Wow, 75% Bangunan Sriwedari Solo Dilaporkan Rusak dan Rawan Runtuh - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Wow, 75% Bangunan Sriwedari Solo Dilaporkan Rusak dan Rawan Runtuh – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kondisi Gedung Wayang Orang (GWO), Sriwedari, Solo, Kamis (1/6/2022). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua Forum Masyarakat (Foksri) Sriwedari Solo, BRM Kusumo Putro, memperkirakan 75 persen bangunan atau infrastruktur (sapras) di Taman Sriwedari dalam kondisi rusak karena usia. Juga menurut Kusumo, kondisi bangunan berbahaya jika terus digunakan.

Jika perbaikan atau revitalisasi tidak segera dilakukan, Kusumo khawatir bangunan akan semakin rusak bahkan runtuh. Hal itu diungkapkannya saat berbincang dengan awak media di salah satu stand kuliner di Solo, Rabu siang (27/7/2022).

Promo hotel paling direkomendasikan dekat pantai di Jepara, Yes d’Season Premiere

“Kemarin [Selasa] Saya kelilingi setiap gedung di Sriwedari dan memang benar kondisi gedung-gedung tersebut sangat memprihatinkan, tidak layak pakai dan terancam ambruk. Sekitar 75 persen bangunan di Sriwedari sudah tidak bisa digunakan lagi,” katanya.

Kusumo mencontohkan kondisi bangunan di kawasan Pujasari Sriwedari, Solo, yang sudah lapuk dan rusak. Begitu juga dengan Gedung Wayang Orang (WO) Sriwedari yang memiliki lubang di langit-langit di beberapa tempat. Kursi untuk penonton di gedung itu juga sudah sangat tua.

Menurut Kusumo, usia kursi di atas 20 tahun. Menghadapi kondisi tersebut, Kusumo mendesak Pemkot Solo segera mengambil langkah berani dan merevitalisasi secara penuh kawasan Sriwedari yang menjadi ikon Kota Solo.

Baca Juga: Gibran: Revitalisasi Taman Sriwedari di Solo Tunggu Penyelesaian Sengketa

“Untuk itu, kami meminta Pemkot Solo untuk merevitalisasi secara penuh kawasan Sriwedari sehingga menjadi tempat wisata hiburan, religi dan wisata edukasi. Revitalisasi total Sriwedari juga akan mencakup tempat penjualan buku, mesin, arca, dan kios,” sarannya.

Menurut Kusumo, kawasan Sriwedari dan bangunan di dalamnya menyimpan banyak sejarah dari perjalanan Keraton Solo dan Kota Solo. Bahkan hingga saat ini masih ada jejak sejarah yang terpelihara dengan baik, seperti dua meriam bekas VOC di Plaza Sriwedari.

Kesepakatan Daerah Sriwedari

“Dulu Sriwedari adalah ikon kota Solo, pendatang dari Solo dan luar Solo, kalau belum lihat Sriwedari belum pernah ke Solo. Sriwedari menyimpan banyak masa lalu, baik sejarah berdirinya Solo, Keraton, Mangkunegaran dan lain-lain,” jelasnya.

Baca Juga: GWO Sriwedari Dianggap Tidak Beroperasi, DPRD Solo Ungkap Fakta Lain

Soal gedung Graha Wisata Niaga di atas tanah Sriwedari, Kusumo menilai tidak perlu dibongkar tapi akan dijadikan gedung seni. Karena bangunan atau bangunan saat ini masih kokoh, megah, luas dan terletak di pusat Kota Bengawan.

“Saya berharap Pemkot Solo dapat menjadikan revitalisasi atau desain kawasan Sriwedari sebagai salah satu program unggulan agar ke depannya menjadi tempat yang penting bagi masyarakat, baik UMKM, PKL, kesenian dan pariwisata, dari Keuntungannya adalah,” katanya.

Sebelumnya, Pemkot Solo telah membahas rencana penataan kawasan Sriwedari dengan merevitalisasi beberapa bagian dan bangunan agar dapat difungsikan kembali sebagai ruang publik. Rencana tersebut dibahas pada Desember 2021 sebagai bagian dari kerja anggota DPRD dengan pemangku kepentingan di Kabupaten Laweyan dan Pemkot Solo.

Baca Juga: Lama Ditinggalkan, Foksri Minta Pemkot Solo Revitalisasi Sriwedari

Rencananya, PP 2022 akan dilaksanakan dengan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanpa dana negara.

Namun, dalam sebuah wawancara Solopos.com Terkait rencana penataan tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Selasa (26/7/2022) pihaknya akan menunggu hingga sidang sengketa tanah di Sriwedari selesai.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button