WCCE 2022 di Bali akan mengangkat 4 isu utama di sektor ekonomi kreatif, apa saja itu? - WisataHits
wisatahits

WCCE 2022 di Bali akan mengangkat 4 isu utama di sektor ekonomi kreatif, apa saja itu?

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri akan menyelenggarakan World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua Bali pada 5-7 Oktober 2022 dengan misi pemulihan global melalui sektor ekonomi kreatif ( ekraf).

Empat subtema sektor ekonomi kreatif akan dibahas pada konferensi internasional ketiga.

Konferensi WCCE 2022 di Bali membahas empat isu besar di sektor ekonomi kreatifKonferensi WCCE 2022 di Bali membahas empat isu besar di sektor ekonomi kreatif, foto: Kemenparekraf

Keempat isu tersebut antara lain: Ekonomi kreatif untuk pembaruan global, inklusivitas dan agenda SDG, kekayaan intelektual dan hak kreatif, dan Masa depan ekonomi kreatif.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/10/2022) menjelaskan bahwa pelaku kreatif dan kreatif harus mendapatkan pengakuan global atas potensinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh.

“Saat seluruh dunia bersiap memasuki era penyakit endemik, dunia harus segera menemukan cara untuk menghidupkan kembali ekonomi untuk menyelamatkan mata pencaharian yang berkelanjutan sehingga masyarakat dapat pulih dengan cepat dan tangguh.

Di sinilah ekonomi kreatif masuk.”

dia berkata.

Pemerintah Indonesia mengadakan konferensi internasional pertama tentang ekonomi kreatif pada tahun 2018.

WCCE pertama berhasil meningkatkan perhatian dan partisipasi berbagai pemangku kepentingan yang terdiri dari perwakilan pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, organisasi internasional, media dan pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia.

WCCE pertama tahun 2018 menghasilkan 21 agenda pengembangan ekonomi kreatif yang disebut “Bali Agenda for Creative Economy” dan kemudian diperkenalkan ke ranah perbincangan global.

Hal ini dibuktikan dengan diadopsinya resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2019 pada sesi ke-74 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu pencanangan tahun 2021 sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Selain itu, Indonesia juga telah membentuk Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC).

WCCE kedua pada tahun 2021 akan diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab. WCCE 2021 Dubai telah mencanangkan agenda WCCE 2021 yang terdiri dari 21 poin, yang mencakup topik antara lain manfaat ekonomi, pemuda, ekosistem dan upaya internasional dalam pengembangan ekonomi kreatif di masa depan.

WCCE ketiga pada tahun 2022 dengan tema “Inclusively Creative: A Global Recovery”, diambil dari kesadaran bahwa ekonomi kreatif telah menjadi sektor yang mutakhir karena pertumbuhannya yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan bahkan beberapa subsektor telah terbukti tumbuh sangat baik selama pandemi COVID-19 seperti animasi, aplikasi, dan pengembangan game.

Ekonomi kreatif juga merupakan dimensi ekonomi kontemporer yang tidak memandang perbedaan gender, tidak diskriminatif dan tidak lagi bergantung pada modal besar.

Sementara itu, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menambahkan, keempat subtema tersebut harus mampu menghasilkan poin-poin penting bagi pemulihan sektor ekonomi kreatif pascapandemi.

Keempat subtema tersebut yaitu yang pertama ekonomi kreatif untuk kebangkitan global dengan membahas kebijakan yang mendukung sektor kreatif, para pelaku dan seluruh ekosistem yang berupaya mengembangkan sektor tersebut.

Kedua, mengenai perlindungan dan komersialisasi kekayaan intelektual (intellectual property), hak atas materi publikasi dan pemanfaatan teknologi untuk menopang penghidupan pelaku kreatif kreatif secara global.

Kemudian, agenda inklusivitas dan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mendorong sektor ekonomi kreatif mampu menjawab tantangan global.

Terakhir, acara mengangkat subtema “Masa Depan Ekonomi Kreatif” untuk secara kolektif memetakan perkembangan ekonomi kreatif sesuai dengan perubahan global.

“Mari kita mengadvokasi agar aktor kreatif kita diakui secara global karena potensi mereka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh untuk semua.

dia berkata.

Source: www.piknikdong.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button