Warga sudah 10 tahun menunggu perbaikan, kinerja PDAM dipertanyakan. Warga : Tidak dapat air tapi tetap harus bayar - WisataHits
Jawa Timur

Warga sudah 10 tahun menunggu perbaikan, kinerja PDAM dipertanyakan. Warga : Tidak dapat air tapi tetap harus bayar

Anas Karno, Wakil Ketua Komite B DPRD Surabaya meninjau penampungan air warga yang dibangun untuk menampung air karena tidak mendapat aliran dari PDAM meski sudah menjadi pelangganAnas Karno, Wakil Ketua Komite B DPRD Surabaya meninjau penampungan air warga yang dibangun untuk menampung air karena tidak mendapat aliran dari PDAM meski sudah menjadi pelanggan

Surabaya, horizonnews.co – Meski tercatat sebagai pelanggan, puluhan warga di Blauran Kidul dan Kebangsreng tidak mendapatkan haknya sebagai pelanggan Air bersih Badan Usaha Milik Negara (Pemkot) Plat Merah Pemerintah Kota Surabaya.

Pasalnya, desa padat penduduk di pusat kota Surabaya ini sudah hampir 10 tahun tidak bisa menikmati air bersih dari PDAM, meski sudah terdaftar sebagai pelanggan karena harus menunggu perbaikan.

“Sudah 10 tahun air PDAM mati. Kami sudah berulang kali lapor ke PDAM bahkan datang ke kantor PDAM, tapi nihil. Pipa saluran air PDAM sampai sekarang belum diperbaiki,” kata Mohammad Zulkarnaen, warga Gang 1 Blauran Kidul No. 8, kepada Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno saat mengunjungi lokasi, Sabtu (30/7) sore./2022 ).

Selain itu, Zul mengatakan ada sekitar 20 rumah yang belum mendapatkan layanan air bersih PDAM. “Pemukiman ini adalah perbatasan. Jadi, deretan rumah di sisi barat mengarah ke Gang 1 Blauran Kidul, sedangkan di sisi timur mengarah ke Kebangsren,” tambahnya.

Zulkarnaen menceritakan, pernah ada petugas PDAM yang datang ke desanya untuk melakukan pengukuran. Tapi sampai sekarang belum ada perbaikan. “Tunggu anggarannya,” kata Zul menirukan ucapan PDAM Surya Sembada.

Zul mengatakan, warga harus membeli air dari pedagang keliling untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.

“Warga mendapatkan air bersih untuk mencuci, memasak, mandi dengan membeli air gledekan. Dia kehabisan Rp 500.000 hingga 600.000 setiap bulan. Kalau tidak ada penjaja air, kami beli air galon isi ulang,” ujarnya.

Menurut Zul, ia terpaksa menggunakan air sumur untuk mandi. Tapi airnya keruh. “Jadi gimana. Terpaksa memangkas biaya. Padahal kita tinggal di pusat kota,” keluhnya.

Sementara itu, tambah Tia warga lainnya, naas nasib warga dinana, meski air bersih PDAM tidak mengalir, warga tetap dikenakan biaya pengelolaan.

“Pada Januari, Maret, April tagihannya sekitar Rp 18.000. Tapi setelah itu naik menjadi sekitar 60.000 rupee lebih. Tidak dapat air tapi tetap harus bayar,” keluhnya.

Alhasil, setidaknya ada 3 warga yang berhenti menjadi pelanggan PDAM karena keberatan dengan pembayaran tersebut.

Melihat kondisi tersebut, warga mengadu kepada Wakil Ketua Komisi B Anas Karno yang menerima aduan tersebut, pria yang akrab disapa Cak Anas itu prihatin dengan kondisi warga.

Selain itu, desa ini terletak di pusat kota, pusat kegiatan bisnis segi empat emas, dekat desa Ketandan dan Tunjungan Romansa yang saat ini menjadi ikon pariwisata Surabaya, katanya.

Politisi PDIP Surabaya meminta PDAM Surya Sembada segera menyelesaikan masalah tersebut agar warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih.

“Dan bagaimana performanya? Ini sebenarnya hal yang sederhana. Jaringan pipa di desa ini sudah ada. Ada juga jaringan di desa-desa sekitarnya. Selain itu, aliran air di desa tetangga juga normal,” jelasnya.

Anas menegaskan PDAM Surya Sembada harus lebih detail lagi soal penyediaan air bersih untuk warga Surabaya. Pasalnya, masih banyak warga Surabaya yang belum mendapatkan air PDAM.

“Selanjutnya Dirut PDAM Surya Sembada yang baru kini aktif menambah instalasi PDAM untuk mencapai target 2023 seluruh warga Surabaya memiliki air bersih PDAM,” pungkasnya. (hadis)

Source: cakrawalanews.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button