Perlu Anda ketahui, inilah berbagai pantangan yang ada di Desa Adat Miduana - WisataHits
Jawa Barat

Perlu Anda ketahui, inilah berbagai pantangan yang ada di Desa Adat Miduana

cianjur

Kampung adat Miduana mulai terbuka dan menjadi objek wisata baru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Namun, saat berkunjung ke desa tersebut, ada pantangan atau larangan yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar.

Kepala Adat Desa Miduana Yayat menjelaskan, ada beberapa larangan yang ada di Desa Miduana yaitu untuk wisatawan dan untuk warga desa.

“Tabu (larangan) bagi wisatawan lebih banyak berkaitan dengan perilaku dan tata krama, sedangkan bagi penduduk lokal mencakup praktik pertanian dan kepercayaan lainnya,” kata Yayat baru-baru ini.

Menurutnya, wisatawan atau mereka yang berkunjung harus didampingi oleh pemandu tradisional. Jika tidak, setidaknya harus jelas dengan siapa Anda bertemu di desa.

“Sebaiknya wisatawan didampingi oleh tokoh adat di desa Miduana, atau minimal warga setempat. Tujuannya juga harus jelas siapa yang akan mereka temui. Kalau mereka datang tanpa pendamping dan tujuannya tidak jelas, biasanya tidak akan terjadi,” katanya.

Selain itu, saat berkunjung, wisatawan tidak boleh kasar dan berkata tidak pantas.

“Anda tidak boleh mengatakan kata-kata kasar, sompral, atau kata-kata tidak pantas lainnya. Anda harus menjunjung tinggi etika saat memasuki Desa Adat Miduana,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ada kepercayaan yang juga dipertahankan oleh masyarakat yang harus diikuti oleh wisatawan. Setelah memasuki salah satu rumah dan ke toilet, Anda harus melalui gowah atau tempat ketidakteraturan beras di dalam rumah.

“Kalau itu berlaku untuk turis dan warga desa. Iman harus goyah saat ke kamar mandi, kalau tidak nanti sial,” katanya.

Selain itu, lanjut Yayat, ada juga pantangan-pantangan yang berlaku bagi masyarakat desa, terutama dalam hal menanam padi. Menurut dia, warga tidak diperbolehkan menanam padi ketan di bagian hulu lahan yang akan ditanami padi.

“Bahkan jika ingin situs itu tidak berada di bagian yang dilarang, kalau tidak akan ada penyakit,” katanya.

“Kami berharap wisatawan yang datang dapat mengikuti dan menghindari pembatasan yang berlaku, terutama yang berkaitan dengan etika dan bahasa,” imbuh Yayat.

(lezat enak)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button