Wakil Dewan Pakar KMDT Desak Danau Toba Tak Kalah Dengan Swiss - WisataHits
Yogyakarta

Wakil Dewan Pakar KMDT Desak Danau Toba Tak Kalah Dengan Swiss

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Indonesia memiliki sumber daya yang sangat besar. Salah satunya adalah Danau Toba. Pemandangan di sekitar Danau Toba tak kalah indah dengan Swiss dan Selandia Baru.














“Ini semua tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat di sana dan Indonesia pada umumnya melalui pengelolaan yang baik,” kata Prof. Dr. Edi Slamet Erianto SH M Si, Wakil Ketua, Panel Ahli, Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT).

Saat dilepasliarkan pada Sabtu (17 September 2022) ia mengatakan bahwa keindahan Danau Toba adalah anugerah Tuhan bagi masyarakat di sana dan Indonesia. Selain itu, Danau Toba telah menjadi perhatian pemerintah dan menjadi tujuan wisata prioritas utama.







Sebagai Wakil Ketua Dewan Ahli KMDT, Edi telah memberikan beberapa saran untuk menjadikan Danau Toba sebagai sumber kesejahteraan masyarakat di sana.

Pertama, kesepakatan bersama harus dicapai. Ada tujuh kabupaten di wilayah tersebut. Tanpa kesepakatan damai, Edi khawatir perkembangan di sekitar Danau Tobase akan kacau balau.







“Semua distrik di sana harus memiliki konsep disepakati oleh semua pemuka adat. Jadi jika manajer regional berubah, konsep melanjutkan pengembangan Danau Toba. Danau Toba tahun 2045, Indonesia emas, Danau Toba setidaknya seperti Bali,” katanya.







Menurut Edi, jika ada kesepakatan bahwa seluruh wilayah di sekitarnya akan menjadikan Danau Toba sebagai sumber ekonomi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mau tidak mau harus dibangun. bersama.

Prof Edi menjelaskan ada tiga hal yang perlu dibangun, yaitu: keamanan atau keselamatan, aman atau kenyamanan, dan memuaskan atau memuaskan.

Dijelaskannya, ketika masyarakat merasa aman, nyaman dan bahagia saat mengunjungi Danau Toba, dan puas saat kembali dari sana, maka wisatawan ingin mengunjungi Danau Toba lagi dan lagi.

Untuk ke sana, kata Edi, harus bersatu Cara berpikir Masyarakat jika pengembangan Danau Toba semata-mata untuk kepentingan bersama. “Jika itu tidak terjadi, maka pembangunan di sektor pariwisata akan semakin sulit,” katanya.

Edi mengatakan daerah yang bisa dijadikan contoh adalah Bali. Wisatawan yang pernah ke Bali sebelumnya selalu ingin kembali ke sana. Pasalnya, lanjutnya, masyarakat Bali sudah sepakat menjadikannya penanak nasi melalui pariwisata mereka. Oleh karena itu, masyarakat di sana sangat sadar bahwa mereka perlu menjaga dan merawat Bali agar periuk nasinya aman.

“Begitu juga dengan masyarakat Danau Toba. Warga harus menyadari bahwa Danau Toba adalah sumber rezeki dari Tuhan, sehingga harus dilindungi dan dijaga,” lanjutnya.

Usulan kedua, setelah ada kesepakatan bersama antara pemerintah dan tokoh adat, disertai dengan persatuan Cara berpikir Menurut Edi, masyarakat melihat Danau Toba sebagai sumber makanan yang diberikan Tuhan, sehingga pembangunan ketujuh kabupaten tersebut saling melengkapi.

Misalnya, kata dia, Kabupaten Samosir membangun dan mengembangkan wisata air, kemudian kabupaten lain membangun wisata pertanian, budaya dan sebagainya.

“Jadi pembangunannya saling melengkapi. Jadi wisatawan akan mampir ke tujuh kabupaten di sekitar Dana Toba setidaknya selama tujuh hari untuk menikmati wisata. Turis akan berjalan-jalan karena mereka tidak Layanan dari satu sumber,” jelasnya.

Prof Edi juga menekankan pentingnya menciptakan suasana yang berbeda. Misalnya, semua bangunan di kawasan sekitar Danau Toba harus mencerminkan unsur Batak.

Dengan cara ini, wisatawan akan merasakan suasana yang berbeda. Jika bangunannya seperti kota, wisatawan tidak akan merasakan perbedaan dan suasana baru.

“Hal yang juga perlu diperhatikan adalah sikap tuan rumah dalam hal ini masyarakat sekitar Danau Toba dalam menyambut wisatawan. Jika tuan rumah ramah, maka sangat selamat datang Bagi wisatawan yang benar-benar melihat orang baru, wisatawan pasti senang dan ingin kembali lagi ke Danau Tobase,” kata Edi.

Ia juga menekankan yang tidak kalah pentingnya, yaitu masalah kesehatan. Menurutnya, Danau Toba merupakan wisata air. Oleh karena itu, kebersihan dan higienitas harus diperhatikan.

“Seperti Yang Dikatakan. Pemandangan Danau Toba tidak kalah dengan Swiss dan Selandia Baru. Satu-satunya kerugian adalah kebersihan, ”katanya.

Source: koranbernas.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button