Warga Miskin Bertambah, Ini Strategi Pemkot Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Warga Miskin Bertambah, Ini Strategi Pemkot Jogja

Warga Miskin Bertambah, Ini Strategi Pemkot Jogja

Harianjogja.com, JOGJA Pemerintah Kota Yogyakarta mengaku fokus pada intervensi program penanggulangan kemiskinan yang lebih menyasar pada permasalahan masyarakat miskin di wilayahnya. Program-program lama yang sudah berjalan dan terbukti sangat efektif meneruskan, seperti: B. Kebijakan Kolaboratif yang dibarengi dengan pelibatan seluruh OPD untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan kemiskinan.

Berdasarkan catatan BPS-DIY, persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2022 sebesar 10,64 persen, naik 0,08 poin persentase dari Maret 2022. Jumlah penduduk miskin pada September 2022 juga tercatat sebanyak 463,63 ribu orang, meningkat 8,9 ribu orang dibandingkan Maret 2022 untuk wilayah DIY.

“Berbagai program yang telah dilaksanakan akan tetap berjalan dalam kerangka pengentasan kemiskinan, namun kami akan memperjelas tujuannya,” kata Sekretaris Daerah Kota Jogja Aman Yuriadijaya, Jumat (20/01/2023).

Menurutnya, upaya penanggulangan kemiskinan tidak hanya dilakukan melalui program-program yang murni bersifat struktural, melainkan melibatkan seluruh OPD untuk ikut serta menurunkan angka kemiskinan. “Apapun programnya, kami usahakan agar target intervensinya jelas kepada masyarakat yang masuk kategori miskin,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Yogyakarta menyebutkan upaya untuk menurunkan angka gini daerah dengan meningkatkan pendapatan 40% penduduk berpenghasilan rendah. Kelompok ini juga menjadi sasaran para pelaku kebijakan dan program pembangunan untuk meningkatkan pendapatan sehingga memiliki rata-rata pengeluaran bulanan di atas garis kemiskinan.

Kepala Bappeda Kota Jogja Agus Tri Haryono mengatakan, peningkatan pendapatan 40% masyarakat berpenghasilan rendah ini dicapai dengan bertumpu pada sektor unggulan di daerahnya. Pariwisata tetap menjadi fokus sebagai pengungkit untuk meningkatkan pendapatan penduduk yang hidup di garis kemiskinan.

“Konsepnya menyusun perencanaan pariwisata daerah berupa penggerak ekonomi baru di desa,” kata Agus, Selasa (17/1/2023).

BACA JUGA: BI: Warga Jogja suka menabung, tapi pengeluaran rendah membuat tingkat kemiskinan tinggi

Selain faktor turis, upaya lain sedang diupayakan untuk memperluas akses digital bagi kelompok ini. Upaya peningkatan literasi digital masyarakat akan digalakkan agar pemanfaatan teknologi informasi dapat diakses oleh masyarakat luas. “Sektor ini juga salah satu andalan kami. Ini akan terus dipertahankan seiring dengan 5K stakeholder engagement untuk membantu mengurangi ketimpangan pendapatan,” kata Agus.

Ia mengklaim, sistem penganggaran di APBD daerah juga dirancang untuk membantu masyarakat dengan mengelola sistem informasi pemesanan jamuan kuliner dari kelompok UMKM di Kota Jogja dengan komitmen anggota fakir miskin di masing-masing kelompok melalui sistem informasi “Nglarisi”. Kebijakan ini merupakan program pemasaran dari UMKM lokal ke sektor pemerintah.

“Perluasan akses digital diberikan kepada UMKM dan pedagang pasar untuk memastikan kemampuan UMKM dan pedagang pasar dalam menghadapi era digital,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button