Wacana Pemda KBB untuk menjadikan kawasan Rajamandala sebagai geopark nasional terkendala masalah lahan - WisataHits
Jawa Barat

Wacana Pemda KBB untuk menjadikan kawasan Rajamandala sebagai geopark nasional terkendala masalah lahan

Laporan wartawan Tribun Jawa Barat Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT – Wacana Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) untuk menjadikan kawasan Rajamandala sebagai geopark nasional masih terkendala masalah lahan.

Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan inventarisasi lahan dan kawasan geosite untuk menyusun masterplan Geopark Rajamandala sehingga nantinya bisa mendapatkan sertifikat pengakuan status Geopark Nasional.

Kepala Biro Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB Heri Partomo mengatakan, lahan di kawasan Rajamandala cukup rumit karena beberapa situs yang menjadi objek wisata geologi dan arkeologi dimiliki oleh perusahaan negara, pemerintah desa, dan swasta.

“Selanjutnya luas Rajamandala meluas hingga 4 kecamatan yaitu Padalarang, Cipatat, Saguling dan Cipongkor, meskipun kepastian status lahan menjadi indikator utama sebelum ditetapkan suatu kawasan sebagai geopark nasional,” kata Heri di kantornya, Jumat (8/7). 2022).

Mengingat banyaknya pemilik lahan, Heri mengatakan perlu dukungan dari semua pihak, terutama dari pemilik lahan seperti desa, Perhutani dan PT Indonesia Power.

Menurut dia, harus ada upaya untuk memastikan status properti itu jelas, sehingga harus duduk bersama pemilik properti dan membuat perjanjian kerja sama.

“Kemudian lakukan skema alokasi lahan seperti yang dilakukan di lokasi Goa Pawon. Persiapan ini tidak mudah. Apalagi masalah manajemen, tidak boleh gegabah,” ujarnya.

Selain masalah lahan, ada tahapan panjang yang harus dilalui agar Geopark Rajamandala mendapatkan sertifikasi nasional, mulai dari kajian hingga pembentukan tim geopark hingga batas-batas kawasan lindung.

“Ada zona perlindungan di Geopark yang harus kita jaga bersama. Untuk fasilitas wisata dibuat di buffer zone atau zona pendukung. Karena geopark ini harus terkait dengan geodiversity, biodiversitas dan keragaman budaya,” kata Heri.

Nantinya, kawasan Geopark Rajamandala akan mencakup empat kecamatan, yaitu Padalarang, Cipatat, Saguling dan Cipongkor, karena saat ini sudah ada geosite yang sedang dikembangkan, seperti surga fosil di Pulau Sirtwo dan jejak manusia purba di Gua Pawon.

Kemudian juga terdapat jejak Cekungan Bandung Purba di Stone Garden, Tebing Hawu, Tebing 125, Pabeasan, Curug Halimun, Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro, Sanghyang Poek, Sanghyang Kenit dan Cikahuripan.

Baca juga: Cek Disini! Atraksi keren di Sukabumi, lihat sunrise dan sunset dari Geopark Heights

Source: jabar.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button