Untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global, pemerintah perlu menetapkan fokus kebijakan - WisataHits
Jawa Timur

Untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global, pemerintah perlu menetapkan fokus kebijakan

Pemerintah tetap berkomitmen untuk mempercepat pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi Indonesia sebagai produsen halal terkemuka dunia.

Berbekal potensi bonus demografi dan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia sangat berpeluang menjadi pasar terbesar produk halal global.

“Indonesia sebagai rumah bagi komunitas Muslim terbesar dengan populasi tahun 2020 sebesar 229,6 juta memiliki pengeluaran tahun 2020 untuk produk dan layanan Halal sebesar US$184 miliar. Diperkirakan mereka akan mencapai $281,6 miliar pada tahun 2025. Jadi ini pasar yang besar,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesian Halal Industry Awards (IHYA) 2022 di Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Ditanggapi Yusuf Wibisono, Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), pemerintah perlu menetapkan fokus pengembangan industri halal di Indonesia.

Karena banyak sektor untuk mengembangkan peluang dari industri halal organik.

Ada 1,8 miliar orang di dunia yang mengikuti Islam. Sekitar 90 persen dari 270 juta penduduk Indonesia kini beragama Islam.

“Pasar yang besar bukan hanya pasar domestik, tapi juga pasar global. Kalau kita serius menggarap potensi pasar kita, kita bisa menjadi pemain besar dalam skala global,” ujarnya di Jakarta, Senin (12/12/2022).

Umat ​​Islam membutuhkan produk atau jasa syariah mulai dari makanan dan minuman, pakaian, kosmetik dan obat-obatan hingga wisata halal.

Sejumlah negara lain juga mulai merambah potensi halal, seperti Korea Selatan dan Jepang yang menawarkan wisata halal, Malaysia dengan perbankan syariah, dan China yang memproduksi busana muslim.

“Langkah pertama yang baik adalah menentukan apa yang harus difokuskan? Karena pasar halal besar, maka perlu fokus. Untuk menjadi pemain terbaik dunia, Anda harus menetapkan fokus terlebih dahulu. Kalau semua diambil, tingkat keberhasilannya rendah, ”jelasnya.

Yusuf melanjutkan, yang saat ini sedang dipercepat adalah wisata halal yang juga perlu distandarisasi merek Kebenaran Tentang Wisata Halal.

Selain itu, wisata halal berkomitmen untuk membuat konsumen merasa nyaman, makanan halal dan tempat ibadah nyaman.

“Kalau mau melihat potensi pasar dalam negeri, tentu makanan Halal. Untuk pasar dalam negeri dan luar wisata halal, karena destinasi wisata kita sangat lengkap, wisata alam yang indah, budaya yang unik, wisata kuliner yang sangat beragam, wisata laut, sangat eksotis. Turis muslim sangat mudah terpikat pada wisata halal,” imbuhnya.

Kemudian, selain masalah sertifikasi, industri halal juga harus diikuti dengan pengembangan ekosistem halal. Misalnya, bagaimana sebuah hotel tidak hanya memiliki sertifikasi Halal, tetapi juga menyiapkan stafnya untuk ekosistem Halal?

Dadan Nugraha, Direktur Pendayagunaan Riset dan Inovasi Kementerian/Lembaga, Pemkot, UMKM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan Indonesia memiliki peluang dan potensi besar untuk membuat perbedaan di dunia menjadi industri halal yang sukses.

Dadan mengatakan Indonesia memiliki modal yang cukup besar di industri Biodiversity and Natural Resource Wealth (SDA). Hal ini memberikan dukungan kuat bagi industri halal dalam penyediaan bahan baku.

“Setidaknya Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah sebagai bahan baku produk halal, baik makanan, obat-obatan, kosmetik dan bidang lainnya,” ujarnya.

Meskipun demikian, potensi dan peluang Indonesia dalam industri halal harus menghadapi tantangan untuk menjadi pemain utama dunia.

“Tantangannya adalah bagaimana kita mengekstrak sumber daya alam ini nilai tambah‘ dia menekankan.

Oleh karena itu, Dadan menyarankan agar pemerintah mendorong inovasi dan riset di industri halal. Kemudian pemerintah juga harus mendorong penguatan ekosistem industri halal dan membuat regulasi yang berpihak pada industri halal.

“Penelitian dan teknologi dapat berperan di sini. Pemanfaatan hasil riset dan inovasi pada UMKM dan industri produk halal menjadi salah satu penentunya. Selain itu, dukungan regulasi untuk memperkuat ekosistem industri halal juga penting,” ujarnya. (singkirkan/ipg)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button