Misteri Batu Api di Jalur Gunung Manglayang - WisataHits
Jawa Barat

Misteri Batu Api di Jalur Gunung Manglayang

Misteri Batu Api di Jalur Gunung Manglayang

Sumedang

Gunung Manglayang merupakan gunung yang sudah tidak asing lagi bagi para pendaki gunung di Jawa Barat. Letak gunung tersebut berada di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.

Tentu para pendaki yang pernah mencoba Gunung Manglayang via Baru Beureum di Desa Sindangsari Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang sudah tidak asing lagi dengan nama tempat bernama Batu Api.

Batu api ini berada di titik pertama jalur menuju puncak utama. Disebut jalur menuju puncak utama karena jalur Via Baru Beureum memiliki dua jalur yakni jalur menuju puncak utama dan jalur menuju puncak bayangan atau penduduk setempat menyebutnya Prisma.

Namun tahukah anda bagaimana asal muasal batu ini disebut flint? Dayat (41), Pengelola Karang Taruna Barubeureum di Desa Sindangsari, yang juga dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), menjelaskan, spot yang terkenal dalam perjalanan menuju puncak utama sebenarnya adalah Curug Antani, atau air terjun setinggi sekitar 10 m. tinggi -20 meter.

“Salah satu daya tarik pendakian disini salah satunya air terjun, air terjun ini jaraknya sekitar 100-200 meter dari tempat yang bernama Batu Api,” terangnya.

Untuk batu api sendiri, kata Dayat, batu besar yang ada di pos satu. Menurut cerita, lanjut Dayat, kawasan di sekitar tempat ini dulunya sering dijadikan tempat berburu babi hutan.

“Dalam berburu ada istilah milét atau berkelahi dengan babi hutan,” ujarnya.

Dayat melanjutkan dengan mengatakan bahwa bongkahan batu itu ada dulu dan awalnya tidak terbagi seperti sekarang ini. Batu tersebut terbelah karena pada saat itu sering ditempati para pemburu babi

“Batu itu terbelah dan disebut flint,” ujarnya.

Jalur pendakian Neu Beureum memiliki dua jalur pendakian. Pertama jalur menuju puncak bayangan atau dikenal dengan sebutan prisma. Jalur ini memiliki empat pos pendakian.

“Keuntungan dari jalur ini adalah tidak hanya bisa sampai ke puncak bayangan atau prisma, tapi juga terus ke puncak utama. Di puncak bayangan sendiri, pendaki bisa dengan leluasa menikmati panorama kota Bandung. Tapi hanya sampai 8 tenda yang muat di sini,” jelasnya.

Dayat mengatakan butuh sekitar 1,5 hingga 2,5 jam untuk mencapai puncak bayangan. Sedangkan jika dilanjutkan ke puncak utama membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

“Rute Prism dikenal memiliki tanjakan vertikal atau lurus. Satu-satunya keuntungan adalah ketika Anda mencapai puncak bayangan, Anda dapat menikmati pemandangan kota dari ketinggian,” jelasnya.

Pendaki yang melintasi rute pertama akan menemukan lapangan yang dikenal sebagai Confused Rise dan Kiara Doyong.

“Tanjakan galau ini memiliki medan yang cukup membuat gerah para pendaki karena mendaki tidak ada ampun,” katanya.

“Untuk Kiara Doyong, karena di jalur ini pendaki akan menemukan pohon Kiara yang posisinya miring,” tambah Dayat.

Sedangkan untuk jalur kedua atau jalur pendakian yang langsung menuju puncak utama dan memakan waktu sekitar 2 jam. Jalur ini juga memiliki 4 pos pendakian dengan medan yang cukup terjal.

Dayat menuturkan perbedaan dengan jalur pertama adalah pendaki yang memilih jalur ini tidak bisa menikmati puncak bayangan. Itu karena membutuhkan waktu yang lama.

“Di puncak utama ini pendaki tidak bisa menikmati pemandangan kota di bawahnya karena tertutup pepohonan besar, hanya saja di sini bumi perkemahannya luas,” jelasnya.

Pendaki yang melintasi jalur kedua akan bertemu atau melihat sebuah tempat bernama Baruburnasan.

“Tempat ini sangat asri dengan areal yang ditumbuhi pohon-pohon besar, namun tempat tersebut jarang terjamah karena masih banyak satwa liar,” jelasnya.

Bagi yang berminat mengunjungi Barubeureum Trail dikenakan biaya tiket masuk Rp 10.000 ditambah Rp 5.000 untuk parkir.

Untuk aksesnya sendiri, kini ada tiga akses jalan yang bisa ditempuh. Pertama dari Jalan Raya Bandung-Cirebon tepatnya di Alun-alun Tanjungsari Sumedang bisa mengarahkan kendaraan menuju Jalan Kaum kemudian menuju Karasak-Cigondok-Cilayung secara berurutan, jika belok kanan di perempatan Babakan Muncang akan sampai di Desa Sindangsari itu.

Kedua, dari Jalan Raya Bandung-Cirebon, lebih tepatnya di sekitar Cikuda Jatinangor, Sumedang, arahkan kendaraan Anda ke Cilayung setelah belok kiri di pertigaan Babakan Muncang dan Anda akan sampai di desa Sindagsari.

Ketiga, dari kawasan Jatinangor, Sumedang, arahkan kendaraan Anda ke arah Kiarapayung – Cikeuyeup-Desa Sindangsari. Dari ketiga jalur tersebut jaraknya hampir sama atau sekitar 8-9 kilometer. Namun akses yang paling mudah adalah melalui cara ketiga.

Akses jalan menuju Barubeureum dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Namun sesampainya di kawasan tapak Barubeuereum, akses jalan hanya bisa dilalui kendaraan roda empat karena kondisi jalan yang masih terjal bebatuan sekitar 1 kilometer jauhnya. Seberapa tertarik berpetualang di jalur pendakian Barubeureum?

(tei/bola)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button