Wow, Arsitek Terkenal dari Bali Bekerja Sama di Taman Balekambang Solo - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Wow, Arsitek Terkenal dari Bali Bekerja Sama di Taman Balekambang Solo – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Taman Balekambang Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah arsitek ternama terlibat dalam pengembangan konsep revitalisasi Taman Balekambang Solo yang diharapkan menjadi salah satu taman termewah di Asia Tenggara. Beberapa bahkan memiliki reputasi internasional.

Pengelola Kawasan Wisata UPT Taman Balekambang, Solo, Sumeh menyatakan sejumlah arsitek terlibat dalam revitalisasi Taman Balekambang. Di antaranya Satrio Nugroho, Nyoman Popo Priyatna Danes, dan Sardono W Kusumo.

Promosi Wholesale Awards, Tokopedia jadi marketplace pilihan UMKM

Mengutip situs resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Nyoman Popo Priyatna Danes adalah seorang arsitek yang sudah memiliki reputasi kokoh di kancah internasional. Popo Danes tertarik pada arsitektur tradisional.

Popo Danes yang menjadi arsitek revitalisasi Taman Balekambang Solo dikenal sebagai arsitek Regionalisme Baru, merangkul modernisasi dengan tetap menjaga semangat akar budaya tanah airnya di Bali.

Sementara itu, berdasarkan situs popodanes.com, terdapat puluhan proyek arsitektur, baik villa, resort maupun hotel ternama di Bali yang merupakan karya Popo Danes. Ini termasuk Impiana Resort Ubud, JW Mariot Ubud, Bali Yoga City dan banyak lagi.

Baca Juga: Balekambang Solo Dirombak Dan Jadi Taman Termewah Di Asia Tenggara

Sementara itu, laman Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang menyebutkan Satrio Nugroho merupakan bagian dari fakultas UNDIP dengan bidang desain arsitektur tropis dan bangunan hijau.

Satrio yang juga arsitek revitalisasi Taman Balekambang, Solo ini memiliki riwayat pendidikan dari S1 Arsitektur Universitas Diponegoro, dan S2 Teknik dan Manajemen Industri Institut Teknologi Bandung.

Di sisi lain, Sardono W Kusumo adalah seorang sarjana budaya dan pembaharu tari Indonesia. Website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menyebutkan Sardono lahir pada 6 Maret 1945 di Solo.

Baca Juga: Begitu Mewah, Pemeliharaan Taman Balekambang Solo Rp2,4 Miliar/Tahun

pemikir budaya

Ia memutuskan untuk tinggal dan belajar tari modern di Jean Erdman Theatre of Dance School di New York setelah mengikuti sekelompok seniman Indonesia ke New York World’s Fair 1964.

Sejak tahun 1974, Sardono kemudian berkolaborasi dengan masyarakat Teges, Bali untuk membuat Kisah Dirahyang pemutaran perdananya mengejutkan Prancis dan beberapa kota asing lainnya.

Ada karya lain Cak Rina, Groaning Forest, Mahabutha, Meta-Ecology, Diponegoro, Pass Through the Gong dan solo solo. Sardono dikenal sebagai pemikir budaya yang lihai, sehingga sering disebut sebagai intelektual penari.

Baca juga: Taman Balekambang Solo Dianggap Keramat, Pengunjung Kesurupan

Pria yang tergabung dalam tim arsitektur untuk revitalisasi Taman Balekambang Solo ini mendapatkan Price Clauss Award atas karyanya yang sarat dengan dimensi ekologis. Setelah itu menjadi rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sejak tahun 2005.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan inspirasi menghidupkan kembali Taman Balekambang yang berusia 100 tahun itu datang dari berbagai sumber. Ia menjelaskan, konsep revitalisasi Taman Balekambang belum ada revisi dan siap dimulai.

“Inspirasi datang dari banyak tempat. Ini penting dan selesai, nenek saya,” kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (3/8/2022). Sebagai informasi, proses revitalisasi Taman Balekambang akan berlangsung mulai Agustus 2022 hingga 2024. Anggaran pembangunannya sekitar Rp 198 miliar.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button