Wisata Kuliner: Nasi Megono dan Tempe Kemul, Sarapan Khas Wonosobo - WisataHits
Yogyakarta

Wisata Kuliner: Nasi Megono dan Tempe Kemul, Sarapan Khas Wonosobo

harianjogja.com, WONOSOBO—Ada banyak menu untuk sarapan. Setiap daerah memiliki menu tradisionalnya masing-masing. Di Wonosobo, ada menu khusus untuk sarapan yaitu nasi megono. Seperti apa nasi megono khas Wonosobo? Berikut laporan wartawan Harian Jogja Nina Atmasari.

Wonosobo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Daerah ini terkenal dengan suhu dinginnya. Di awal musim kemarau, bahkan udara di dataran tinggi Dieng Wonosobo bisa turun di bawah 0 derajat Celcius. Keunikan inilah yang menjadi daya tarik banyak wisatawan berkunjung ke Wonosobo yang berpadu dengan keindahan alam pegunungan.

Tidak hanya alam tapi juga budaya di Wonosobo bisa menjadi daya tarik yang menarik. Salah satunya kuliner. Di kawasan yang merupakan bagian dari bekas pemukiman Kedu ini, warga memiliki tradisi sarapan nasi megono dengan pelengkap tempe kemul.

DIDUKUNG:

Kepresidenan G20 Indonesia, momentum pemulihan dunia dari krisis global

Nasi megono adalah nasi yang dicampur dengan kelapa parut yang sudah dibumbui. Itu juga dicampur dengan sayuran berupa kol atau kacang panjang. Tempe kemul adalah tempe goreng tepung dengan campuran daun bawang cincang. Di Wonosobo, ada banyak penjual nasi Megono di pagi hari.

Biasanya penjual hanya menggunakan meja untuk menata makanannya di depan rumah dan hanya beberapa kursi untuk pembeli. Jangan kesiangan jika ingin mendapatkan nasi megono, karena penjual mengosongkan meja pada siang hari.

Tim Eksplorasi Kuliner: Peduli Warisan Leluhur yang disponsori oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) dan Alfamart mengunjungi Wonosobo pada Selasa pagi (25/10/2022). Warung nasi milik Sa’adah megono di Desa Munggang, Kalibeber, Mojotengah menjadi tujuan kami.

Booth ini sudah terlihat sepi saat Tim Eksplorasi Kuliner tiba pada pukul 0800 WIB. “Sudah penuh karena itu untuk menu sarapan, jadi jam 6 pagi sudah penuh. Kalau mulai jam lima, biasanya jam sembilan selesai,” kata Sa’adah.

Sudah 15 tahun sejak pria 56 tahun itu berjualan beras Megono. Suaminya mendukungnya setiap hari. Biasanya sang suami memanggang tempe kemul di dapurnya. Sedangkan Sa’adah melayani pembeli di depan barangnya.

Dia mengatur penjualannya di meja sederhana di sebelah rumah. Ada nasi megono, yang dia taruh di keranjang yang terbuat dari anyaman bambu. Di sebelahnya ada beberapa mangkok dengan aneka gorengan, yaitu tempe kemul, tahu isi, dan singkong goreng. Dia juga menjual nasi dan sayuran.

BACA JUGA: Eksplorasi Kuliner: Leker Pak Min, Dari Imajinasi Menjadi Realisasi

“Saya membuat bumbu megono di sore hari. Pukul tiga pagi saya mulai memasak nasi dan memasak sayuran. Nanti kalau nasinya setengah matang, dicampur dengan bumbu dan sayuran lalu dikukus sampai nasinya matang,” jelas Sa’adah sembari menjelaskan proses pembuatan nasi Megono.

Ketika saya mulai membuka toko, nasi megono masih panas. Nasi megono enak saat masih hangat.

Sang suami terus menggoreng tempe kemul dan gorengan lainnya. Jadi, meski sudah larut malam, masih ada kentang goreng panas yang bisa didapat.

Awalnya, Tempe Kemul seperti tepung tempe goreng kebanyakan. Namun, di Wonosobo, campuran tepung tersebut dicampur dengan daun kucai yang dicincang halus. Daun ini menambah rasa gurih yang berpadu dengan asinnya campuran tepung membuat Kemul Tempe semakin ketagihan.

BACA JUGA: Eksplorasi Kuliner: Sarapan Nasi Penggel Bersama Bupati Kebumen

Nasi megono dijual dibungkus dengan daun pidang atau kertas nasi. Porsi nasi Megono biasanya cukup untuk sarapan. Untuk harga, hanya Rp 2.000 per porsi. Bukankah itu murah? Tempe kemul dan gorengan lainnya dijual dengan harga Rp 2.000 untuk tiga biji goreng.

Biasanya Sa’adah membuat empat kg beras dalam sehari dengan campuran 2 kg kubis dan 1 kg kacang panjang. Nasi megono yang terbuat dari bahan-bahan ini bisa berisi 60 porsi. Pembelinya adalah warga sekitar, terutama yang beraktivitas di pagi hari dan sarapan terlebih dahulu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button