Waduk Jatigede Warisan Dedi Wahidi: Diperebutkan sejak 2003, bermanfaat bagi jutaan warga Pantura - WisataHits
Jawa Barat

Waduk Jatigede Warisan Dedi Wahidi: Diperebutkan sejak 2003, bermanfaat bagi jutaan warga Pantura

TIMESINDONESIA, CIREBON – Jutaan penduduk di pesisir utara dari Cirebon hingga Karawang telah merasakan manfaat dari Waduk Jatigede. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa waduk di Sumedang, Jawa Barat ini merupakan salah satu peninggalan yang berhasil ditorehkan Dedi Wahidi.

Dedi Wahidi atau lebih dikenal Dewa telah memperjuangkan pembangunan Waduk Jatigede sejak tahun 2003 saat menjabat Wakil Bupati Indramayu. Saat itu, wilayah Pantura dilanda kekeringan akibat kemarau panjang.

“Dampaknya gagal panen,” kata Dewa saat berbicara pada acara workshop “Apa Manfaat Waduk Jatigede Bagi Siapa?” ​​di aula kantor Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC) di Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Rabu ( 20/7/2022).

Dewa mengatakan meyakinkan pemangku kepentingan dari pemerintah daerah, provinsi, dan pusat akan urgensi pembangunan Waduk Jatigede bukanlah tugas yang mudah. Beberapa sesi digelar di 20p3 mulai dari sesi di Waduk Jatiluhur hingga Kantor Gubernur Jawa Barat atau Gedung Negara hingga Sekretariat Negara.

“Penolakan saat itu datang dari Pemda Sumedang dan DPRD yang tidak mereka setujui karena merasa tidak akan mendapat manfaat karena warga Indramayu, Cirebon dan Majalengka merasakan manfaat dari ketertinggalan tersebut,” kenang Dewa sendiri.

Namun bisa dijawab oleh Dewa bahwa warga Sumedang memang akan mendapat manfaat yang besar antara lain kompensasi manfaat lahan, PLTA dan buruh yang pasti akan berasal dari Sumedang saat pembangunan dimulai. Keuntungan lainnya adalah jika waduk tersebut selesai dibangun akan menjadi tempat wisata yang retribusinya akan masuk ke kas daerah Sumedang.

“Kemudian waduk itu bisa digunakan untuk budidaya ikan keramba, siapa pun yang akan membudidayakan di sana, pasti masyarakat Sumedang akhirnya setuju,” kata Dewa.

Bahkan dalam rapat di Sekretariat Negara, saat rencana pembangunan Bendungan Jatigede disampaikan ke Kementerian, Dewa mendapat tanggapan yang kurang memuaskan. Dirjen saat itu mengatakan biaya pembangunan waduk sangat tinggi dan tidak sebanding dengan manfaatnya.

“Saya katakan prinsip pembangunan bangsa tidak bisa dihitung dengan menghitung untung rugi. Bahkan jika dihitung berapa kerugian yang terjadi dari bencana alam, banjir dan kekeringan hingga gagal panen selama puluhan tahun,” kata Dewa.

Penolakan juga datang dari kalangan akademisi atau komunitas sejarah yang menganggap keberadaan Waduk Jatigede akan mengancam situs purbakala. Tuhan bisa menjawab pertanyaan itu.

Waduk Jatigede dibangun
Singkat cerita, semua diskusi menemui titik terang: Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan dan kementerian terkait menyetujui pembangunan Waduk Jatigede. Pembangunan 4.980 reservoir akhirnya dimulai pada 2007 dan selesai pada 2015.

Waduk dengan kapasitas 979,5 juta meter kubik air ini mengairi ribuan hektar lahan pertanian dan berfungsi sebagai air baku PDAM. Namun yang lebih penting untuk mencegah banjir Sungai Cimanuk dan kekeringan di musim kemarau.

“Jadi Alhamdulillah, rencana pembangunan Waduk Jatigede yang bisa kita wujudkan sejak zaman Hindia Belanda dan peninggalan itu kini bisa dirasakan masyarakat,” kata Dewa.

Diketahui, alokasi penggunaan debit air waduk terbesar diterima 70 persen oleh warga Kabupaten Indramayu, sedangkan sisanya diterima Kabupaten Cirebon dan Majalengka masing-masing 20 persen dan 10 persen.

Meski waduk sudah rampung, Dewa mengatakan masih ada pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Yakni, tersedianya saluran irigasi rekayasa yang ada di mana-mana untuk lahan pertanian warga.

“Jika ini tercapai, efeknya akan luar biasa, terutama bagaimana produksi beras bisa ditingkatkan dan Indramayu tetap terjaga sebagai lumbung pangan nasional,” kata Dewa.

**)

Dapatkan update informasi pilihan harian dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button