mengatakan untuk menjadi destinasi wisata, para pemangku kepentingan pariwisata harus mempersiapkan diri. Pasalnya, Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata kebugaran dan kesehatan.

“Wisata alam di Jawa Tengah tidak kalah lho. Misalnya wisata jamu di Tawangmangu bisa karena ada pusat penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional. Kemudian ada lagi rumah Atsiri,” jelasnya.

4. Desa liburan dapat memanfaatkan peluang

Wisata kesehatan dan kebugaran menjadi rekomendasi untuk menghadapi resesi 2023Desa Wisata Kertalangu (Instagram.com/Desa Wisata Kertalangu Bali)

Dari destinasi tersebut, wisatawan tidak hanya bisa menikmati jamu atau memiliki pengalaman membuat minyak aromaterapi langsung dari tanaman herbal. Namun, juga mendapatkan pendidikan saat berkunjung.

Selain itu, pemangku kepentingan pariwisata di bidang desa liburan harus memanfaatkan peluang wisata kesehatan dan kebugaran ini untuk menarik wisatawan. Tidak hanya menawarkan destinasi, tetapi juga pengalaman dan produk berkualitas dari desa, sejalan dengan konsep wisata kesehatan dan kebugaran.

“Jadi kalau semuanya sudah siap, ini akan menjadi pasar khusus dan bukan sekadar tren lagi,” ujarnya.

Baca Juga: 10 Kuliner Unik dan Makanan Khas Jawa Tengah Saat Traveling

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button