Upaya pengembangan destinasi wisata berbasis sapi Madura kelas dunia terus digencarkan
JATITIMES – Upaya pengembangan destinasi wisata kelas dunia berbasis sapi Madura terus dimajukan melalui Program Studi (Prodi) Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Salah satu daerah di Madura yang memiliki prospek pembentukan wisata sapi Madura unggulan adalah Kabupaten Pamekasan yaitu di daerah Pasean, Pakong, Batumarmar dan Waru (PAPABARU).
Baca Juga: Lakukan Transformasi Birokrasi, Pemkot Kediri Sosialisasikan ASN Award 2022
Ada beberapa potensi unggulan di kawasan PAPABARU diantaranya populasi sapi sebanyak 3.495 ekor. Kemudian populasi sapi Sonok relatif besar, sekitar 350 ekor, untuk menjamin kelestarian plasma nutfah.
Sementara itu, Andre K. Sunyigono, peneliti Universitas Agribisnis Trunojoyo Madura mengatakan, wisata premium berbasis sapi Madura ini dilakukan dalam rangka menambah nilai tambah sapi Madura, agar tidak hanya menjadi pangan.
Namun menurutnya jika nantinya wisata premium berbasis sapi Madura diwujudkan, bisa berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
“Selama ini usaha pembibitan sapi Sonok tidak menguntungkan karena margin keuntungannya rendah, turnover ratenya lama, risiko usahanya tinggi dan tidak efisien. Potensi budidaya sapi Sonok masih belum menjadi tujuan utama dan terpenting,” ujarnya saat talkshow pengembangan wisata sapi Madura kelas dunia di Hotel Front One, (10/11/2022).
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Pamekasan Fattah Jasin menyambut baik rencana pengembangan wisata sapi madura di daerahnya, yang sejalan dengan dukungan politik pengembangan wisata sapi madura premium, sebagaimana tertuang dalam angka 15//Kpts/ BU tertentu. 020/2017 untuk menetapkan Kabupaten Pamekasan sebagai daerah asal breed sapi Madura.
Baca Juga: Manfaat Sudah Terasa, BPJS Ketenagakerjaan Lindungi Tenaga Kerja di Pasar Tradisional
Selain itu, Surat Penetapan Kawasan No. 3755/KPts/HK.040/11/2010 menyatakan bahwa keberadaan sapi Sonok merupakan kekayaan plasma nutfah Indonesia yang diakui secara internasional.
“Siap atau tidak, kita perlu melihat minat dan potensi masyarakat. Dalam hal pendidikan, itu sangat bagus. Harus disesuaikan dengan kepentingan banyak orang dan dikemas dengan sebaik mungkin,” tutup Fattah Jasin.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pamekasan, tokoh desa, dan mahasiswa turut serta dalam diskusi pengembangan wisata sapi Madura kelas satu.
Source: news.google.com