Wisata Belajar Konservasi di Hutan Mangrove Kulon Progo
Liputan6.com, Yogyakarta – Hutan mangrove Kulon Progo merupakan salah satu destinasi wisata di sekitar Bandara Internasional Yogyakarta atau Bandara YIA. Padahal, destinasi ini sudah sangat populer di kalangan wisatawan.
Wisatawan dapat menyusuri rangkaian hutan bakau melalui jembatan kayu yang dibangun di atasnya. Namun, jika wisatawan tidak ingin berjalan di atas jembatan bambu, mereka bisa menyewa perahu untuk menjelajahi perburuan mangrove ini.
Menariknya, setiap sudut hutan mangrove ini menjadi spot foto yang Instagramable. Spot foto terpopuler yang menjadi ikon di sini adalah Prasasti Kulon Progo MHAA (Jembatan Bakau Api).
Nama Api-api berasal dari jenis mangrove yang tumbuh di sini. Dengan luas lebih dari 3 hektar, hutan mangrove ini juga menjadi sarana edukasi bagi wisatawan tentang ekosistem hutan mangrove.
Wisatawan juga dapat menikmati matahari terbenam di tempat lain yang dekat dengan hutan bakau Kulon Progo, seperti B. Pantai Congot atau Pantai Pasir Kadilangu. Awalnya, hutan mangrove di Kulon Progo Yogyakarta merupakan cagar alam yang sudah ada sejak tahun 1989.
Awalnya, masyarakat setempat membuat suaka mangrove untuk mencegah erosi karena fungsi tanaman mangrove adalah untuk memecah gelombang laut. Wisata mangrove di Kulon Progo terbagi menjadi tiga kawasan wisata, pertama Mangrove Pantai Kadilangu (sisi Timur), Mangrove Pasir Mendhit (sisi Barat) dan Mangrove Jembatan Api Api (Tengah).
Biaya masuk ke tempat wisata ini mulai dari Rp 5.000 dan sewa perahu mulai dari Rp 10.000. Hutan Mangrove Kulon Progo buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.
Source: m.liputan6.com