Upacara pergantian dwaja dimeriahkan dengan atraksi budaya - WisataHits
Yogyakarta

Upacara pergantian dwaja dimeriahkan dengan atraksi budaya

Harianjogja.com, JOGJA – Warga memenuhi kawasan Alun-Alun Sewandan kompleks candi Pakualaman untuk melihat hiburan warga Upacara Pertukaran Atraksi Wisata Budaya Dwaja, Sabtu (27/8/2022). Kegiatan yang didukung oleh Dinas Pariwisata DIY ini berlangsung meriah dan menarik minat wisatawan.

Pengelola Destinasi Pariwisata Biro Pariwisata DIY, Kurniawan menjelaskan, selama masa pandemi Covid-19, terutama saat DIY berada di Level 4 atau Level 3 PPKM, atraksi budaya telah dioperasikan dengan pembatasan karena penyesuaian protokol kesehatan.

Saat ini DIY berada pada PPKM Level 1, artinya atraksi budaya diperbolehkan 100% di destinasi wisata namun tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Atraksi budaya di destinasi wisata sekarang sering diadakan karena do-it-yourself sudah level 1 jadi bisa 100 persen, tetapi dengan catatan protokol kesehatan tetap berjalan berarti normalisasi. Semua mulai bangkit dan pulih, meski perlahan. Tahun 2022, semester II hampir semuanya normal,” katanya, Sabtu (28 Agustus 2022).

Salah satu atraksi budaya yang berlangsung pada Sabtu (27/8/2022) adalah upacara pergantian prajurit penjaga Kadipaten Pura Pakualaman. Upacara ini berlangsung setiap hari Sabtu Kliwon atau setiap 35 hari sekali.

BACA JUGA: Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Kamardikan di Kraton

Sabtu Kliwon dipilih karena hari ini merupakan hari lahir atau weton KGPAA Sri Paduka Paku Alam X. Pada masa Pandemi Level 4, upacara pergantian Dwaja ini dilaksanakan secara offline, hanya dihadiri oleh personel Brigada, dan tidak ada atraksi budaya. Namun, Sabtu (27/8/2022), selain upacara, berbagai atraksi budaya juga turut dihadirkan untuk menarik wisatawan datang ke tempat tersebut.

“Ini dikemas sebagai atraksi budaya untuk menarik perhatian masyarakat atau wisatawan. Agar Dwaja ini menjadi event wisata yang bisa memiliki daya tarik yang dulu hampir dua tahun tidak terlihat, kini bisa disaksikan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Atraksi budaya pendukung terdiri dari kesenian tradisional Turonggo Muda Cindelaras Sleman dan Sanggar Tari Pramudita Sleman. Atraksi ini akan diberi panggung khusus di Lapangan Sewandanan di depan Pura Pakualaman. Sementara itu, di pintu gerbang kompleks candi Pakualaman diadakan upacara Ganti Dwaja yang dihadiri oleh Bregada Lombok Abang dan Bregada Plangkir.

“Semoga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena di sela-sela kegiatan tersebut ada orang-orang dari UMKM yang juga berjualan. Ini menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat, terutama wisatawan lokal dan mancanegara,” katanya.

Upacara Ganti Dwaja merupakan momen yang langka dan tidak bisa ditemukan di daerah lain karena hanya ada di kompleks candi Pakualaman. Sehingga ini sekaligus menjadi ajang budaya dan menawarkan daya tarik sektor pariwisata. Hal ini sesuai dengan bibit pariwisata DIY yang dimulai dari atraksi budaya dengan keanekaragamannya.

Keunikan lain dari Pergantian Prajurit Kadipaten Pakualaman adalah memiliki ciri khas. Bregada Lombok Abang adalah prajurit pengawal raja dan Bregada Plangkir bertanggung jawab menjaga keamanan kerajaan dengan membawa senapan.

BACA JUGA: Dukung Penyampaian Axis of Philosophy, Puluhan Wanita Berjenggot dan Fashion Show Berkebaya di Malioboro

Ia mengatakan, upacara adat seperti ini kerap menarik minat wisatawan mancanegara karena mereka memiliki pengalaman tersendiri saat datang ke tempat tersebut. Seperti yang Anda lihat, upacara tradisional memiliki daya tarik.

“Ini unik karena kedua prajurit memiliki karakteristik masing-masing. Ini jelas tentara di Pura Pakualaman,” katanya.

Ndari Susanti, Direktur Pengelola Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata DIY menambahkan, Dinas Pariwisata DIY mendukung penggantian Dwaja Kadipaten Pakualaman dengan menambah rangkaian tempat wisata di Sewandanan Square sejak tahun 2015.

Mulai dari Jatilan dan berbagai jenis tarian lainnya, banyak sekali yang datang. Upacara tersebut ditunggu-tunggu oleh masyarakat hanya untuk menonton dan mengabadikan dengan ponsel mereka. Pasalnya, upacara ini merupakan satu-satunya atraksi pergantian penjaga di Indonesia.

“Untuk menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat, maka acara ini sangat dinantikan oleh masyarakat untuk datang dan menyaksikannya,” ujarnya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button