CAKE CARE: Jajanan wajib saat perayaan imlek - WisataHits
Jawa Timur

CAKE CARE: Jajanan wajib saat perayaan imlek

CAKE CARE: Jajanan wajib saat perayaan imlek

SURABAYA – Perayaan Imlek identik dengan kue keranjang. Camilan ini sering muncul sebagai simbol keberuntungan. Namun angka penjualannya sudah meledak sejak akhir Desember lalu.

Seorang pengusaha kue di kawasan Kalidami, Feri Andrea Cendy mengatakan, pihaknya sudah kebanjiran pesanan kue anyaman sejak akhir Desember lalu setelah Natal. Ia mengaku persiapannya cukup ketat. Karena dia hanya memiliki tiga minggu untuk produksi. “Perbekalan kita sudah siap, tapi ya setiap hari kita keluar,” ujarnya, Kamis (19/1).

Perusahaannya dapat memproduksi 300 dus dengan jumlah isian yang berbeda setiap harinya. Ini termasuk, antara lain, dua, empat, hingga sembilan potong kue keranjang. “Total sampai ribuan potong kue setiap harinya,” jelasnya.

Feri kewalahan dengan pesanan. Jadi dia rela begadang semalaman untuk membuat kue rotan. Tiga karyawan dan ibu mereka membantu produksi. “Bahkan ibu tidak tidur sama sekali hari ini (kemarin Red). Itu saya sampai tasnya muncul,” ujarnya.

SIMBOL KEBAHAGIAAN: Pekerja melaksanakan proses pengemasan kue anyaman di salah satu UMKM di wilayah Kalidami, Kamis (19/1). (ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA)

Ia akan menghentikan produksi setelah perayaan Cap Go Meh. Artinya, 15 hari setelah Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Minggu (22 Januari). Karena Fery memiliki pelanggan tetap dan loyal.

“Produksi kue keranjang ini dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek. Selain itu, kami tidak memproduksi. Karena siapa yang mau beli? Kue ini wajib ada saat Imlek,” jelasnya.

Ini terlihat jelas karena dia telah memproduksi sekitar 6.000.000 kotak hingga saat ini. Pesanan dari berbagai daerah. Tidak hanya di dalam kota, tetapi juga di luar kota. “Ada Gresik, Sidoarjo, Kalimantan, dan Papua,” ujarnya.

Sementara itu, ia memasarkan produknya untuk Surabaya di Pasar Atom. Selain itu, feri tersebut mencakup beberapa supermarket dan beberapa pusat oleh-oleh. Dia juga melayani pesanan individu. “Ada yang datang langsung, lalu dititipkan ke sanak saudara untuk dikirim ke Kalimantan, ada juga yang pesan banyak lalu dibagikan ke gereja atau tetangga,” jelasnya.

Perusahaan ini didirikan sebelum tahun 1994. Awalnya perusahaan kecil, kini sudah mulai berkembang. Sekitar 80 kilogram bahan baku dibutuhkan setiap hari dalam produksi. (bantuan/hanya)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button