Wisata Payung Kuliner Tenang Kalah Kompetisi - WisataHits
Jawa Timur

Wisata Payung Kuliner Tenang Kalah Kompetisi

KOTA BATU – Saya tidak tahu siapa yang salah. Semakin hari, wisata kuliner kota Payung Batu semakin sepi. Salah satu penyebabnya adalah pesatnya perkembangan kios dan kafe menarik di Kota Batu. Hal ini tentu berpengaruh pada omzet harian perdagangan katering.

Kendaraan yang melewati Wisata Payung Kuliner Kota Batu terlihat ramai. Namun, masih sepi di stand dealer. Bahkan, ada beberapa kios yang tidak tahan dengan penjualan, sehingga harus tutup. Bulan kemerdekaan Agustus yang semarak, yang ditunggu-tunggu oleh banyak pembeli, ternyata tidak sebaik yang diharapkan para pedagang. Salah satu pedagang bakso Satun mengatakan, para pedagang sudah berdamai dengan kondisi industri wisata kuliner Payung yang semakin sepi.

“Jual dari pagi hingga siang, hanya ditemukan satu pembeli. Dulu saya sudah siap berjualan jam 4 pagi karena pembelinya banyak. Tapi sekarang baru sampai jam 8 malam,” jelasnya.

Satun mengakui, bulan Agustus yang diharapkan ramai pembeli, ternyata nihil (kosong). “Saya belum menemukan pembeli sama sekali selama 3 hari berturut-turut. Namun, kondisinya berbeda, Payung kini telah ditinggalkan. Dulu jagung yang dikonsumsi hanya 10 kilogram, sekarang tidak terjual satu kilogram,” jelas pedagang yang sudah berjualan selama 36 tahun ini.

Bukan hanya Satun, pedagang lain juga melihatnya. Umi Kulsum mengatakan, wisata kuliner rooftop kini kalah dengan kios atau kafe menarik di Kota Batu. “Sebenarnya mahasiswa yang sering menjadi pelanggan tetap. Tapi sekarang sepi. Sebelum pandemi, penjualan pada hari Sabtu dan Minggu mencapai Rp 500.000 sehari. Sekarang bahkan Rp 300.000 sehari sulit didapat,” kata ibu dua dan satu cucu ini. Ia juga mengatakan bahwa wisata payung kuliner ini perlu ditingkatkan. Pasalnya, pemandangan saja tidak cukup untuk menarik wisatawan atau pembeli. “Kami hanya ingin ekonomi wisata kuliner ini pulih melalui Payung. Kalau tidak ada perbaikan, wisata payung kuliner ini bisa berakhir,” pungkasnya.(ifa/deckel)

KOTA BATU – Saya tidak tahu siapa yang salah. Semakin hari, wisata kuliner kota Payung Batu semakin sepi. Salah satu penyebabnya adalah pesatnya perkembangan kios dan kafe menarik di Kota Batu. Hal ini tentu berpengaruh pada omzet harian perdagangan katering.

Kendaraan yang melewati Wisata Payung Kuliner Kota Batu terlihat ramai. Namun, masih sepi di stand dealer. Bahkan, ada beberapa kios yang tidak tahan dengan penjualan, sehingga harus tutup. Bulan kemerdekaan Agustus yang semarak, yang ditunggu-tunggu oleh banyak pembeli, ternyata tidak sebaik yang diharapkan para pedagang. Salah satu pedagang bakso Satun mengatakan, para pedagang sudah berdamai dengan kondisi industri wisata kuliner Payung yang semakin sepi.

“Jual dari pagi hingga siang, hanya ditemukan satu pembeli. Dulu saya sudah siap berjualan jam 4 pagi karena pembelinya banyak. Tapi sekarang baru sampai jam 8 malam,” jelasnya.

Diakui Satun, bulan Agustus yang diharapkan ramai pembeli, ternyata nihil (kosong). “Saya belum menemukan pembeli sama sekali selama 3 hari berturut-turut. Namun, kondisinya berbeda, Payung kini telah ditinggalkan. Dulu jagung yang dikonsumsi hanya 10 kilogram, sekarang tidak terjual satu kilogram,” jelas pedagang yang sudah berjualan selama 36 tahun ini.

Bukan hanya Satun, pedagang lain juga melihatnya. Umi Kulsum mengatakan, wisata kuliner rooftop kini kalah dengan kios atau kafe menarik di Kota Batu. “Sebenarnya mahasiswa yang sering menjadi pelanggan tetap. Tapi sekarang sepi. Sebelum pandemi, penjualan pada hari Sabtu dan Minggu mencapai Rp 500.000 sehari. Sekarang bahkan Rp 300.000 sehari sulit didapat,” kata ibu dua dan satu cucu ini. Ia juga mengatakan bahwa wisata payung kuliner ini perlu ditingkatkan. Pasalnya, pemandangan saja tidak cukup untuk menarik wisatawan atau pembeli. “Kami hanya ingin ekonomi wisata kuliner ini pulih melalui Payung. Kalau tidak ada perbaikan, wisata payung kuliner ini bisa berakhir,” pungkasnya.(ifa/deckel)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button