virus! Retribusi hingga Rp100.000 untuk setiap orang yang melewati Kampung Adat Nagi Gianyar - WisataHits
Jawa Tengah

virus! Retribusi hingga Rp100.000 untuk setiap orang yang melewati Kampung Adat Nagi Gianyar

Viral postingan di media sosial terkait biaya saat melewati Desa Adat Nagi, Kabupaten Gianyar, Bali. Tak hanya pendatang, warga juga dimintai uang.

Viral postingan di media sosial terkait biaya saat melewati Desa Adat Nagi, Kabupaten Gianyar, Bali. Tak hanya pendatang, warga juga dimintai uang.

, Kabupaten Gianyar, Bali. Tidak hanya pendatang, warga sekitar juga harus dimintai uang, yang besarnya iuran bervariasi tergantung sarana transportasi. Pengendara sepeda motor membayar Rp 5.000, mobil Rp 20.000, truk Rp 50.000, dan truk beroda enam bahkan hingga Rp 100.000.

Pengemudi menerima tiket setelah membayar. Tiket balas dendam sepertinya resmi dari desa, karena kop suratnya bertuliskan Desa Adat Nagi. GULIR IKLAN UNTUK LANJUTKAN KONTEN Di bawahnya tertulis Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Kemudian ditulis lagi di bawah Pararem No: 06/DAN/VII/2022. Selain itu, tertulis, tiket/pemegang sekali jalan untuk penggunaan Jalan Desa Adat Nagi yang dibangun di atas Pura Desa Pelaba (SHM/Sertifikat No. 417).

Lanjut membaca:
www.detik.com »

Mengerikan! TGIPF Ungkap Isi Rekaman CCTV Tragedi Kanjuruhan Pintu 13

TGIPF mengungkapkan bahwa CCTV merekam detik-detik saat penonton menumpuk dan meninggal di Gerbang 13. Baca Selengkapnya >>

Desa Uma Uta masuk dalam daftar 50 Desa Wisata dan memelihara kain tenun ikat warisan nenek moyangDesa Uma Uta yang memiliki daya tarik wisata dengan menjunjung tinggi tradisi budaya dan tenun ikat dengan bahan alami, masuk ke Desa Bola, Kecamatan Sikka, NTT

Desa Kadokan Sukoharjo, desa sepi yang terkena pelurusan Sungai Bengawan di tahun 80-anCeritanya tentang Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, yang terisolir karena terkena pelurusan Kali Solo tahun 1980-an.

Banjir dan longsor melanda 6 desa di TrenggalekPusdalops BNPB mencatat enam desa yang terkena dampak kejadian tersebut, termasuk desa Tamanan di Kabupaten Trenggalek; Desa Karangrejo, Bogoran, Send, Ngadimulyo di Kecamatan Kampak; dan Desa Wonocoyo di Kecamatan Panggul

Foto: Dulu Ramai, Seluncuran Ini Kini Terbengkalai Karena Menelan Korban | merdeka.comKumpulan potret dari kawasan resort terbengkalai di kawasan Majalengka, Jawa Barat. Situs air mancur trik tidak lagi digunakan karena ditinggalkan atau tidak lagi menarik bagi pengunjung. Simak ulasannya: Destinasi, Wisata Bandung, Viral Hari Ini, Video Viral, Konten Viral, VIRAL, Cerita Viral Hari Ini, Trending, Jakarta

Foto: Baru Diresmikan Anies Baswedan, Inilah Uniknya Potret Kampung Gembira Gembrong | merdeka.comGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Desa Gembira Gembrong di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu. Perkampungan yang telah ditata ulang sejak kejadian kebakaran beberapa bulan lalu itu, kini tampak rapi dengan cat warna cerah. Simak ulasannya:, Anies Baswedan, Anies Baswedan Cagub DKI 2017, DKI Jakarta, Viral Video, Viral Today, Viral Content, VIRAL, Viral Story Hari Ini, Trending, Jakarta

Kampung Adat Nagi, Kabupaten Gianyar, Bali 10/8/2022 Jangan lewatkan Nasional 10/9/2022 – 06:42 Indonesia sudah memasuki musim hujan sehingga stadion ini tidak cocok untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi.

Bukan hanya pendatang, tapi juga warga sekitar harus dimintai uang. Rincian biaya bervariasi tergantung pada mode kendaraan. Pengendara motor bayar Rp 5.000, mobil Rp 20.000, truk Rp 50.000 dan truk roda enam bahkan sampai Rp 100.000. Promosi Daihatsu Rocky, harga mobil Rp 200 juta jadi hanya Rp 99. Setelah membayar, supir mendapatkan karcis, karcis retribusi terlihat seperti karcis resmi dari desa, karena di kop surat tertulis Desa Adat Nagi. Di bawahnya tertulis Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Sumatera 9/10/2022 – 15:16 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan serangkaian razia di Medan, Sumatera Utara dan Palembang, Sumatera Selatan pada 4-6 Oktober 2022.

