Wow! 'Jembatan Cinderella' di Bromo terlihat begitu indah - WisataHits
Jawa Barat

Wow! ‘Jembatan Cinderella’ di Bromo terlihat begitu indah

Wow!  ‘Jembatan Cinderella’ di Bromo terlihat begitu indah

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur.

Untuk menguji kinerja struktur dan keamanan jembatan, Departemen PUPR melakukan stress test pada Jembatan Kaca Seruni Point (prototype). Upaya ini menjamin keamanan bagi wisatawan setelah beroperasi nanti.

Kehadiran jembatan kaca ini menjadi tujuan wisata yang memacu adrenalin yang menghubungkan terminal wisata Seruni Point dengan area shuttle yang menghadap Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru. Oleh karena itu, jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur di setiap KSPN direncanakan secara terpadu, meliputi zonasi, jalan, penyediaan air baku dan air minum, pengelolaan limbah, sanitasi, dan perbaikan perumahan melalui masterplan pembangunan infrastruktur.

“Jembatan Kaca Seruni Point membentang 120 meter di atas ngarai sedalam sekitar 80 meter. Jembatan ini tergolong jembatan kabel gantung dengan struktur lantai/penutup berupa kaca laminasi, masing-masing setebal 12 mm. dan direkatkan dengan interlayer vinil,” kata Basuki dalam siaran pers yang dikutip Minggu (1/7/2023).





Jembatan Kaca Seruni Point (Dok Kementerian PUPR)Foto: Jembatan Kaca Seruni Point (Dok Kementerian PUPR)
Jembatan Kaca Seruni Point (Dok Kementerian PUPR)

Kepala Balai Besar Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR Fahmi Aldiamar mengatakan stress test pada jembatan kaca Seruni Point dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data kinerja struktur dan kabel baja pada jembatan dengan lebar 1, Dapatkan 8 meter dan 3 meter.

Salah satu instrumen yang digunakan adalah Total Station (TS) untuk mengukur pergeseran atau perpindahan titik pengukuran saat jembatan dilalui oleh beban manusia.

Uji Beban Jembatan Kaca dilakukan dengan menggunakan karung pasir seberat 70 kg atau mewakili berat orang dewasa. Tas dengan berat total 7 ton atau setara dengan 100 orang ditempatkan di lantai jembatan dengan jarak 75 cm. Berat menyumbang hanya sepuluh persen dari daya tahan struktural jembatan.

“Siklus saat melakukan uji beban jembatan kaca, yang pertama dilakukan dengan beban 0% berat. Kedua diuji dengan berat beban 50%, ketiga diuji dengan berat beban 100%. Kemudian dilakukan pengujian lagi dengan berat beban 50% dan tes terakhir adalah dengan beban berat. Beban 0%,” kata Fahmi.





Jembatan Kaca Seruni Point (Dok Kementerian PUPR)Foto: Jembatan Kaca Seruni Point (Dok Kementerian PUPR)
Jembatan Kaca Seruni Point (Dok Kementerian PUPR)

Selain mengukur displacement dengan alat total station, dia menjelaskan, stress test juga dilakukan untuk mengukur kinerja kabel baja penyangga jembatan dan rangka baja. Untuk mengukur frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan akselerometer dan pengukur regangan.

Sedangkan untuk menguji kekuatan kaca, pihaknya melakukan uji laboratorium milik BGTS di Bandung, Jawa Barat. Menurut Fahmi Aldiamar kaca tempered laminated yang digunakan telah diuji di laboratorium dan hasilnya sangat kuat. Saat rusak, tidak langsung pecah berkeping-keping, melainkan menjadi pecahan berupa kubus kaca.

[Gambas:Video CNBC]

artikel berikutnya

Kontraktor RI Kini ‘Berdarah’, Sial bagi Putin-Zelensky

(haa/haa)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button