Wabup memiliki potensi untuk mengembangkan hortikultura dan menyebut bahan baku kopi sebagai investasi Prima Donna - WisataHits
Jawa Barat

Wabup memiliki potensi untuk mengembangkan hortikultura dan menyebut bahan baku kopi sebagai investasi Prima Donna

Zona Wonosobo – Tidak kurang dari 70 petani dari 17 kelompok tani dan 10 Petugas Pembantu Lapangan (PPL) dari 6 kecamatan di Kabupaten Wonosobo mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Good Agricultural Practices (GAP) untuk Tanaman Kopi dan Alpukat yang diadakan di sebuah rumah makan di Wonosobo , Rabu, 14 Desember 2022.

Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar mengatakan Wonosobo memiliki prospek yang besar untuk pengembangan hortikultura, khususnya tanaman kopi dan alpukat.

“Bahan baku kopi masih menjadi investasi primadona di Kabupaten Wonosobo, saya optimistis perkembangan petani Wonosobo semakin besar dan alami dari hari ke hari, maka petani Wonosobo harus memahami bagaimana menjadi petani kopi dan alpukat yang hebat sehingga kekayaan dan pendapatan ekonomi akan meningkat,” kata Albar.

Baca juga: Menang atas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022 Sayang sekali pemain Muslim Prancis ini tidak bisa ikut

Ia menekankan perlunya kerjasama dan konsultasi yang luas, terutama untuk memperdalam variasi jenis tanaman bagi petani. Sehingga Wonosobo tidak hanya terpaku pada satu jenis produksi tanaman di masa mendatang.

“Melalui Bimtek ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan ekonomi khususnya bagi petani kopi dan alpukat di Wonosobo,” imbuhnya.

Sementara itu, Dwiyama Setyani Budyayu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo mengatakan, peserta akan mendapatkan materi tentang kesenjangan yang baik dan kemitraan melalui bimtek yang akan dilaksanakan pada 14-16 Desember 2022.

Baca Juga: Update Harga Tiket! 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Bandung yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2022

“Alasan memilih tanaman kopi dan alpukat karena petani mendapatkan pendapatan yang berbeda di luar tembakau, mengingat harga komoditas tersebut lebih stabil dibandingkan tembakau yang harganya sering berfluktuasi,” jelasnya.

Dikatakannya, juga sebagai upaya konservasi lereng bukit, katanya, yang diharapkan dalam jangka pendek dapat membantu petani memahami cara merawat dan merawat tanaman, sehingga dapat diperluas ke petani lainnya. ***

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button