Kemudian ditulis lagi di bawah Pararem No: 06/DAN/VII/2022. Kepala Desa Kadokan Suyono menceritakan kisah Desa Kadokan yang terbagi menjadi dua bagian pada tahun 1980-an akibat program pelurusan Sungai Bengawan Solo. Selain itu, tertulis, tiket/pemegang sekali jalan untuk penggunaan Jalan Desa Adat Nagi yang dibangun di atas Pura Desa Pelaba (SHM/Sertifikat No. 417). “Warga yang melintas di Jalan Desa Adat Nagi Ubud dikejutkan dengan pemungutan retribusi saat menyeberang jalan pada Minggu (9/10). [Dulu] Bengawan Solo punya program untuk meluruskan Kali Bengawan Solo, kemudian mengambil tapak di tengah kampung, sehingga dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Kebayan Satu dan Dua,” kata Suyono. Ia pun membagikan pengalamannya agar orang lain tidak kaget saat ia mengalami penyeberangan. Demikian postingan akun @punapibali seperti dikutip detikBali. Nasional 09/10/2022 – 09:43 Richard Eliezer alias Bharada E berpotensi menjadi pahlawan jika berhasil mengungkap kebenaran di balik kasus pembunuhan yang dipimpin Ferdy Sambo.

Unggahan tersebut langsung viral di media sosial dan menuai berbagai komentar. Sebagian dari mereka paham, namun lebih menyayangkan, khawatir akan menimpa wisatawan. Kemudian RW 002 di Dusun Moro terkena Death Times, RW 003 di Dusun Kadokan dan Dusun Karangale. Baca Juga: Melihat Makam Bali, Tempat Tinggal Sebelum Dikremasi “Kalau jalan umum bisa disebut pemerasan karena dibuat pemerintah, kalau bukan jalan umum yang sebenarnya, tolong dicek ke pihak terkait agar nanti tidak jadi polemik. ” kata akun @dewaadisaputra. Tiket bagi pengendara yang melewati Jalan Desa Adat Nagi. Foto: Tiket bagi pengendara yang melewati Jalan Desa Adat Nagi. Baca Juga: Setelah pelurusan Bengawan Bengawan Solo selesai, kata Suyono, dua sungai berikut, yakni Bengawan Solo Lama dan Kali Gejikan (dari arah Kecamatan Grogol di timur) berhenti berfungsi. Tragedi kerusuhan menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu malam (1/10/2022).

(Spesial) “Jalan kena retribusi, saya tidak mau jalan-jalan ke Bali, saya cari jalan ini bolak-balik. Pajak tempat wisata akan dinaikkan, tapi itu tidak baik. Suyono melanjutkan, sungai-sungai yang mati otomatis tidak dirawat, sehingga menjadi tempat tumbuhnya eceng gondok. Tetapi cara? 20.000, lebih baik untuk mengisi perut bos, " Akun on001 dilaporkan.

“Seharusnya kalau ada jalan umum tidak harus, tapi kalau jalan pribadi aksesnya dibatasi dari awal dll. Baca juga: mekanik 65 tahun di Sukoharjo merakit pesawat dari barang bekas” Warga Dukuh Ngrantan menggunakan eceng gondok, ambil, jemur, lalu tenun dan pasarkan ke Yogyakarta untuk dijadikan semacam tas,” lanjut Suyono. Takutnya saya di ujung jalan minta uang, bukan di awal, enaknya bawa uang, kalau tidak jadi apa. Kalaupun itu jalan pribadi, tidak boleh menghubungkan jalan umum dengan jalan lain, oke?” kata akun putu_amandag. Perwakilan Desa Adat Nagi menanggapi keluhan warganet melalui akun @semetonnagi. Namun kini warga yang berprofesi sebagai petani, jalan tol sudah jalan swadaya menurut @semetonnagi.

“Jadi jalan yang kami gunakan untuk peta penggunaan jalan adalah jalan pribadi (swadaya) yang dimiliki dan bersertifikat Desa Adat Nagi. Kami memiliki hak di sini tentang siapa yang boleh dan tidak boleh menggunakan jalan kami untuk membantu diri sendiri,” tulis sebuah akun. Dulu luas kami sekitar 30 hektar, sekarang hanya 15 hektar, lahannya sudah milik pengusaha,” lanjut Suyono. Menurut perangkat desa, siapa pun yang ingin menyeberang jalan sudah memiliki informasi di pembatas jalan. Hal ini ditulis setiap orang yang dapat lulus secara gratis. Selain itu, Anda harus membayar tiket. Baca Juga: BANJIR SUKOHARJO: Air Kali Solo Terus Naik, Warga Siapkan Evakuasi Warga yang tinggal di DAS baru menghadapi sejumlah kendala karena harus melewati beberapa desa.

“Saat Anda memasuki jalan, gerbang itu jelas dilabeli dengan informasi tentang nama-nama investor yang bisa melewati jalan itu. Investor, supplier dan driver yang mau ke villa yang tidak bekerjasama dengan Kampung Adat Nagi, kami kenakan tiket sekali jalan,” tulisnya. di media sosial? Kalau sekedar sharing tanpa informasi yang jelas, saran kami: HATI-HATI bisa jadi subyek artikel ITE. Daftar sekarang dan subscribe. Juga pakai nama kampung adat”, tulis akun @ semetonnagi. Baca juga: .

Source: headtopics.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button