Virginia memperjuangkan kampus bebas yang tidak bermoral - WisataHits
Yogyakarta

Virginia memperjuangkan kampus bebas yang tidak bermoral

mudah dan penuh percaya diri begitulah gambaran gadis bernama lengkap Virginia Ayu Sagita itu. Virginia, begitu dia disapa, dikenal di kalangan murid-muridnya tabah dan cukup galak.

Memang, diakui Virginia, perbedaan itu menjadi salah satu ciri khasnya dalam mengajar. Sebagai instruktur komunikasi, Virginia menerapkan prinsip-prinsip dalam kuliahnya yang diharapkan akan membuatnya merasa nyaman baik sebagai pengajar maupun sebagai mahasiswa.

Virginia memiliki keterbatasan yang perlu dipahami oleh mahasiswa dan fakultas. Menurut Virginia, salah satunya menyangkut proses pembelajaran. Baik dosen maupun mahasiswa memiliki hak yang melekat, namun perlu disadari bahwa mereka juga memiliki tanggung jawab yang melekat selama perkuliahan.

Selama ini Virginia membuka diri kepada mahasiswanya untuk berdiskusi tidak hanya materi kuliah, tapi apa saja yang membutuhkan bimbingan. Virginia berharap komunikasi yang baik dengan mahasiswa dapat memaksimalkan peran instruktur.

“Selama apa yang akan didiskusikan atau dikonsultasikan oleh mahasiswa dengan saya masih relevan, saya selalu welcome. Bahkan, diskusi dan konsultasi ini dapat membantu memecahkan masalah jika ada. Harapannya kewarasan kita terjaga dengan baik,” kata Virginia.

Mengenai kesehatan mental dalam kehidupan kampus, Virginia secara aktif terlibat dalam gugus tugas yang menangani masalah-masalah ini serta kasus-kasus yang terkait dengan kesopanan.

Menurutnya, keberadaan satgas sangat dibutuhkan di setiap kampus. Ini merupakan langkah konkrit yang diambil pihak kampus untuk mencegah dan mengatasi masalah asusila dan kesehatan jiwa.

Ia juga mengimbau seluruh elemen kampus untuk peduli terhadap masalah kesehatan jiwa dan perbuatan yang dianggap asusila di lingkungan kampus.

“Kebetulan saya terlibat aktif di gugus tugas sebagai konsultan. Selain menangani kasus-kasus kesusilaan, saya sudah berusaha mencegah dan memberi wadah bagi warga kampus untuk saling menghormati satu sama lain,” kata Virginia.

Menurut Virginia, kehidupan kampus sebagai tempat belajar bisa menyenangkan ketika semua elemen kampus mengakui dan peduli bahwa hak-hak dibatasi oleh kewajiban, begitu pula sebaliknya, ketika Anda telah memenuhi kewajiban Anda, Anda dapat memperoleh hak berdasarkan peraturan kampus.

Virginia mendorong seluruh elemen kampus untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang dapat memicu tindakan asusila atau yang terkait dengan masalah kesehatan mental yang dihadapi warga kampus.

“Kita bisa mulai dengan saling menghormati. Mengetahui batasan dan peduli terhadap dua hal tersebut serta ikut serta dalam mengkampanyekan hal-hal yang positif,” ujar Virginia.

Apakah Anda ingin melakukan perjalanan ke Indonesia Timur
Lahir pada 12 September 1991 di Surabaya, Dara ini selalu merencanakan perjalanan ke luar kota. Di luar pulau Jawa, tujuan trip adalah Virginia. Menikmati pesona alam, perpaduan budaya, tradisi, dan kuliner di satu kawasan adalah cara Virginia mengusir kebosanan.

Beberapa destinasi wisata yang belum ia kunjungi dan memikat hatinya adalah Raja Ampat. Dalam waktu dekat, Virginia ingin mengunjungi berbagai tempat di Indonesia timur.

“Banyak tempat di Indonesia yang menunggu untuk kita kunjungi. Selalu ada tempat yang menarik hati saya dan ada di daftar perjalanan saya. Menikmati keindahan alam Indonesia adalah cara saya bersyukur,” kata Virginia.

Ia mengaku beruntung karena mendapat kesempatan untuk bekerja sekaligus berwisata dalam beberapa kesempatan. Tentu saja ini tidak gratis. Belum lama ini ia mendapat hibah penelitian ke Labuan Bajo dan Bali.

“Bagaimana tidak senang, melakukan penelitian dan berlibur pada waktu yang sama. Saya sangat bersyukur karena saya bisa mendapatkan kesempatan yang mungkin tidak semua orang dapatkan. Kalau dapat kerja juga bisa liburan,” candanya. (hakim)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button