Anak-anak pekerja migran Indonesia di Tawau mengikuti kompetisi APSI - WisataHits
Jawa Tengah

Anak-anak pekerja migran Indonesia di Tawau mengikuti kompetisi APSI

TEMPO.CO, jakarta – KJRI Tawau, Malaysia menyelenggarakan Lomba Apresiasi Seni dan Prestasi (APSI) mulai 3 Oktober 2022 hingga 27 Oktober 2022. Acara ini bertujuan untuk menggali bakat dan keterampilan di bidang sains dan seni bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (TKI) yang belajar di Pusat Pembelajaran Komunitas (CLC) pada tingkat dasar di wilayah kerja KJRI Tawau.

KJRI Tawau dalam keterangannya mengatakan APSI pertama kali diadakan pada tahun 2013. APSI dinilai sangat membantu dalam menggali potensi dan keterampilan mahasiswa CLC sehingga bisa berprestasi di berbagai bidang.

Selain itu, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa CLC yang merupakan anak-anak pekerja migran Indonesia yang sebagian besar lahir dan besar di Sabah, untuk menumbuhkan dan memantapkan rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang tidak baik tahu budaya rumah.

Baca Juga: KBRI Bantah Keterlambatan Kedatangan ART di Malaysia

Lomba Prestasi dan Apresiasi Seni (APSI) yang diselenggarakan mulai 3 Oktober 2022 hingga 27 Oktober 2022 untuk menggali bakat dan keterampilan di bidang akademik dan seni anak-anak pekerja migran Indonesia (TKI). Sumber: Dokumen dari KJRI Tawau

Untuk itu, APSI dapat dijadikan sebagai katalisator untuk menanamkan dan meningkatkan nilai-nilai kebangsaan bagi mahasiswa PMI CLC di Sabah, serta menumbuhkan semangat juang tidak hanya untuk menang dalam kompetisi APSI tetapi juga untuk memperjuangkan kemenangan dalam kehidupan sehari-hari. untuk mencapai, aspirasi keren.

Kegiatan APSI tahun ini bertema “Rayakan secara meriah abad anak-anak mandiri, kerja mandiri yang kreatif, dan beragam pencapaian“Total ada 10 cabang lomba yang dilombakan, antara lain Lomba Kuis, IPA, Matematika, Ceritakan cerita, pidato, pembacaan puisi, menggambar, menyanyi solo, menari dan kerajinan tangan. Pelaksanaan APSI ke-9 dilakukan secara mandiri hibrida (on line dan offline), di mana 32 CLC di 5 kabupaten dengan total 338 siswa sekolah dasar berpartisipasi.

Meski peserta APSI ini adalah anak-anak pekerja migran Indonesia dan mengenyam pendidikan dengan segala keterbatasan di tengah ladang kelapa sawit, mereka memiliki karya dan prestasi yang luar biasa untuk ditunjukkan pada diri mereka sendiri.

Baca Juga: Rishi Sunak Jadi Perdana Menteri Inggris, Kementerian Luar Negeri Optimis Kemitraan Strategis Akan Berlanjut

Ikuti berita terbaru dari Tempo.co Di Google Berita, klik di sini.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button