View Kota Cirebon, kota terkecil di Jawa Barat Page semua - WisataHits
Jawa Barat

View Kota Cirebon, kota terkecil di Jawa Barat Page semua

KOMPAS.com – Kota Cirebon merupakan wilayah administratif di Jalur Pantura, tepatnya di Provinsi Jawa Barat.

Julukan untuk kota Cirebon yang terkenal adalah “Kota Wali” dan “Kota Udang”.

Baca Juga: Kisah Terasi di Indonesia Jadi Mesin Ekonomi Kota Cirebon

Letak Kota Cirebon sangat strategis karena berada di salah satu jaringan jalan nasional yang menghubungkan dua pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Merak Cilegon dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Kota Cirebon juga menjadi hub pergerakan transportasi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Makan Semangkuk Empal Gentong Legendaris di Kota Cirebon

Tak banyak yang tahu bahwa Kota Cirebon juga menyandang predikat kota terkecil di Jawa Barat karena wilayahnya yang luas.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata di Cirebon dan Kuningan, Ada Telaga Undian

Anda juga bisa melihat profil Kota Cirebon disini.

Sejarah Kota Cirebon

Situs resmi Pemerintah Kota Cirebon melaporkan bahwa kisah asal usul kota ini tercatat dalam Naskah Purwaka Caruban Nagari.

Menurut naskah tersebut, pada abad XIV, di pesisir Laut Jawa, terdapat sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati.

Banyak kapal asing datang untuk berdagang dengan penduduk setempat di desa nelayan, dan ada juga kegiatan menyebarkan Islam

Pengelola pelabuhan tersebut adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang diangkat oleh penguasa kerajaan Galuh (Padjadjaran).

Seiring berkembangnya pelabuhan ini, Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan pemukimannya ke pemukiman baru di Lemahwungkuk dan mendekati dasar bukit menuju kerajaan Galuh.

Sebagai kepala pemukiman baru diangkat Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.

Dalam perkembangan selanjutnya Pangeran Wajuangsang putra Prabu Siliwangi diangkat menjadi Adipati Cirebon bergelar Cakrabumi.

Pangeran Wauntungsang kemudian mendirikan Kerajaan Cirebon, namun pemerintahannya dimulai dengan tidak membayar upeti kepada Raja Galuh.

Hal ini mendorong Raja Galuh mengirimkan pasukan ke Cirebon untuk menaklukkan Pangeran Wauntungsang, namun ternyata Adipati Cirebon menang.

Dengan demikian kerajaan baru di Cirebon resmi berdiri dengan rajanya bergelar Cakrabuana.

Berdirinya kerajaan Cirebon menandai dimulainya kerajaan Islam dengan pelabuhan Muara Jati yang kegiatannya meluas hingga ke Asia Tenggara.

Kerajaan Cirebon atau Kesultanan Cirebon berdiri pada abad 15 sampai 16 Masehi.

Menurut Sulendraningrat, berdasarkan naskah Babad Tanah Sunda dan Atja dalam kitab Carita Purwaka Caruban Nagari, Cirebon awalnya hanyalah sebuah dusun kecil yang didirikan oleh Ki Gedeng Tapa.

Namun lama kelamaan kawasan tersebut berkembang menjadi perkampungan yang ramai dan diberi nama Caruban yang artinya campur dalam bahasa sunda.

Disebut Caruban karena adanya percampuran para pendatang dari berbagai suku, agama, bahasa, adat, latar belakang dan mata pencaharian.

Karena sebagian besar pekerjaan masyarakat adalah nelayan, maka kegiatan penangkapan ikan dan rebon (udang kecil) berkembang di sepanjang pantai sebagai bahan baku pembuatan terasi.

Air yang digunakan untuk membuat terasi itulah yang memberinya nama “Cirebon”, yang terdiri dari cai (air) dan rebon (udang rebon).

Geografi kota Cirebon

Secara astronomis, Kota Cirebon terletak pada koordinat 108°33′ BT – 6°41′ LS di pesisir utara pulau Jawa.

Secara geografis, Kota Cirebon dibatasi oleh Sungai Kedung Pane di sebelah utara, Sungai Banjir Channel di sebelah barat, Sungai Kalijaga di sebelah selatan, dan Laut Jawa di sebelah timur.

Sebagai kota terkecil di provinsi Jawa Barat, Kota Cirebon memiliki luas wilayah 37,36 km² yang secara administratif terdiri dari 5 kecamatan.

Peta Cirebon.Screenshot Google Map Peta Kota Cirebon.

Demografi Kota Cirebon

Menurut Sensus Penduduk Tahun 2020 (SP2020) BPS, jumlah penduduk Kota Cirebon mencapai 333.303 jiwa.

Selain itu, kepadatan penduduk di Cirebon mencapai 8.534,68 jiwa per kilometer persegi.

Pada tahun 2021, total tenaga kerja di Kota Cirebon sebanyak 155.798 orang menurut data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Agustus.

Dari angkatan kerja, 139.397 adalah pekerja dan 16.401 menganggur secara terbuka.

Pemerintah Kota Cirebon

Sejak awal kemerdekaan Kota Cirebon telah memiliki kepala pemerintahan setingkat walikota yaitu :

  1. (Anggota Kota) Prinata Koesoema (1949-1950)
  2. (Anggota Kota) Moestafa Soerjadi (1950-1954)
  3. Hardian Kartaatmadja (1954-1957)
  4. Prawira Amidjaja (1957-1959)
  5. Moh.Safei (1959-1960)
  6. RSA. Prabowo (1960-1965)
  7. R. Sukardi (1965-1966)
  8. Tatang Suwardi (1966-1974)
  9. H.Aboeng Koesman (1974-1981)
  10. dr H.Ahmad Endang (1981-1983)
  11. dr Dekade Moh (1983-1988)
  12. dr H. Kumaedhi Syafrudin (1988-1993)
  13. dr H. Kumaedhi Syafrudin (1993-1998)
  14. dr H. Lasmana Suriaatmadja (1998-2003)
  15. Subardi, S.Pd. (2003-2013)
  16. dr H.Ano Sutrisno, MM (2013-2015)
  17. dr H. Nasrudin Azis, SH (2015-2018)
  18. (Wakil) dr. H. Dedi Taufik Kurohman M.Si (16 April 2018 – 12 Desember 2018)
  19. dr H. Nasrudin Azis SH (12 Desember 2018 – petahana)

Potensi Kota Cirebon

Kota Cirebon memiliki beberapa potensi yaitu menjadi kota pelabuhan, kota niaga, kota industri (kecil) serta kota pariwisata dan budaya.

Dari potensi wisata tersebut terdapat berbagai destinasi seperti Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, Keraton Kanoman, Situs Kalijaga, Kawasan Pecinan dan masih banyak lagi.

Kemudian, dalam konteks eksternal, keberadaan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat diharapkan juga memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan Kota Cirebon.

Sumber:
cirebonkota.bps.go.id
cirebonkota.go.id
erkotaan.bpiw.pu.go.id
kompaspedia.kompas.id

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button