Wah, itu dia daftar perairan di Indonesia yang mengandung timah hitam - WisataHits
Yogyakarta

Wah, itu dia daftar perairan di Indonesia yang mengandung timah hitam

Sumber daya alam laut Indonesia sangat melimpah. Ikan dan biota laut memang aman, namun di dasar perairan, mulai dari cadangan minyak dan gas bumi hingga mineral alam yang dapat digunakan sebagai sumber energi, memiliki potensi untuk dieksplorasi memberikan nilai ekonomi.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Budi Lelono mengatakan, dari kompilasi hasil penelitian tahun 1996 hingga 2015 yang dipublikasikan di Peta Sumber Daya Mineral Kelautan Indonesia Edisi 1 Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan tahun 2017, terdapat banyak prospek mineral di laut Indonesia.

Penasaran di mana letak potensi mineral laut Indonesia? Berikut daftar berdasarkan data dari Badan Geologi Departemen ESDM:

1. Perairan Kepulauan Riau

Terletak di jalur granit, perairan Kepulauan Riau kaya timah, membentang dari Pulau Bangka Belitung hingga Semenanjung Malaysia.

Pasir laut yang kaya akan mineral kuarsa merupakan hasil pelapukan batuan granit ini. “Pulau-pulau seperti Bangka, Belitung, Singkep, Bintan, Kundur, Batam dan lainnya terbentuk dari batuan granit,” kata Eko kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.

Perairan Rupat, Riau misalnya. Daerah ini memiliki komoditi berupa pasir kuarsa. Diperkirakan kadar mineral kuarsa ini merupakan hasil pelapukan batuan yang kaya akan unsur SiO2 yaitu batuan granit dan batuan metasedimen (kuarsit).

Sebanyak 87 sampel dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) dan menghasilkan nilai 95,38 persen dan volume sumber daya 18 miliar meter kubik (m3).

“Pasir silika banyak digunakan dalam industri semen, kaca, semikonduktor dan kosmetik,” kata Eko.

Baca juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Alam Terbaik di Indonesia, Malaysia dan Singapura


2. Laut Bangka

Secara regional itu adalah bagian dari Granit Sabuk Timah Utama. Daratan dicirikan oleh intrusi granit Klabat, yang merupakan sumber penting endapan placer.

Dari analisis separasi berat (bromoform) dan separasi kering (isodynamic separator) dan mineralogi butir dari 480 sampel di kawasan Danau Bangka, ditemukan adanya mineral berat dengan unsur tanah jarang dengan volume 589 juta meter kubik. Mineral placer dan elemen tanah jarang diyakini sebagai hasil pengerjaan ulang batuan granitoid.

 

3. Teluk Semangko

Teluk Semangko di Lampung terletak di bagian paling selatan Sumatera dan memiliki tiga prospek emas. Dari 92 sampel yang dikumpulkan, Prospek I ditentukan memiliki kadar 0,6 ppm dan volume mineral 6,6 m3. Kemudian 0,3 ppm dan volume 8 juta m3 di Prospek II dan 0,1 ppm dan volume 3,8 meter kubik di Prospek III.

Namun, Eko mengatakan kawasan Teluk Semangko merupakan kawasan yang rawan dan berpotensi bencana geologi. Hal ini disebabkan adanya Sesar Semangko yang membentang di sepanjang pantai barat teluk dan merupakan bagian dari Sesar Besar Sumatera, serta adanya Gunung Krakatau di Selat Sunda.


4. Teluk Bayah-Cibobos

Kawasan laut di Banten ini memiliki komoditas berupa emas. Sebanyak 75 sampel dianalisis oleh AAS dan hasil pengujian 0,3 ppm dan volume 253 juta meter kubik emas. “Dulang gear dengan hasil tray berupa konsentrat terdiri dari emas hias dan mineral magnetik,” kata Eko.

Baca juga: Pemandangan Raja Ampat dari Piaynemo

5. Perairan Kulon Progo

Pantai selatan bagian tengah pulau Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki komoditi berupa pasir besi. Dari hasil pengamatan megaskopik sampel pasir di muara sungai ditemukan magnetit, ilmenit, amfibol, piroksen dan mineral opak lainnya.

Mineral tersebut berasal dari daratan yang terbawa sungai dan kemudian mengalir ke pesisir selatan Kulon Progo. Kemudian mineral tersebut terbawa arus sepanjang pantai (arus pantai) dan menetap di pantai.

“Sebanyak 36 sampel yang dianalisis AAS dan mengembalikan kadar 10,54 persen dan volume pasir besi 376,6 juta meter kubik,” kata Eko.


6. Laut Komba

Dipindahkan ke Indonesia Timur. Rantai vulkanik bawah laut Komba di Pulau Flores, NTT dikenal dengan potensi hidrotermalnya. Beberapa survei di kawasan ini, antara lain Ekspedisi Bandamin tahun 2001 dan 2003 bekerja sama dengan Freie Universität Berlin, dengan beberapa pihak berwenang di Indonesia, menemukan tiga gunung bawah laut yang memanjang ke tenggara Gunung Komba.

Gunung berapi bawah laut termasuk Baruna, Abang dan Ibu Komba. Dari penelitian ini terlihat bahwa bahan baku utama yang ada di perairan Komba berupa emas. Sebanyak 86 sampel dianalisis oleh AAS dan mengembalikan emas 3 ppm dan volume 348.038 meter kubik.

“Potensi penambangan ini terutama dilakukan di perairan pesisir Indonesia, kecuali perairan Komba yang berada di lepas pantai. Survey akan menggunakan kapal survey Geomarin 3, kapal Baruna Jaya dan kapal pantai kecil,” kata Eko.

Sementara itu, kata dia, komoditas kelautan yang saat ini ditambang adalah emas dan timah.

Eksplorasi dan eksploitasi timah terus dilakukan oleh beberapa perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) timah, salah satunya PT Timah milik negara. Sementara itu, emas masih ditambang dalam bentuk tambang rakyat di sekitar Lampung dan Bayah.

“Sudah ada perusahaan yang berminat untuk lokasi Bayah, tapi tentunya mineral logam secara hukum harus dilelang dulu untuk mendapatkan IUP,” kata Eko.

Penerbit : Nirmala Aninda

Source: hypeabis.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button